10 Momen Viral Olimpiade 2020: Fair Play Ahsan hingga Ganti Raket Greysia Polii

6 Agustus 2021 16:32 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Olimpiade 2020 Tokyo. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Olimpiade 2020 Tokyo. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Olimpiade 2020 akan segera berakhir dengan ditandai upacara penutupan pada Minggu (8/8) mendatang. Banyak momen viral dan menarik yang telah terjadi sepanjang turnamen olahraga sedunia di Tokyo, Jepang, yang dijadwalkan berlangsung selama 23 Juli-8 Agustus 2021 ini.
ADVERTISEMENT
Olimpiade sejatinya adalah ajang bagi atlet-atlet mancanegara bersaing meraih prestasi. Medali emas menjadi target utama, tetapi merengkuh perak atau perunggu pun sudah membanggakan.
Di tengah ketatnya persaingan, terselip momen-momen menarik. Momen ini kemudian menjadi viral. Ada yang menjadi sejarah, ada pula yang kontroversial.
Berikut kumparan sajikan 10 momen viral sepanjang perjalanan Olimpiade 2020. Silakan disimak.

1) Mohammad Ahsan Koreksi Salah Skor saat Lawan Malaysia

Ahsan/Hendra bertemu wakil Malaysia di perebutan medali perunggu Olimpiade 2020. Foto: Reuters/Leonhard Foeger
Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan melawan Aaron Chia/Soh Wooi Yik asal Malaysia pada laga babak grup bulu tangkis ganda putra Olimpiade 2020 pada 26 Juli 2021. Ahsan menunjukkan karakternya sebagai atlet yang menjunjung fair play.
Saat gim pertama, ada momen atlet 33 tahun itu mengoreksi kesalahan yang dilakukan umpire serta tak disadari pasangan Malaysia. Ia mengingatkan tentang angka di papan skor yang tak sebagaimana mestinya di gim pertama.
ADVERTISEMENT
Setelah memberi tahu hal tersebut, umpire kemudian segera membetulkan papan skor, dari awalnya 9-5 menjadi 9-6, masih untuk keunggulan Indonesia. Hingga akhir, pasangan Indonesia menang dua gim langsung dengan skor 21-16 dan 21-19.

2) Dua Atlet Lompat Tinggi Berbagi Medali Emas

Atlet Qatar Mutaz Essa Barshim di Olimpiade Tokyo 2020. Foto: Cameron Spencer/REUTERS
Atlet Italia, Gianmarco Tamberi; dan atlet Qatar, Mutaz Essa Barshim; berbagi medali emas di cabang olahraga atletik kategori lompat tinggi putra. Ini karena keduanya mencatatkan hasil lompatan yang sama.
Keduanya dan Maksim Nedasekau asal Belarus sama-sama berhasil melompati palang setinggi 2,37 meter. Namun, Nedasekau harus puas mendapat medali perunggu karena beberapa kali gagal dalam percobaan sebelumnya.
Atlet Italia Gianmarco Tamberi di Olimpiade Tokyo 2020. Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Tamberi dan Barshim terus bersaing karena sama sekali belum gagal dalam percobaan. Untuk menentukan peraih medali emas, palang dinaikkan menjadi 2,39 meter, sama dengan rekor Olimpiade terkini. Namun, keduanya gagal melompatinya.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, ofisial Olimpiade datang menawarkan solusi. Dia mengatakan bahwa Tamberi dan Barshim bisa melakukan adu lompat tinggi untuk menentukan siapa yang berhak meraih medali emas. Namun akhirnya, disepakati saja bahwa keduanya meraih emas.

3) Lianne Tan Bicara Bahasa Indonesia saat Tanding

Lianne Tan dari Belgia beraksi saat melawan Gregoria Mariska Tunjung dari Indonesia pada Babak Grup Olimpiade Tokyo 2020, Rabu (28/7/2021). Foto: Leonhard Foeger/REUTERS
Momen menarik terjadi pada partai tunggal putri bulu tangkis Olimpiade 2020 antara Gregoria Mariska Tunjung melawan Lianne Tan asal Belgia. Lawan dari tunggal putri andalan RI itu kedapatan mengobrol dengan pelatihnya menggunakan Bahasa Indonesia.
Gregoria dan Tan bertanding dalam partai terakhir Grup M di Musashino Forest Sports Plaza, Tokyo, Jepang, pada 28 Juli 2021. Gregoria menang dua gim langsung atas atlet keturunan Indonesia itu dengan skor 21–11 dan 21–17.
ADVERTISEMENT
Kemenangan Gregoria jelas disambut baik oleh publik Indonesia. Akan tetapi, Tan juga menjadi viral karena dirinya terdengar berbicara memakai Bahasa Indonesia dengan pelatihnya saat interval dan pergantian gim.
"Mainnya udah bener", "kalau dari depan...", "kalau kasih ke tengah dia cuma bisa...", "misalkan kalau dia kasih dari lurus, kamu jadinya ke tengah, jangan kasih lurus, lurus masuk langkahnya dia".

4) Skater 12 Tahun Jadi Atlet Termuda Peraih Medali Olimpiade

Peraih medali perak Kokona Hiraki dari Jepang berpose di podium. Foto: Loic venance / AFP
Skater asal Jepang, Kokona Hiraki, sukses mengamankan medali perak pada Olimpiade 2020. Gadis berusia 12 tahun itu tercatat sebagai atlet termuda peraih medali Olimpiade.
Sebelumnya, rekor tersebut dipegang oleh atlet Denmark, Inge Sorenson. Saat itu, Sorenson berhasil meraih medali perunggu untuk nomor 200 meter gaya dada di Olimpiade Berlin 1936.
ADVERTISEMENT
Hiraki turun di babak final nomor Women's Park pada Rabu (4/8). Dalam tiga kali percobaan, dia mendapatkan nilai terbaik sebesar 59,04 poin. Itu dia dapat pada percobaan kedua.
Medali emas diraih rekan senegara Hiraki, Sakura Yosozumi, dengan 60,09 poin. Sementara skater asal Inggris, Sky Brown, harus puas di urutan ketiga dengan 56,47 poin dan mendapat perunggu.

5) Atlet Angkat Besi China Angkat Satu Kaki

Li Fabin gunakan satu kaki saat angkat beban 166 kg. Foto: Getty Images
Lifter China, Li Fabin, meraih medali emas cabang olahraga angkat besi di Olimpiade 2020. Bertanding di nomor 61 kg putra, Li mengungguli Eko Yuli yang mendapatkan perak.
Ada momen unik saat Li melakukan angkatan clean and jerk di percobaan pertama. Dalam angkatan seberat 166 kg, Li berhasil mengangkat beban itu sambil mengangkat satu kakinya. Aksi itu dikenal sebagai 'Gerakan Flamingo'.
ADVERTISEMENT
"Ini pertama kali saya mencoba gerakan seperti itu. Saya memiliki kuda-kuda dan otot yang sangat kuat. Saya tahu gerakan ini disukai oleh penonton," ucap Li, dilansir The Guardian.
"Namun, saya tidak menyarankan untuk orang lain melakukan gerakan yang sama. Itu bisa memicu cedera," tambahnya.

6) Kevin Cordon Tembus Semifinal Olimpiade 2020

Kevin Cordon atlet bulutangkis asal Guatemala. Foto: Reuters/Leonhard Foeger
Kevin Cordon adalah pebulu tangkis Guatemala yang membuat kejutan dalam Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang. Dia sukses menjejak babak semifinal tunggal putra, pebulu tangkis Amerika Tengah pertama yang berhasil melakukannya dalam sejarah Olimpiade.
Akhir ceritanya, Cordon gagal meraih medali. Sebab, ia dikalahkan Anthony Ginting pada partai perebutan perunggu. Meski demikian, ini menjadi sejarah tersendiri baginya, untuk negaranya, dan publik serta federasi bulu tangkis Pan America.
ADVERTISEMENT

7) Greysia/Apriyani Sabet Medali Emas Olimpiade 2020

Ganda Putri Indonesia Greysia Pollii (kiri) dan Apriyani Rahayu mencium medali emas yang berhasil mereka raih untuk nomor bulutangkis ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Senin (2/8). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
Greysia Polii/Apriyani Rahayu sukses merebut medali emas cabang olahraga bulu tangkis ganda putri Olimpiade 2020, Senin (2/8) lalu. Mereka mengandaskan wakil China, Chen Qingchen/Jia Yifan, pada partai final yang berlangsung di Musashino Forest Plaza, Tokyo, Jepang.
Greysia/Apriyani menang dua gim langsung dengan skor 21-19 dan 21-15. Kemenangan ini juga mencatatkan rekor baru untuk bulu tangkis Indonesia. Greysia/Apriyani menjadi ganda putri Indonesia pertama yang berhasil merebut medali emas di Olimpiade.

8) Greysia Polii Ganti Raket

ADVERTISEMENT
Greysia Polii memukau banyak orang saat melakukan aksi ganti raket di tengah partai final ganda putri bulu tangkis Olimpiade 2020, Senin (2/8) lalu. Momen tersebut terjadi menjelang akhir gim kedua, saat ia dan Apriyani sedang unggul 18-10.
ADVERTISEMENT
Masalah raket Greysia terjadi saat reli panjang. Ia berlari keluar meninggalkan lapangan untuk mengganti raketnya yang tampak mengalami putus senar saat mengembalikan shuttlecock kiriman Chen.
Setelah kembali dengan raket baru, Greysia kembali bermain apik dalam bertahan. Ia bisa mengembalikan serangan-serangan wakil China. Reli panjang itu ditutup dengan skor untuk Greysia/Apriyani, menjadi 19-10, usai Chen gagal mengembalikan shuttlecock.

9) Geliat San Marino & Bermuda

Penembak dari San Marino, Alessandra Perilli meraih medali perunggu di Olimpiade Tokyo 2020. Foto: Ann Wang/REUTERS
San Marino memecahkan rekor baru di Olimpiade 2020. Atlet dari negara berpenduduk 34 ribu jiwa itu, Alessandra Perilli, sukses meraih medali. Ia mendapat perunggu dalam cabang menembak kategori trap putri pada 29 Juli 2021.
San Marino merupakan negara kecil Eropa yang terkurung oleh daratan Italia. Memiliki luas wilayah sebesar 61,2 kilometer persegi menjadikannya sebagai negara terkecil kelima di dunia, setelah Vatikan, Monako, Nauru, dan Tuvalu.
ADVERTISEMENT
Pencapaian Perilli ini sukses menggeser Bermuda sebagai negara terkecil yang mendapat medali Olimpiade. Pada 27 Juli llau, negara kepulauan yang terletak di Samudra Atlantik itu meraih medali emas pertamanya usai atlet Flora Duffy menjuarai lomba triathlon.

10) Pesenam Jerman Lawan Seksualisasi

Pauline Schaefer-Betz dari Jerman, melakukan latihan lantai rutinnya selama kualifikasi senam artistik putri di Olimpiade Tokyo 2020, Minggu (25/7). Foto: Gregory Banteng/AP Photo
Tim senam wanita Jerman memakai kostum seragam yang lebih tertutup saat tampil di babak kualifikasi pada 25 Juli lalu. Ini mereka lakukan demi melawan seksualisasi.
"Saat melakukan split dan melompat, terkadang leotard tidak menutupi semuanya. Terkadang seragam bisa selip dan karena itu kami menemukan leotard baru agar semua orang merasa aman saat kompetisi dan latihan," ucap Sarah Voss, pesenam 21 tahun asal Jerman, dikutip dari BBC.
"Setiap kali Anda merasa tidak aman, itu akan mengganggu saat tampil. Saya pikir merasa aman dan tak perlu memikirkan apa yang orang lain bisa atau tidak bisa lihat sangat melegakan."
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Associated Press, tim senam wanita Jerman sudah menggunakan seragam yang lebih tertutup sebelum Olimpiade 2020. Mereka pertama kali memakainya di European Artistic Gymnastics Championships pada April 2021.
***