12 Tim Bersaing di Turnamen Slow Pitch di Jakarta

29 Juli 2023 15:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Momen berlangsungnya pertandingan After Hour South East Asia Tournament di Baseball Field GBK, Jumat (28/7/2023). Foto: Dok. After Hour
zoom-in-whitePerbesar
Momen berlangsungnya pertandingan After Hour South East Asia Tournament di Baseball Field GBK, Jumat (28/7/2023). Foto: Dok. After Hour
ADVERTISEMENT
Sebuah kejuaraan olahraga Slow Pitch hadir di Indonesia. Event bertajuk After Hour South East Asia Tournament ini berlangsung pada 28 - 30 Juli 2023 di Stadion Baseball GBK, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Slow pitch sendiri merupakan cabang rekreasional dari olahraga baseball dan softball. Aturan dan perolehan poin ketiga olahraga ini mirip-mirip. Perbedaannya terletak pada cara melempar bola. Dalam slow pitch bola dilempar dengan cara yang pelan.
Momen berlangsungnya pertandingan Hour South East Asia Tournament di Baseball Field GBK, Jumat (28/7/2023). Foto: Dok. After Hour
“Olahraga ini rata-rata dimainkan oleh mantan-mantan atlet sampai sebenarnya newbie pun bisa memainkan ini karena dia lebih friendly lah lebih mudah,” terang Direktur After Hour South East Asia Tournament 2023, Ali Pasha, Jumat (28/7).
Pasha menyebut, kompetisi ini diikuti oleh 12 tim, dua di antaranya berasal luar negeri.
Mereka adalah After Hour (Jakarta), Gorgeous (Bandung), Wild Gecko (Jakarta), PARTHA (Jogja), Rubberducks (Jakarta), Fielders (Jakarta), Doberman (Bandung), Bumi Asri (Bandung), Lorenz (Banten) dan Los Animales (Jakarta).
Sedangkan tim mancanegara terdiri dari Guzzler International (Korea) dan Angry Dragons (Singapura).
Momen berlangsungnya pertandingan Hour South East Asia Tournament di Baseball Field GBK, Jumat (28/7/2023). Foto: Dok. After Hour
Pada turnamen ini total akan ada 36 pertandingan yang berlangsung. Setiap tim sedikitnya akan memainkan 6 game di mana setiap harinya rata-rata mereka memainkan 2-3 pertandingan.
ADVERTISEMENT
“Jadi kompetisi ini hadiahnya bukan dalam bentuk uang, hanya berbentuk piala bergilir dan piala tetap. Jadi ini adalah turnamen yang bisa kita bilang rutin dilakukan dan menjadi ajang reunian buat penggiat olahraga slow pitch khususnya di Asia Tenggara,” kata Ali Pasha.
Ali Pasha Joharman dan Odie Djamil. Foto: Ananta Erlangga/kumparan
Pasha mengungkap bahwa perkembangan olahraga slow pitch belakangan cukup populer di Indonesia. Pemicunya, kata dia, saat terjadi pandemi pada 2019 lalu yang membuat slow pitch mulai dikenal dan menjadi salah satu opsi olahraga yang bisa dilakukan.
“Memang perkembangannya sendiri saat ini pada saat pandemi itu tiba-tiba olahraga slow pitch ini jadi booming. Sampai saat ini mungkin komunitas slow pitch ada 20-30 an. Bahkan, perkembangan slow pitch di Indonesia intens dan cukup signifikan,” tandasnya.
ADVERTISEMENT