6 Fakta Piala Thomas: Merah Putih Tak Bisa Berkibar hingga Bocah Viral

18 Oktober 2021 15:45 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Indonesia merayakan gelar juara Piala Thomas usai mengalahkan China di partai final di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Minggu (17/10). Foto: Yohan Nonotte/Badmintonphoto/BWF
zoom-in-whitePerbesar
Tim Indonesia merayakan gelar juara Piala Thomas usai mengalahkan China di partai final di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Minggu (17/10). Foto: Yohan Nonotte/Badmintonphoto/BWF
ADVERTISEMENT
Piala Thomas 2020 telah usai, tim bulu tangkis Indonesia keluar sebagai juara. Sejak dibuka pada Sabtu (9/10) lalu, banyak momen-momen menarik tersaji di Ceres Arena, Aarhus, Denmark.
ADVERTISEMENT
Hal paling krusial adalah Sang Saka Merah Putih yang tak bisa berkibar saat tim Indonesia naik ke atas podium, mendapatkan medali, dan mengangkat trofi Piala Thomas.
Namun, ada juga beberapa momen menarik dan unik yang menghiasi gelaran dua tahun sekali tersebut. Apa saja? Berikut kumparan sajikan daftarnya.

Bendera Indonesia Tak Bisa Berkibar

Tim Indonesia merayakan gelar juara Piala Thomas usai mengalahkan China di partai final di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Minggu (17/10). Foto: Yohan Nonotte/Badmintonphoto/BWF
Tentu ini menjadi hal yang amat disayangkan oleh segenap masyarakat Indonesia. Suasana gembira dan prosesi yang seharusnya gegap gempita itu terasa hambar tanpa adanya Bendera Merah Putih yang berkibar.
Akar masalahnya adalah Indonesia yang dihukum oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA) pada Jumat (8/10) usai dianggap lalai karena ketidaksesuaian dalam melaksanakan pengujian yang efektif kepada setiap atlet yang merupakan ranah kerja Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI).
ADVERTISEMENT
Sebagai gantinya, Sang Saka Merah Putih harus diganti dengan logo Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Kemenpora dan LADI sudah seharusnya tanggap agar sanksi ini bisa segera dicabut dan bendera Indonesia bisa kembali berkibar.

Bocah Viral

Bocah viral Piala Thomas, Alejandro, semangat dukung Indonesia. Foto: https://www.instagram.com/bwf.official/
Seorang bocah bernama Alejandro turut meramaikan gelaran Piala Thomas 2020. Sosoknya bahkan viral karena seakan tak kenal lelah mendukung tim 'Merah Putih' yang tengah berjuang.
Alejandro mulai menjadi sorotan ketika Indonesia melawan Taiwan di partai terakhir Grup A Piala Thomas pada Rabu (13/10). Anak berusia 8 tahun itu sebenarnya bermukim di Jerman bersama adik, ayah, dan ibunya.
Namun, kehadiran Alejandro sekeluarga di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, tak lain memang sengaja mereka sempatkan demi menyaksikan perjuangan tim bulu tangkis Indonesia.
ADVERTISEMENT
"IN-DO-NE-SIAAAAA, IN-DO-NE-SIAAAAA, IN-DO-NE-SIAAAAA," kurang lebih seperti itu pekik suara Alejandro saat mendukung tim Indonesia.

Penantian 19 Tahun & Gelar ke-14 Bagi Indonesia

Tim Indonesia merayakan gelar juara Piala Thomas usai mengalahkan China di partai final di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Minggu (17/10). Foto: Claus Fisker/Ritzau Scanpix via REUTERS
Trofi Piala Thomas pulang kembali ke Tanah Air setelah melewati penantian 19 tahun lamanya. Terakhir kali Indonesia membawa pulang trofi tersebut pada edisi 2002. Saat itu, Hendrawan cs menjadi juara usai menaklukkan Malaysia dengan skor 3-2 dalam turnamen yang dihelat di Guangzhou, China.
Kini, Indonesia bisa menyapu bersih tiga laga di partai final melawan sang juara bertahan, China dengan kemenangan 3-0. Adalah tunggal pertama, Anthony Sinisuka Ginting, yang membuka keunggulan usai menaklukkan Lu Guang Zu lewat pertarungan tiga gim: 18-21, 21-14, dan 21-16.
Kemudian, dilanjut oleh Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang berhasil menang meyakinkan melawan He Ji Ting/Zhou Hao Dong via dua gim langsung dengan skor 21-12 dan 21-19.
ADVERTISEMENT
Terakhir, Jonatan Christie sukses mengunci kemenangan Indonesia usai menumbangkan Li Shi Feng dalam drama tiga gim dengan skor 21-14, 18-21, dan 21-14.
Kemenangan ini juga menjadi yang ke-14 bagi Indonesia sejak gelaran Piala Thomas pada 1949. Selain itu, Indonesia juga menjadi negara yang paling sering meraih juara, mengungguli China (10 kali) dan Malaysia (5 kali).

Kemenangan Ditentukan Lewat Tunggal Putra

Jonatan Christie dan Hendrawan. Foto: BWF dan AFP
Fakta menarik selanjutnya muncul dari keberhasilan Indonesia yang sama-sama ditentukan oleh tunggal putra. Jika pada edisi 2002 Hendrawan menjadi penentu kemenangan 3-2 atas Malaysia, kini Jonatan Christie yang memegang peran tersebut.
Namun, terdapat perbedaan situasi antara dua edisi tersebut. Jika mundur ke Piala Thomas 2002, pertandingan sedang ketat dengan skor 2-2. Dua tunggal putra 'Merah-Putih' saat itu, Marleve Mainaky dan Taufik Hidayat masing-masing harus kalah dari Wong Choong Hann dan Lee Tsuen Seng.
ADVERTISEMENT
Beruntung, ganda Candra Wijaya/Sigit Budiarto dan Halim Haryanto/Tri Kusharyanto mampu menaklukkan lawan-lawannya. Terakhir, Hendrawan keluar sebagai penentu kemenangan dengan mengalahkan Roslin Hashim dengan skor 8-7, 7-2, dan 7-1.
Sementara di edisi 2020 ini, Indonesia sudah unggul 2-0 berkat kemenangan Anthony Ginting dan ganda Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di dua partai pertama.

Jonatan Christie Jadi Pemain dengan Menit Bermain Terlama

Selebrasi tunggal putra Indonesia Jonatan Christie usai mengalahkan China pada pertandingan final Thomas Cup 2020 di Ceres Arena, Aarhus, Denmark. Foto: Yves Lacroix/Badmintonphoto/BWF
Selain menjadi penentu kemenangan Indonesia, Jonatan Christie atau yang akrab disapa Jojo itu juga menyandang status sebagai pemain dengan menit bermain terlama sepanjang gelaran Piala Thomas & Uber 2020.
Menurut catatan BWF, total durasi mainnya dari babak grup hingga final menyentuh 376 menit. Waktu terlama ia catat saat melakoni laga melawan wakil Denmark, Anders Antonsen di semifinal. Sementara catatan waktu tercepat dibuat saat melawan wakil Aljazair, Youcef Sabri Medel di Grup A.
ADVERTISEMENT
Menghadapi Anders Antonsen di semifinal membuat Jojo menghabiskan waktu hingga 100 menit. Pada akhirnya ia menumbangkan wakil Denmark tersebut lewat drama tiga gim dengan skor 25-23, 15-21, dan 21-16.
Sementara, Jojo hanya butuh waktu 22 menit untuk meraih kemenangan dua gim langsung dengan skor serupa 21-8 saat mengalahkan wakil Aljazair, Youcef Sabri Medel.

Muncul Pasangan Ganda Baru

Ganda putra Indonesia, Daniel Marthin merayakan gelar juara Piala Thomas 2020. Foto: Yohan Nonotte/Badmintonphoto/BWF
Daniel Marthin mendapat pengalaman berharga di Piala Thomas 2020. Pebulu tangkis 20 tahun itu merasakan turun main bersama dengan pemain senior, seperti Mohammad Ahsan dan Kevin Sanjaya.
Sejatinya, Daniel berduet dengan Leo Rolly Carnando. Namun, ada momen menarik yang terjadi di partai terakhir Grup A saat Daniel turun bersama Mohammad Ahsan untuk melawan ganda Taiwan, Lu Ching-yao/Yang Po-han.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Lahirnya pasangan Ahsan/Daniel ini juga terbilang unik. Kala itu, pelatih ganda putra RI, Herry Iman Pierngadi memberi Daniel kebebasan untuk memilih siapa yang akan mendampinginya. Opsinya ada Marcus Gideon, Hendra Setiawan, Ahsan, atau Leo. Saat itu Kevin Sanjaya sedang kurang fit.
Pilihan pun jatuh kepada Mohammad Ahsan. Namun, Ahsan/Daniel harus kalah dengan skor yang cukup ketat 20-22, 21-17, dan 21-23.
Sementara, ganda Indonesia kembali membuat gebrakan di partai final. Daniel dipilih oleh Kevin Sanjaya untuk menghadapi Liu Cheng/Wang Yi Lyu. Namun, keduanya tak bermain karena tim 'Merah Putih' sudah sukses menang 3-0.

Angklung & Gatot Kaca Jadi Pernak-pernik Suporter Indonesia

Hal yang tak kalah unik juga tersaji di bangku penonton. Selain bocah viral, ada juga angklung dan gatot kaca yang menjadi pernak-pernik suporter Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bahkan, para pendukung Indonesia sampai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada warga asing yang hadir di Ceres Arena, Aarhus, Denmark.
***
Ikuti survei kumparan Bola & Sport dan menangi e-voucher senilai total Rp 3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveibolasport.