Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Chou Tien Chen melahirkan sejarah di perhelatan Indonesia Open 2019. Sosok berusia 29 tahun tersebut menjadi tunggal putra Taiwan pertama dalam sejarah yang bisa menyabet gelar juara di Indonesia Open.
ADVERTISEMENT
Chou menjadi kampiun usai mengalahkan tunggal putra asal Denmark, Anders Antonsen, pada babak final yang terhelat di Istora, Minggu (21/7/2019) malam WIB. Chou menuntaskan laga tiga gim, 21-18, 24-26, dan 21-15, pada sebuah pertandingan yang menegangkan --dan juga melelahkan.
Selain menjadi tunggal putra Taiwan pertama yang memenangi Indonesia Open, gelar ini semakin terasa spesial buat Chou karena merupakan trofi pertama yang ia peroleh di turnamen BWF World Tour Super 1000.
Maka, tak heran begitu pertandingan selesai, Chou berjongkok di tengah lapangan sembari berusaha keras menguasai diri dan menahan air mata (meski akhirnya gagal). Begitu juga dengan pelatihnya yang berada di pinggir lapangan --ia bahkan terlihat menangis sesenggukan.
“Berkali-kali main di sini (Indonesia Open), akhirnya bisa lolos ke final dan menang. Saya tentu saja senang bisa mendapat gelar Super 1000. Untuk turnamen ke depannya saya akan berusaha terus sebaik mungkin,” kata Chou saat sesi konferensi pers.
ADVERTISEMENT
Perjuangan Chou untuk bisa menjadi kampiun terbilang luar biasa. Dalam tiga laga sebelum mentas di final, tunggal putra peringkat ketiga dunia itu selalul bermain rubber game dengan rata-rata tiap pertandingan berjalan 70 menit.
Tak pelak setelah merampungkan pertandingan selama 91 menit di final, Chou dan Antonsen langsung membaringkan tubuh mereka di atas lapangan. Chou kemudian bangkit, berteriak, lalu seketika menangis.
Begitu emosionlnya Chou atas kemenangan ini bukan hanya karena didapatkan usai melangsungkan laga selama 1 jam 31 menit, tapi juga atas dukungan yang terus diberikan publik Istora ketika ia bermain dari babak pertama hingga partai pemungkas.
“Stamina tentu saja sangat melelahkan, tapi saya harus bisa mengatur itu dan yang bisa saya lakukan adaah mempersiapkan mentak sebaik mungkin.”
ADVERTISEMENT
“Karena durasi pertandingannya lama dan akhirnya menang, saya sempat menangis tadi. Terima kasih fans sudah memberi dukungan. Saat melawan Jonatan Christie pun saya mendapatkan dukungan,” pungkas Chou.