Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Boston Celtics berhasil mengalahkan Toronto Raptors dengan skor 118-102 pada laga NBA yang berlangsung Kamis (26/12/2019) dini hari WIB. Buat center Celtics, Enes Kanter , laga versus Raptors ini adalah pertandingan yang begitu mengesankan.
ADVERTISEMENT
Bukan, kemenangan Celtics bukan menjadi alasan utamanya. Alasannya adalah laga ini menjadi pertandingan NBA perdana Kanter di luar Amerika Serikat (AS) sejak November 2018 lalu.
Pertandingan ini berlangsung di Toronto, Kanada—tempat Raptors bermarkas. Memang, jarak Toronto dan Boston tak seberapa, tetapi tetap saja Kanada dan AS adalah negara yang berbeda.
Buat Kanter, bisa keluar dari AS adalah hal yang begitu berharga. Bukan apa-apa, nyawa yang menjadi taruhannya.
Situasi Kanter ini didasari oleh sikapnya terhadap Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Kanter adalah orang yang begitu vokal mengkritik Erdogan. Sang pebasket bahkan tak segan untuk melabeli Erdogan sebagai seorang diktator.
Kanter kemudian dituduh oleh Pemerintah Turki sebagai pendukung Fethullah Guelen, rival utama Erdogan. Guelen pribadi disebut-sebut oleh Erdogan sebagai dalang dari kudeta yang terjadi di Turki pada 2016 silam.
ADVERTISEMENT
Dari situ, hubungan Kanter dengan Pemerintah Turki kian buruk. Paspor Kanter dicabut pada 2017 silam, dan Pemerintah Turki berupaya untuk mengekstradisi sang pemain di Januari 2019 lalu.
Kanter lantas hidup dalam ketakutan. Ia takut kehilangan nyawanya saat menjejakkan kaki di luar AS. Ini ia akui dalam kolomnya di media Kanada, The Globe and Mail.
“Buat saya, tak ada yang ingin saya lakukan selain bermain basket. Itu adalah gairah sekaligus pelarian saya. Saya selalu pergi ke kota baru untuk bermain. Saya juga terpesona dengan dukungan suporter,” tulis Kanter.
“Namun, saya tak dapat pergi ke kota lain di luar AS. Saya mesti membiarkan tim saya pergi, dan itu berat buat saya, yang menjunjung tinggi solidaritas dan persahabatan. Alasan saya tak bisa pergi adalah, saya vokal melawan Pemerintah Turki,” lanjut Kanter.
ADVERTISEMENT
Apa yang Kanter bilang bukan omong kosong belaka. Pada Januari 2019 lalu, Kanter, yang masih membela New York Knicks, absen dalam laga versus Washington Wizards yang diselenggarakan di London, Inggris.
Kala itu, Kanter menyatakan bahwa Erdogan memiliki banyak mata-mata di Inggris. Pebasket berusia 27 tahun itu kemudian menegaskan bahwa mata-mata tersebut bisa saja membunuhnya sewaktu-waktu.
Kanter juga absen dalam laga versus Raptors yang berlangsung di Toronto pada Maret 2019 lalu. Saat itu, Kanter tengah memperkuat Portland Trail Blazers.
Jangan lupa juga bahwa Kanter pernah hampir diculik oleh Pemerintah Turki di…Indonesia pada 2017. Oleh karena itu, ketakutannya sangat beralasan.
Namun, sehari setelah Natal 2019, Kanter menciptakan sejarah buat dirinya. Ia pun tak lupa berterima kasih kepada semua pihak, mulai dari Pemerintah Kanada, Celtics, dan NBA.
ADVERTISEMENT
“Saya ingin berterima kasih kepada Kanada, Justin Trudeau (Perdana Menteri Kanada), Senator Ed Markey, Otoritas Hukum AS dan Kanada, Celtics, NBA, dan pelatih yang telah membuat saya bisa tampil di laga versus Raptors. Pada Natal (waktu setempat), saya akan memainkan laga perdana saya sebagai penggawa Celtic di luar AS.”
Celtics menang. Kanter juga tampil cemerlang. Ia sanggup mengemas 12 poin dan 11 rebound kendati hanya bermain 18 menit.
Namun, turun satu menit saja di laga tersebut sudah menjadi kemenangan yang begitu besar buat Kanter.