Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Alasan Angela Carini Ogah Mundur Sebelum Hadapi Imane Khelif di Olimpiade
2 Agustus 2024 18:06 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Angela Carini memilih tetap bertarung melawan petinju asal Aljazair yang dituding transgender, Imane Khelif , di cabor tinju wanita Olimpiade Paris 2024, Kamis (1/8). Carini menegaskan, alasanya karena dirinya memiliki mental petarung.
ADVERTISEMENT
Carini tak mau mundur sebelum bertarung melawan Khelif yang memiliki fisik biologis pria. Meski akhirnya, Carini kalah hanya dalam 46 detik usai menerima pukulan keras di wajahnya.
''Saya bukan orang yang mudah menyerah. Tidak, bahkan jika mereka mengatakan kami tidak akan bertarung, maka saya tidak akan pernah menerimanya,'' kata Carini, dikutip dari The Guardian.
Angela Carini juga tak mau ikut mengomentari kontroversi Imane Khelif diperbolehkan bertanding di cabor tinju wanita. Yang terpenting, menurut Carini, dirinya sudah berani masuk ke dalam ring.
''Bagi saya, ini bukan kekalahan. Jika Anda sudah naik ke ring, Anda menang, terlepas dari segalanya. Saya di sini tidak untuk menghakimi, bukan hak saya untuk mengatakan bahwa apakah ini adil atau tidak,'' ucap Carini.
ADVERTISEMENT
''Saya hanya melakukan tugas saya, saya berhasil keluar dengan kepala tegak. Saya wanita dewasa, ketika saya tidak bisa melanjutkan, bukan berarti saya menyerah,'' dirinya menambahkan.
Imane Khelif pernah didiskualifikasi di Kejuaraan Dunia 2023 setelah gagal memenuhi aturan kelayakan Asosiasi Tinju Internasional atau International Boxing Association (IBA) yang melarang atlet dengan kromosom XY pria berkompetisi di nomor putri. Namun, Komite Olimpiade Internasional atau International Olympic Committee (IOC) tidak sejalan dengan IBA dan menyebut prosedur IBA tidak tepat.
"Agresi saat ini terhadap kedua atlet ini sepenuhnya didasarkan pada keputusan sewenang-wenang ini, yang diambil tanpa prosedur yang tepat, terutama mengingat bahwa para atlet ini telah berkompetisi dalam kompetisi tingkat atas selama bertahun-tahun. IOC berduka atas pelecehan yang dialami kedua atlet tersebut. Setiap orang berhak untuk berolahraga tanpa diskriminasi," jelas IOC pada Jumat (2/8).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pada Kamis (1/8), IBA juga sudah buka suara menanggapi kehadiran Imane Khelif maupun Lin Yu-ting asal Taiwan di Olimpiade Paris 2024. Mereka menuding bahwa IOC tidak konsisten.
"IBA tetap berkomitmen dalam memastikan keadilan kompetitif di semua event kami, kami benar-benar mengutuk ketidakkonsistenan dalam kelayakan untuk berkompetisi dalam cabor tinju Olimpiade Paris 2024. Untuk menegaskan kembali, baik Imane Khelif dan Lin Yu-ting setelah pengujian, tidak memenuhi kriteria kelayakan yang disyaratkan untuk berkompetisi dalam kategori putri di event kami," tulis IBA di situs web resmi mereka.
Sampai saat ini, tidak ada catatan medis atau dokumen lain yang bisa membuktikan bahwa Khelif pernah melakukan pergantian kelamin dengan cara operasi alias transgender. Beberapa sumber bahkan menguak masa kecil atlet 25 tahun itu dan ternyata ia menjalaninya layaknya bocah perempuan pada umumnya.
ADVERTISEMENT