Anthony dan Jonatan Ditargetkan Capai Semifinal All England 2019

27 Februari 2019 17:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting mendapat emas di cabang olah raga bulu tangkis Asian Games 2018, Selasa (28/8/2018). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting mendapat emas di cabang olah raga bulu tangkis Asian Games 2018, Selasa (28/8/2018). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Tiba di kuartal pertama kalender tahunan BWF, ada agenda prestisius bernama All England yang rutin digelar setiap Maret. Di turnamen bulu tangkis tertua di dunia ini, Indonesia punya rapor emas dari sektor tunggal putra.
ADVERTISEMENT
Ada Rudy Hartono, juara tunggal putra termuda sekaligus pemilik rekor terbanyak delapan gelar di All England. Kini, tongkat estafet sektor bergengsi olahraga tepak bulu ini sudah diterima Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie alias Jojo selaku dua tunggal putra andalan PBSI.
Di All England 2019 yang berlangsung 6-10 Maret mendatang, pelatih kepala tunggal putra PBSI, Hendry Saputra, berharap Anthony dan Jojo bisa memberikan hasil maksimal. Namun, target realistis yang bisa tercapai adalah semifinal alias empat besar.
"Saya targetkan mereka semifinal dengan lihat drawing," kata Hendry di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (27/2/2019).
Dari hasil undian, Anthony sebagai unggulan kedelapan turnamen akan berhadapan dengan rival asal Hong Kong, Ng Ka Long Angus. Dari head-to-head tujuh pertemuan, Anthony sendiri hanya menang tiga kali. Tapi, juara China Terbuka 2018 Super 1000 ini unggul di peringkat ketujuh, berbanding Ng sebagai nomor ke-15 dunia.
ADVERTISEMENT
Tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting, di semifinal Djarum Superliga Badminton 2019. Foto: Dok. PBSI
Jojo di babak pertama akan menantang Lee Dong Keun (Korea Selatan). Di atas kertas, Jojo unggul sebagai peringkat sembilan dunia, sementara Lee di nomor 21 dunia. Meski Jojo kalah catatan head-to-head, Hendry menegaskan fokus menjaga performa anak didiknya itu.
"Kekuatan Lee relatif, ya. Yang penting kami jaga performa sendiri. Head-to-head tidak masalah asal apa yang kita lakukan di latihan bisa diterapkan saat pertandingan dengan maksimal," imbuh Hendry.
"Kita masing-masing mempersiapkan diri, nanti last minute di sana (atur) dengan strategi apa dan mainnya bagaimana. Itu yang penting, kalau dikalkulasi sekarang (peluang) masih 50:50."
Anthony dan Jojo sendiri harus menjawab tantangan sejarah besar sektor tunggal putra Indonesia di All England, juga mempertahankan keberhasilan mereka sendiri musim lalu.
ADVERTISEMENT
Pada 2018, Anthony adalah 'The Giant Killer' di China Terbuka Super 1000 dengan mengalahkan Lin Dan, Viktor Axelsen, Chen Long, Chou Tien Chen, hingga Kento Momota di final. Sementara Jojo adalah juara nomor perorangan Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta. Namun, menurut Hendry, gelar turnamen lain tidak berpengaruh di All England.
"Kalau menurut saya untuk Jojo dan Ginting tidak ada (tekanan). Kecuali seperti Indonesia Masters kemarin saat Ginting pernah juara, pasti ada tekanan. Ini All England kita (Anthony dan Jojo, red) saja tidak pernah juara, semifinal saja tidak, apa yang mau jadi tekanan?" katanya.
Jonatan Christie Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Hendry pun menambahkan bahwa fondasi utama tampil di tunamen bergengsi All England BWF Super 1000 adalah persiapan teknik dan fokus. "Diharapkan dengan latihan dan persiapan yang bagus bisa (hasil) maksimal. Mereka harus fokus, optimistis, dan ada kemauan untuk menang. Tidak bisa tiba-tiba ditargetkan: kamu harus menang," ucap Hendry.
ADVERTISEMENT
All England sendiri belum masuk perhitungan poin kualifikasi jelang Olimpiade 2020 Tokyo yang baru dimulai akhir April 2019. Namun, All England dan turnamen lain hingga waktu tersebut penting menjadi fondasi awal peringkat para pemain.
"Intinya kami kejar poin untuk prestasi sambil menguji coba hasil latihan sampai di (level) mana. Supaya menuju road to Olympic di New Zealand Open itu kami sudah mendekati dan lebih oke lagi dari fisik, mental, strategi dan teknik. Bisa dibilang ini (All England) jadi perantara, itu berlaku untuk seluruh pemain," ujarnya mengakhiri.
Selain All England BWF World Tour Super 1000, Hendry mengatakan Anthony dan Jojo sebagai SK Prioritas Tunggal Putra PBSI yang ditargetkan bisa mewakili Indonesia di Olimpiade 2020 wajib mengikuti minimal 12 turnamen di atas Super 500 dalam kalender World Tour BWF.
ADVERTISEMENT
Di All England sendiri, dua tunggal putra andalan Tanah Air ini bakal menantang pemain top seperti Kidambi Srikanth (India), Chou Tien Chen (Taiwan), Son Wan Ho (Korea Selatan), hingga Momota sebagai pemilik takhta tunggal putra saat ini.