Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
"Apa Kabar Target 10 Besar Asian Games 2018?"
5 Januari 2018 18:28 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Sesuai judulnya, pertanyaan muncul dari beberapa induk cabang olahraga (cabor) Asian Games 2018 yang bertugas mengantarkan emas bagi Tanah Air. Masalah muncul ketika target 10 besar itu terhalang oleh pemangkasan anggaran cabor yang termuat di proposal program.
ADVERTISEMENT
Untuk mengangkat pertanyaan menyentil itu, perwakilan dari lima induk cabor melakukan konferensi pers forum cabor Asian Games 2018, Jumat (5/1/2018), di salah satu hotel kawasan Senayan. Perwakilan induk cabor sendiri menganggap kebijakan tim verifikasi bentukan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tidak tepat.
Dari anggaran yang ada sebesar Rp 600 miliar, tim verifikasi pun harus menyaring proposal program 40 induk cabor untuk mengejar target 10 besar dengan 15-20 medali emas. Pada akhirnya, hampir semua usulan anggaran cabor dipangkas 50 persen, termasuk cabor prioritas emas.
Hadir dalam acara tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Indonesia Jetsport Boating Association (IJBA), Rinaldi Duyo, termasuk salah satu pihak yang sangat keras melawan kebijakan 11 orang yang tergabung di tim verifikasi itu.
ADVERTISEMENT
Jetski sendiri mengusulkan anggaran Rp 25,7 miliar dan hanya disetujui Rp 5,6 miliar. Menurut Rinaldi, angka rekomendasi dari tim verifikasi tersebut sangat jauh memenuhi rencana try out dan training camp yang sejatinya dilakoni demi memperdekat target merengkuh emas.
"Dulu kalau Satlak Prima masih ada orang-orang olahraga yang mengerti. Kami (induk cabor) sendiri siap merealisasikan 20 emas, ini pun sudah keinginan Kemenpora. Jetski sendiri mengupayakan dua emas, tapi dengan anggaran Rp 5,6 miliar bagaimana bisa," tegas Rinaldi dihadapan awak media yang hadir, termasuk kumparan (kumparan.com), Jumat (5/1).
"Cabor juga sudah berkomitmen dengan Pemerintah, kami berupaya sekuat tenaga untuk mendapat emas. Bahkan kami pun ingin tahu apa indikator tim verifikasi, apa faktor x untuk cabor prioritas," sambungnya getir.
ADVERTISEMENT
Selain anggaran untuk try out dan training camp di Amerika Serikat, Rinaldi menambahkan jika anggaran dalam proposal IJBA pun menggembung untuk membeli peralatan yang terbaik. Hal itu demi mengejar negara lain yang telah berlatih dengan alat yang juga terbaik.
"Peralatan jetski itu mahal, tentu kami ingin yang terbaik. Kalau tidak, kami sudah kalah sebelum bertanding. Negara lain juga pakai alat yang top," selorohnya.
Rinaldi pun menampik jika pencarian sponsor akan menjadi titik tengah urusan anggaran Pelatnas antara cabor dan pemerintah dalam hal ini Kemenpora.
"Masalah sponsorship? Kami tentu senang jika pemerintah mencarikan sponsor. Namun jangan sampai cabor yang harus mencari, nanti fokus kami malah sponsor," kata Rinaldi.
"Itu sama seperti saya delman, saya juga kuda. Nah waktu tinggal tujuh bulan, hingga saat ini anggaran dana masih menjadi permasalahan untuk para cabor yang ingin menembus 10 besar di Asian Games," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam forum tersebut, selain Rinaldi, turut hadir perwakilan dari cabor menembak, sambo, senam, dan tinju. Dari diskusi bersama awak media itu, perwakilan cabor-cabor pun sangat berharap Pemerintah bisa mengkaji ulang usulan anggaran Asian Games 2018.
Pesta olahraga Asia ke-18 itu sendiri akan dihelat 18 Agustus hingga 2 September 2018 di Jakarta dan Palembang mempertandingkan 40 cabor dengan 45 negara berkompetisi menjadi yang terbaik. Indonesia, berharap mampu finis Top 10 dengan target 15-20 medali emas.