Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Apa Saja Risiko Cedera Atlet Panjat Tebing & Kategori Paling Rawan?
31 Oktober 2024 20:26 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun di sisi lain, Agus juga memperingatkan mereka soal risiko cedera. Menurutnya, risiko cedera ada di kategori panjat tebing mana pun, baik speed, boulder, dan lead. Maka dari itu, atlet harus selalu waspada, terutama atlet nomor lead dan boulder.
"Kalau untuk rawan cedera sebenarnya semua [kategori ada] ya, tapi kalau di panjat tebing lebih [rawan] ke nomor lead dan boulder, karena itu risikonya cukup tinggi. Jika jatuhnya tidak tepat, dia akan mengakibatkan tergelincir biasanya di daerah kaki," terang Agus saat diwawancarai kumparan, Kamis (31/10).
"Nah kalau lead itu, biasanya dia jatuhnya, kalau yang sudah terlatih sih bisa untuk antisipasi, kalau untuk pemula ini ketika jatuh badannya terbentur dengan dinding. Lalu biasanya juga ada tergesek tali ketika jatuh kalau belum tahu tekniknya," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, Agus meminta siapa pun yang ingin serius menjadi atlet panjat tebing harus berlatih sungguh-sungguh. Mereka harus mempelajari teknik dengan benar agar terhindar dari cedera. Konsistensi menjadi kunci jika ingin sukses.
"Sedari pemula harus konsisten dan senang dulu, juga harus banyak dukungan, dan kami juga sebagai pengurus juga harus memberi kepercayaan bahwasanya olahraga ini adalah olahraga prestasi," ungkap Agus.
"Sebenarnya saat ini lebih mudah untuk merekrut atlet, karena jenjang atlet itu, saat ini cukup meyakinkan untuk masa depan. Tidak seperti dulu, sekarang bisa jadi sebuah profesi," pungkasnya.
Bicara soal cedera atlet panjat tebing, untuk atlet nomor speed, salah satu bagian tubuh yang berisiko cedera adalah punggung, terutama tulang punggung bagian bawah atau lumbar. Ini adalah cedera yang dialami Rajiah Sallsabillah jelang tampil di Olimpiade Paris 2024.
ADVERTISEMENT
Ketum FPTI, Yenny Wahid, pernah mengatakan bahwa Rajiah terpaksa harus bertanding di Olimpiade sambil menahan rasa sakit. Ia dibantu terapi dan obat pereda sakit.