Aplaus Terakhir untuk Ponaryo Astaman dan Syamsul Haeruddin

15 November 2017 20:32 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ponaryo putuskan pensiun. (Foto: PT LIB)
zoom-in-whitePerbesar
Ponaryo putuskan pensiun. (Foto: PT LIB)
ADVERTISEMENT
Malam itu, Sabtu (11/11/2017), Stadion Segiri di Kota Samarinda mendadak hangat. Pada menit ke-89 pemain berusia 38 tahun Ponaryo Astaman dimasukkan oleh pelatih Iwan Setiawan menggantikan Flavio Beck Junior dalam pertandingan Borneo FC menghadapi Arema FC.
ADVERTISEMENT
Sambutan serta tepukan datang dari ribuan Pusamania yang hadir di Stadion Segiri Samarinda seiring masuknya Ponaryo ke dalam lapangan. Hanya sebentar memang Ponaryo di dalam lapangan karena kurang dari lima menit wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan selesai.
Peluit panjang wasit juga menjadi tanda berakhirnya karier Ponaryo di dunia sepak bola. Kurang lebih sudah 20 tahun Ponaryo Astaman bermain sepak bola. Hampir sembilan tim sudah pernah Ponaryo bela termasuk tim Malaysia Telekom Malaka.
Gelar Liga Indonesia dan Piala Indonesia sudah berhasil didapatkan mantan kapten Indonesia itu. Bersama Arema di musim 2007/08, Ponaryo berhasil mendapatkan gelar Piala Indonesia. Dan dengan Sriwijaya FC Ponaryo mendapatkan gelar Liga Indonesia.
Di senja kariernya, Ponaryo memilih bermain di Pusamania Borneo FC. Tak banyak menit bermain yang didapatkan oleh Ponaryo bersama Borneo FC dalam ajang Go-jek Traveloka Liga 1. Tercatat, pemain yang identik dengan nomor 11 ini hanya main 19 kali dalam 34 pekan.
ADVERTISEMENT
Mencuatnya Ponaryo bersama klub membuat namanya selalu ada dalam skuat Garuda kala itu. Memulai debut pada tahun 2003, hal yang paling diingat dalam karier Ponaryo bersama Tim Nasional (Timnas) Indonesia adalah gol indahnya ke gawang Qatar dalam ajang Piala Asia 2004.
Ponaryo pun ditunjuk sebagai kapten Timnas Indonesia dalam gelaran Piala Asia 2007. Sayang, pada saat itu, Ponaryo gagal membawa Indonesia yang menjadi tuan rumah ke babak delapan besar. Tak ada prestasi spesial yang ditorehkan Ponaryo dalam 62 capsnya membela Indonesia.
Sehari setelah Ponaryo memutuskan pensiun, di wilayah Indonesia timur, tepatnya di Kota Makassar, gelandang Indonesia lainnya juga memutuskan untuk pensiun. Dia adalah Syamsul Bachri Haeruddin, pria kelahiran gow Sulawesi Selatan ini memutuskan gantung sepatu usai PSM Makassar mengalahkan Madura United dengan skor 6-1.
ADVERTISEMENT
"Ini laga terakhir saya bersama PSM, saya pamit," ungkap Syamsul usai laga seperti dilansir situs resmi PSM.
15 tahun sudah Syamsul mengabdi bersama PSM Makassar. Namun, tidak ada gelar prestisius yang Syamsul persembahkan untuk PSM Makassar. Tapi, sejatinya Syamsul tak hanya main untuk PSM, pada tahun 2010 hingga 2012 Persija dan Sriwijaya FC adalah tim yang pernah dibela oleh pemain berambut gondrong ini kala PSM sedang krisis keuangan.
Meski tidak memberi PSM gelar tak membuat pintu Timnas tertutup untuk Syamsul. 34 caps adalah catatan Syamsul selama berkarier untuk merah putih. Tak ada gelar, namun kita tentu masih ingat bagaimana umpan cantik Syamsul kepada Elie Aiboy membuat Indonesia berhasil menyamakan kedudukan 1-1 saat berjumpa Arab Saudi di Piala Asia 2007. Ya, meski pada akhirnya Indonesia harus kalah dengan skor 2-1.
ADVERTISEMENT
Kini, Ponaryo dan Syamsul sudah tidak lagi bermain secara profesional. Dua gelandang yang berbeda tipe ini sudah menikmati masa tuanya, dan Indonesia sebaiknya segera menemukan penggantinya.