Belal Muhammad Selalu Bawa Bendera Palestina saat Duel, Alasannya Ini

14 Februari 2021 11:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Belal Muhammad, petarung UFC. Foto: Instagram/@bullyb170
zoom-in-whitePerbesar
Belal Muhammad, petarung UFC. Foto: Instagram/@bullyb170
ADVERTISEMENT
Belal Muhammad menunjukkan konsistensinya saat mengalahkan Dhiego Lima di UFC 258, Minggu (14/2) pagi WIB. Dia tampil dominan atas lawannya itu dan dinyatakan menang dengan keputusan bulat usai duel tiga ronde.
ADVERTISEMENT
Ini merupakan kemenangan ke-18 Belal dari 21 duel MMA profesionalnya. Khusus di UFC, ini adalah kemenangan kesembilannya dan kemenangan keempatnya secara beruntun.
Selain konsisten dengan prestasi, Belal juga menunjukkan konsistensinya dalam hal prinsip. Petarung 32 tahun itu kembali membawa bendera Palestina masuk ke Octagon seusai duel UFC 258 tersebut.
Ya, Belal memang kerap membawa bendera Palestina. Sebagai informasi, orang tuanya adalah orang Palestina, tetapi dia lahir di Chicago, Illinois, Amerika Serikat.
Kenapa Belal Muhammad membawa bendera Palestina? Apakah sekadar menghormati asal-usul orang tuanya?
Dalam wawancara dengan situs web Palestine in America pada September 2018, Belal membeberkan alasannya. Intinya, Belal ingin mewakili rakyat Palestina.
"Saya telah mengibarkan bendera itu untuk setiap duel saya, bahkan sebelum UFC. Saya bahkan pernah mengadakan acara [di lingkup yang lebih kecil] di mana mereka akan memberi tahu saya, 'Jangan berpolitik' atau 'Jangan berpolitik dengan [bendera]'," kisahnya.
ADVERTISEMENT
"Dan saya akan melihat mereka seperti, 'Saya saya tidak akan pernah ragu untuk mewakili rakyat saya, mewakili negara saya'. Orang-orang tidak berbicara untuk Palestina, jadi jika saya berada pada tahap di mana saya dapat menarik perhatian, saya akan melakukannya," lanjutnya.
Ilustrasi bendera Palestina. Foto: Pixabay
Belal Muhammad bilang, ada sekitar 5-6 anak Palestina yang berlatih dengannya. Ia juga memotivasi mereka untuk bisa sukses juga di kemudian hari.
"Seringkali, jika memikirkan orang Palestina atau Arab, Anda berpikir tentang mereka yang bekerja di toko berpikir bahwa mereka tidak dapat melakukan apa pun selain [bekerja di] toko," jelasnya.
"Jadi, jika saya dapat menyampaikan [ide] kepada orang-orang, 'Hai, Anda bisa menjadi atlet profesional, Anda dapat melakukan apa pun yang Anda inginkan, jika Anda bekerja keras', itu akan sangat berarti," tandasnya.
ADVERTISEMENT