Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
ADVERTISEMENT

Bagi sebuah kesebelasan, stadion berarti segalanya. Juventus, misalnya, bisa meninggalkan para pesaingnya di Serie A Italia dari segi prestasi dan finansial karena mereka memiliki stadion milik sendiri.
ADVERTISEMENT
Atau Persija. Sudah tak terhitung berapa kali mereka harus menjadi musafir karena ketiadaan stadion yang representatif di Jakarta. Dulu, mereka punya Stadion Menteng, kemudian Lebak Bulus. Namun, dua stadion itu kini sudah bersalin rupa.
Hasilnya, Persija pun harus menumpang di stadion yang seharusnya hanya digunakan untuk menggelar laga-laga Tim Nasional Indonesia, Stadion Utama Gelora Bung Karno. Di sana pun, mereka masih kerap terusir. Biasanya, karena alasan keamanan.
Itulah mengapa mereka menjadi musafir; menumpang kesana-kemari untuk sekadar bisa menyepak Si Kulit Bulat. Oleh karena itu, "Macan Kemayoran" pun kerapkali kehilangan esensi dari sebuah laga kandang: riuh rendah suporter yang tak kenal lelah bertempik sorak.
Persija sebenarnya tidak sendirian. Di Korea Selatan sana, ada sebuah klub yang juga harus kerap berpindah rumah untuk menggelar pertandingan. Nama klub itu Gangwon FC.
ADVERTISEMENT
Dibentuk pada 2008 lalu, Gangwon FC kini sedang duduk di peringkat kelima K League Classic, kompetisi level teratas di Korea Selatan yang dihuni 12 klub. Capaian itu terhitung fenomenal mengingat mereka sampai saat ini masih menjadi klub nomaden.
Gangwon FC sendiri didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Propinsi Gangwon. Meski wilayah itu memiliki penduduk sekitar 1,5 juta jiwa, persebaran penduduk di sana justru terlalu merata. Mereka tinggal di banyak kota pengunungan kecil yang tak cukup besar untuk menjadi rumah bagi Gangwon FC.
Hasilnya, kota-kota di Gangwon, seperti Chuncheon dan Gangneung pun secara bergiliran menjadi rumah bagi klub ini. Pada 2016 lalu, satu kota lagi, Pyeongchang, kebagian jatah menjadi rumah bagi Gangwon FC.
ADVERTISEMENT

Seiring dengan pengajuan diri Korea Selatan untuk menghelar Olimpiade dan Paralimpiade Musim Dingin 2018, kota Pyeongchang di propinsi Gangwon pun diajukan untuk menjadi tuan rumah. Sebelumnya, kota itu memang sudah memiliki reputasi sebagai kota wisata dengan resor ski Alpensia menjadi daya tarik utamanya.
Alpensia Resort pun bakal menggelar tiga cabang olahraga: ski jumping, nordic combined, dan snowboarding. Ketiga cabang itu akan diselenggarakan di Alpensia Ski Jumping Stadium.

Stadion itu sendiri sudah mulai digunakan pada 2009 lalu. Namun, meski memiliki lapangan sepak bola di tengah-tengahnya, tak pernah ada tim sepak bola yang menggunakan stadion ini.
Setelah direnovasi untuk mempersiapkan Piala Dunia Ski Jumping awal 2017 lalu, barulah stadion ini mulai digunakan juga untuk menggelar sepak bola. Sejak itulah Gangwon FC memiliki rumah kelima.
ADVERTISEMENT

Di bagian utara stadion itu, alih-alih tribun, yang ada justru luncuran ski. Agak mirip dengan Estadio Municipal de Braga yang juga tak memiliki tribun di bagian utara. Alih-alih tribun, di Estadion Municipal de Braga, yang ada justru tebing berhias papan skor digital.

Stadion itu, meski unik dan menyajikan pemandangan indah, sebenarnya tidaklah terlalu menyenangkan bagi Gangwon FC. Pasalnya, kota Pyeongchang adalah kota terpencil yang hanya berpenduduk kurang dari 50 ribu jiwa. Itulah mengapa, hanya ada beberapa pertandingan yang dilakoni Diego Mauricio dkk. di sini. Setelahnya, mereka kembali ke kota yang paling sering mereka gunakan, Gangneung.
Lokasi yang jauh, biaya perjalanan yang mahal, dan kualitas lapangan yang buruk membuat Gangwon FC seharusnya tidak lagi menggunakan Alpenia Ski Jumping Stadium untuk menggelar laga kandang. Namun, terlepas dari itu semua, menyaksikan pertandingan sepak bola di stadion ski jumping adalah sebuah keunikan yang hanya bisa dimiliki oleh para pendukung Gangwon FC.
ADVERTISEMENT
Ah, kalau begini, sih, sebenarnya Indonesia punya banyak. Stadion yang lapangannya jelek? Banyak. Stadion sepak bola yang juga dipakai untuk tinju? Banyak juga!