Bermula dari Kesunyian Sragen, Berakhir dengan All-Indonesian Final

8 Agustus 2019 17:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Ferinaldi Gideon dan Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan usai bertanding di Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/7/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Ferinaldi Gideon dan Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan usai bertanding di Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/7/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa menyangka wilayah kecil seperti Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, bisa menjadi kunci di balik hadirnya All-Indonesian Final di sektor ganda putra Indonesia Open 2019? Nah, stori ini dituturkan sang pelatih ganda putra PBSI, Herry Iman Pierngadi, di Plaza Senayan, Kamis (8/8/2019).
ADVERTISEMENT
Sosok berjuluk ‘Naga Api’ itu menceritakan persiapan panjang sektor ganda putra sebelum turnamen. Mengingat durasi cukup panjang, yakni 1,5 bulan, Kevin Sanjaya Sukamuljo dan kolega diharapkan bisa mendulang gelar juara di Indonesia Open 2019.
Selain itu, ekspektasi tinggi PBSI tak lepas dari faktor tuan rumah. Belum lagi fakta bahwa pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo sempat keluar sebagai kampiun di turnamen serupa tahun lalu.
Nah, agar atlet binaannya tak merasa tertekan dengan ekspektasi ini, Herry dan asistennya, Aryono Miranat, memutuskan untuk memindahkan tempat latihan. Kemudian dipilihlah Kabupaten Sragen, mengingat suasana kota yang lebih tenang hingga akomodasi sudah dijamin nyaman.
Marcus/Kevin diberi arahan oleh sang pelatih, Herry IP. Foto: ANTARA FOTO/INASGOG/Hadi Abdullah
“Dalam persiapan itu, saya dan Aryono memiliki ide untuk memindahkan latihan. Tujuannya untuk mengganti suasana latihan setelah bertahun-tahun (latihan) di Cipayung,” ucap Herry.
ADVERTISEMENT
“Kemudian terpilihlah Sragen. Di sana, kami mendapatkan transportasi, penginapan dan fasilitas latihan yang layak. Selama tiga hari kami berada di sana. Saya rasa, keputusan ini membuat pikiran para atlet menjadi segar dan inilah kunci keberhasilan ganda putra di Indonesia Open kali ini,” imbuhnya.
Soal keberhasilan ganda putra di Indonesia Open kali ini, Herry sebenarnya sudah menduga. Tetapi, yang tidak dia duga ialah Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan pada akhirnya bertemu dengan Marcus/Kevin di final. Duel ini pada akhirnya dimenangi Marcus/Kevin dalam dua gim berdurasi 28 menit.
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan berfoto dengan pelatih Herry IP menjuarai All England 2019. Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan
Bagi Herry, kejutan tersebut menjadi kali kesekian untuknya. Tahun lalu, dia juga berperan mengantarkan Marcus/Kevin dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menghadirkan All-Indonesian Final di Asian Games.
ADVERTISEMENT
“Jujur, saya tidak menduga bakal All-Indonesian Final. Tetapi, sebelum turnamen, saya bilang ke para atlet yang penting kita juara di Indonesia Open. Karena kitalah yang berlaku sebagai tuan rumah di turnamen ini. Siapa pun yang mau juara, silakan berebut,” kata sosok berusia 56 tahun itu.