Mengenal Adinda Larasati, Perenang yang Kerap Dicibir karena Hijabnya

25 Juli 2017 12:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Adinda (kedua dari kanan) di ASG. (Foto: dok. Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Adinda (kedua dari kanan) di ASG. (Foto: dok. Pribadi)
ADVERTISEMENT
"Lepas saja jilbabnya. Mendingan nggak usah dipakai. Percuma pakai jilbab, kalau dilepas-lepas begitu."
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak tersayat kalau dicibir seperti itu? Dari orang yang tak dikenal pula.
Perasaan itu pula yang sempat dirasakan Adinda Larasati. Akan tetapi, ia memilih untuk tetap teguh pada pendiriannya. Ia tahu bahwa pilihannya untuk berhijab datang dari keyakinannya sendiri, bukan orang lain. Demikian pula pilihannya untuk menjadi atlet renang.
Ya, nama dara 17 tahun ini sontak mencuri perhatian manakala mendulang banyak medali untuk Kontingen Indonesia yang terjun di ASEAN School Games (ASG) 2017 di Singapura pada 14-20 Juli. Tak tanggung-tanggung, Adinda menyumbang hingga sembilan medali emas.
Benar, sembilan emas. Rinciannya, enam emas dari nomor perseorangan dan tiga keping lainnya dari nomor estafet.
Jika Anda terkejut, hal serupa pun dirasakan Andinda. Sebelumnya, tak pernah terbersit di benaknya bisa menyumbangkan nyaris selusin medali emas itu.
ADVERTISEMENT
"Nggak nyangka bisa dapat medali emas sebanyak itu. Dari pelatih juga nggak ada target. Hanya diminta untuk renang yang bagus. Ya, saya keluarkan seluruh kemampuan saya," ujar Adinda membuka perbincangan dengan kumparan (kumparan.com).
Meski mengaku tak menyangka bisa berprestasi sejauh itu, tentunya apa yang diraih Adinda tak datang secara tiba-tiba. Semua diraihnya melalui perjuangan perjuangan nan melelahkan.
Adinda mulai tertarik dengan dunia renang semenjak usia tiga tahun. Akan tetapi, orangtuanya sempat tak memperbolehkannya. Karena Adinda perempuan, kata mereka.
Meski demikian, kemauan besar dari wanita kelahiran Sidoarjo, Jawa Timur ini membuat orangtuanya tak bisa lagi menahannya. Jadilah, Adinda mulai akrab dengan air. Ia kemudian bergabung dengan klub renang setempat setahun setelahnya dan mulai mengkuti berbagai lomba.
ADVERTISEMENT
Dari situ sejatinya sudah bisa terbayang betapa panjangnya proses yang harus dilalui Adinda sampai bisa meraih sembilan keping emas. Perjuangan Adinda juga tak melulu bagaimana menaklukkan lintasan, melainkan adanya nada-nada sumbang manakala ia memutuskan untuk berhijab.
Secara kasat mata, hijab dan renang adalah dua hal yang bertentangan, dari segi pakaian tentunya. Ketika hijab mewajibkan untuk menutup rapat bagian tubuh, olahraga renang profesional justru memiliki aturan sendiri terkait dengan outfit dari para atletnya —yang cenderung bertentangan.
Kondisi itu pula yang hingga kini harus dihadapi Adinda. Mengenakan hijab pada kesehariannya, tetapi harus menanggalkannya ketika tengah bertanding. Sampai-sampai banyak celetukan dari para penonton.
Karena pilihannya: take it or leave it. Aturan adalah aturan yang tak bisa dikompromikan. Dan, Adinda memilih untuk menerimanya.
ADVERTISEMENT
"Lepas saja jilbabnya. Mendingan (lebih baik) nggak usah dipakai. Percuma pakai jilbab, kalau dilepas-lepas begitu," kata Adinda menirukan cibiran dari seorang ibu-ibu yang tak dikenalnya.
"Kalau pakai jilbab, ya, nggak usah renang. Jadi aneh kelihatannya,” ucap Adinda menirukan cibiran lainnya.
Adinda saat menerima medali di ASG. (Foto: dok. Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Adinda saat menerima medali di ASG. (Foto: dok. Pribadi)
Lantas, bagaimana sikap Adinda menghadapi segala cemoohan itu?
"Saya pakai jilbab ‘kan atas kemauan sendiri. Saya pikir jilbab nggak menghalangi saya buat renang. Karena saya di sini ‘kan juga berjuang untuk negara. Biasanya saya nggak dengerin omongan kayak begitu,” tegasnya.
Adinda toh bisa saja memilih untuk tak mengenakan hijab, tetapi ia menuruti panggilan hatinya. Karena panggilan hatinya pulalah ia tak akan meninggalkan dunia renang yang perlahan mulai membesarkan namanya itu.
ADVERTISEMENT
"Saya lepas jilbab pas mau tanding saja. Sebelum dan sesudahnya saya selalu pakai jilbab dan jaket," katanya.
Adinda pun berharap suatu hari nanti ia diperbolehkan memakai pakaian renang sesuai dengan keyakinannya: tertutup. Seperti layaknya beberapa cabang olahraga lainnya yang memperbolehkan bertanding memakai hijab.
"Pasti berharap seperti itu. Karena saya memang berhijab, tapi juga seorang atlet renang," ucapnya.
Aksi Adinda Larasati di lintasan renang. (Foto: dok. PRSI)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Adinda Larasati di lintasan renang. (Foto: dok. PRSI)
Kini, setelah pulang dari Negeri Singa berbekal sederet medali emas, Adinda tengah mengikuti pemusatan latihan nasional (pelatnas) di Bali guna turun di ajang SEA Games 2017. Ia berlatih pagi dan sore hari selama sepakan kecuali pada Rabu dan Sabtu. Sementara, setelah latihan pagi, diisi dengan nge-gym.
Dari tingkat persaingan, tentunya SEA Games bakal jauh lebih berat dari ASG. Apalagi, ini adalah SEA Games perdananya. Oleh karena itu, ia juga tak ditargetkan bisa meraih medali.
ADVERTISEMENT
“Dari pelatih saya diminta untuk bisa masuk ke best 10 (sepuluh besar). Kalau medali mungkin belum. Karena ini ‘kan juga SEA Games pertama saya. Tapi, kalau memang ada kesempatan saya akan coba yang terbaik,” tandasnya.
Bagaimana dengan Anda, mau ikut-ikutan mencibir atau memberi apresiasi?