Catatan Super Bowl LIV: Dari Patrick Mahomes sampai Shakira

3 Februari 2020 13:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Patrick Mahomes mengangkat trofi Super Bowl. Foto: Reuters/Shannon Stapleton
zoom-in-whitePerbesar
Patrick Mahomes mengangkat trofi Super Bowl. Foto: Reuters/Shannon Stapleton
ADVERTISEMENT
Kadangkala, sebuah kebetulan memang terlalu aneh untuk diterima sebagai sesuatu yang logis. Super Bowl LIV yang digelar Senin (3/2/2020) pagi WIB ini, misalnya.
ADVERTISEMENT
Musim 2019 lalu adalah musim spesial bagi National Football League (NFL). Rupanya, sudah seratus kali kompetisi American football itu digelar. Musim spesial itu pun ditutup dengan Super Bowl yang mempertemukan dua tim spesial.
Bertempat di Hard Rock Stadium, Miami, Florida, Kansas City Chiefs dan San Francisco 49ers bertemu. Yang membuat dua tim itu menjadi spesial adalah lamanya penantian yang harus mereka jalani untuk kembali memenangi Super Bowl.
Pertama (serta terakhir) kali Chiefs menjadi pemenang di Super Bowl adalah pada 1969. Sementara itu, Niners terakhir kali mengangkat trofi Lombardi pada 1994.
Penantian yang dijalani masing-masing tim itu adalah 50 dan 25 tahun alias setengah dan seperempat abad. Apakah sebuah kebetulan jika mereka bertemu di puncak pergelaran seratus tahun NFL? Entahlah.
Pemain Kansas City Chiefs, Travis Kelce, mencium trofi Lombardi. Foto: Reuters/Mike Blake
Di antara Chiefs dan Niners, tidak ada yang benar-benar dijagokan. Lain halnya dengan tahun lalu ketika New England Patriots berhadapan dengan Los Angeles Rams. Kala itu Patriots betul-betul menjadi unggulan.
ADVERTISEMENT
Baik Chiefs maupun Niners punya plus-minus-nya sendiri-sendiri. Chiefs punya quarterback muda hebat bernama Patrick Mahomes dan pelatih sarat pengalaman dalam diri Andy Reid.
Sementara itu, Niners memiliki quarterback yang sudah banyak makan asam garam di NFL, yaitu Jimmy Garoppolo. Kemudian, mereka juga punya lebih banyak pengalaman memenangi laga besar di NFL era modern.
Di akhir cerita, Chiefs keluar sebagai pemenang. Tiga touchdown beruntun di kuarter keempat membawa mereka membalikkan keadaan dan menutup laga dengan skor 31-20. Penantian setengah abad itu pun tandas.

Patrick Mahomes Memang Spesial

Quarterback Kansas City Chiefs, Patrick Mahomes. Foto: USA Today/Reuters/Robert Deutsch
Musim 2019 adalah musim ketiga Mahomes berlaga di NFL. Dia direkrut pada 2017 dari Texas Tech dan menjalani musim perdana sebagai cadangan bagi Alex Smith. Setelah Smith ditukar ke Washington Redskins, barulah Mahomes menjadi tumpuan utama Chiefs.
ADVERTISEMENT
Sejak menjadi quarterback utama Chiefs, Mahomes secara konsisten menunjukkan kehebatannya. Meski masih muda, dia sudah bisa berdiri sejajar dengan Tom Brady dan Peyton Manning lewat keberhasilan melakukan 50 lemparan berujung touchdown dalam satu musim NFL.
Pada musim lalu, Mahomes juga dinobatkan sebagai Offensive Player of the Year serta MVP musim reguler. Ini membuatnya jadi satu dari empat quarterback Afro-Amerika yang berhasil menjadi MVP.
Tentunya, Super Bowl 2020 ini menjadi puncaknya. Mahomes berhasil membawa Chiefs meraih kemenangan meski tertinggal lebih dulu. Tercatat, satu touchdown dan dua umpan berujung touchdown dibukukan pemuda 24 tahun tersebut.
Tak heran, di akhir pertandingan, Mahomes dinobatkan sebagai MVP Super Bowl LIV. Mahomes pun menjadi pemain termuda dalam sejarah yang sukses menjadi MVP baik di musim reguler dan Super Bowl.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Mahomes tidak menjalani pertandingan ini dengan mudah. Sejak awal, para pemain bertahan Niners sudah mengincarnya. Tidak jarang, ada empat orang sekaligus melakukan rush terhadapnya.
Mahomes juga sempat satu kali melakukan kesalahan, yakni ketika lemparannya pada kuarter kedua diintersep oleh linebacker Niners, Fred Warner. Intersep ini menjadi titik balik besar di kuarter kedua. Chiefs gagal pada kesempatan offense pertama mereka, sementara Niners mendapatkan momentum.
Intersep tersebut menjadi awal keberhasilan Niners menciptakan gap 20-10 atas Chiefs. Pertandingan sudah seperti berjalan satu arah. Namun, bukan Mahomes namanya kalau melempem di bawah tekanan.
Sementara quarterback lawan, Jimmy Garoppolo, kesulitan melepaskan pass pada kuarter keempat --well, pass memang bukan kemampuan terbaik Garoppolo. Di final NFC saja ia cuma melempar 8 pass--, Mahomes justru menggila.
ADVERTISEMENT
Simak bagaimana lemparan 44 yard-nya kepada Tyreek Hill yang membuat Chiefs tetap punya kans untuk menjadi juara. Lalu, lihat juga lemparan 38 yard-nya terhadap Sammy Watkins --yang bahkan bikin cornerback sekelas Richard Sherman keder.
Lewat Mahomes, Chiefs melakukan comeback brilian di kuarter keempat. Mereka memutarbalikkan ketertinggalan 10-20 menjadi kemenangan 31-20. Alhasil, trofi Lombardi pun ia bawa pulang ke Kansas City.

Akhirnya, Andy Reid Juara Juga

Pelatih Kansas City Chiefs, Andy Reid. Foto: Reuters/Mike Blake
Di laman Wikipedia Andy Reid, tertulis bahwa dirinya pernah merasakan gelar juara Super Bowl XXXI pada 1996. Akan tetapi, di laman Wikipedia Super Bowl XXXI sendiri, nama pria 61 tahun itu sama sekali tidak tercantum. Lho, kok, bisa?
Well, Reid memang menjadi bagian dari Green Bay Packers yang kala itu menjadi juara usai mengalahkan New England Patriots. Akan tetapi, saat itu dia belum berstatus sebagai pelatih kepala. Reid kala itu 'baru' menjadi pelatih offense dan tight end di bawah komando Mike Holmgren.
ADVERTISEMENT
Delapan tahun berselang, ketika dipercaya melatih Philadelphia Eagles, Reid berhasil mengantarkan tim tersebut ke Super Bowl XXXIX. Lawan yang dia hadapi juga Patriots. Namun, di Super Bowl pertamanya sebagai pelatih kepala, Reid harus menelan pil pahit.
Tak hanya itu, Reid yang meninggalkan Eagles pada 2012 itu pun harus menyaksikan mantan tim asuhannya menjadi juara Super Bowl lebih dulu pada 2018 silam. Menariknya, Eagles yang bermain di bawah asuhan Doug Pedersen sukses mengalahkan Patriots.
Walau begitu, persistensi Reid memang laik diacungi dua jempol. Pada 2020, Reid akhirnya mampu mengangkat trofi Lombardi untuk kali pertama sebagai pelatih kepala.

43 Yard Damien Williams

Running back Kansas City Chiefs, Damien Williams, merayakan touchdown yang dicetaknya. Foto: USA Today/Reuters/John David Mercer
Bicara kemenangan Chiefs tidak cuma bicara soal Mahomes dan Reid. Sebab, tanpa Damien Williams, sang running back, kemenangan tidak akan didapatkan oleh tim yang mulanya bernama Dallas Texans itu.
ADVERTISEMENT
Williams direkrut sebagai unrestricted free agent pada 2018 setelah kontraknya dengan Miami Dolphins habis. Awalnya, dia hanya menjadi backup bagi Kareem Hunt tetapi setelah Hunt dilepas peran Williams jadi semakin sentral.
Di Super Bowl LIV ini Chiefs tertinggal 10-20 saat memasuki kuarter keempat. Williams sendiri kemudian mencatatkan dua touchdown terakhir yang memastikan kemenangan Chiefs. Total, 43 yard dia lewati untuk mencetak 14 poin bagi timnya.

Kyle Shanahan Ikuti Jejak sang Ayah

Pelatih San Francisco 49ers, Kyle Shanahan. Foto: Reuters/Mike Blake
Pelatih Niners, Kyle Shanahan, punya beban berat karena memiliki ayah yang begitu sukses di NFL. Nama sang ayah adalah Mike Shanahan dan dia sudah dua kali berhasil membawa Denver Broncos menjadi juara Super Bowl.
Dengan keberhasilan Kyle membawa Niners ke Super Bowl 2020, dia dan Mike menjadi duo ayah-anak pertama yang berhasil membawa tim asuhannya ke Super Bowl. Mike sendiri, pada 1994, menjadi bagian dari staf kepelatihan George Seifert yang sukses membawa Niners juara Super Bowl XXIX.
ADVERTISEMENT
Boleh dibilang, peruntungan Kyle belum sebagus ayahnya. Akan tetapi, di usia yang baru menyentuh angka 40, dia masih memiliki banyak kesempatan di tahun-tahun mendatang.

Juluran Lidah Shakira

Aksi energik Shakira di Super Bowl LIV Half-Time Show. Foto: Reuters/Mike Blake
Super Bowl, bagi rakyat Amerika, bukan cuma perayaan olahraga. Di sana hadir pula pertunjukan papan atas dari artis-artis kelas A. Kali ini, Demi Lovato didapuk untuk menyanyikan lagu kebangsaan 'The Star-Spangled Banner', sementara pertunjukan half-time diisi Jennifer Lopez dan Shakira.
Dari situ, yang paling menyita perhatian adalah aksi menjulurkan lidah yang dilakukan oleh Shakira. Banyak pihak yang merasa bahwa aksi itu tidak senonoh dan berbau seksual tetapi sesungguhnya ada makna tersendiri di baliknya.
Aksi menjulurkan lidah itu merupakan ungkapan kebahagiaan ala Arab yang bernama zaghrouta. Shakira sendiri, meskipun lahir di Kolombia, punya darah Arab. Coba tengok nama lengkapnya: Shakira Isabel Mebarak Ripoll
ADVERTISEMENT
Kakek dan nenek dari pihak ayahnya adalah emigran Lebanon yang kemudian menetap di New York City. Lewat zaghrouta, Shakira berusaha untuk menunjukkan bahwa dia bukan cuma punya darah Latin, tetapi juga Arab.