Cerita Doni Tata soal Suka-Duka Jadi Pebalap Asia di MotoGP

18 Mei 2021 6:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Doni Tata ketika balapan di Moto2. Foto: Twitter @Doni Tata7
zoom-in-whitePerbesar
Doni Tata ketika balapan di Moto2. Foto: Twitter @Doni Tata7
ADVERTISEMENT
Doni Tata Pradita pernah menjadi pebalap Indonesia pertama yang tampil di Kejuaraan Dunia MotoGP. Saat itu, pebalap asal Yogyakarta itu mengaspal di kelas 250 cc MotoGP.
ADVERTISEMENT
Semua terjadi pada tahun 2005, kala itu Doni menjadi pebalap wild card kelas 125 cc. Dalam balapan yang digelar di Sirkuit Sepang Malaysia, Doni berhasil finis di posisi ke-31.
Kemudian, Doni berhasil meraih poin perdananya pada musim 2008. Saat membalap di Grand Prix China, Doni berhasil finis di posisi ke-15 dan meraih satu poin.
Dengan penampilan tersebut, Doni membeberkan rasanya membalap di Kejuaraan MotoGP. Apalagi, tekanan dan tak adanya pendampingan dari tim yang memacu Doni bisa berjuang di ajang MotoGP.
"Jadi, yang sangat dibutuhkan adalah semangat dan support. Motivasi kita mesti lebih. Karena mereka (pebalap negara lain) biasanya ada keluarga yang datang dan kasih support, jadi rasanya lain," tutur Doni saat berbincang dengan kumparan, Senin (17/5).
Doni Tata ketika balapan di Moto2. Foto: Twitter @Doni Tata7
"Kita merasa kayak di sana tuh sendiri. Mereka pun di sana kalau ngobrol pakai Bahasa Inggris, Italia, Spanyol, kadang mereka ngomong apa kita gak ngerti kalau kita gak belajar," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Doni juga menjelaskan perbedaan membalap di Eropa dan Asia. Menurutnya, bertanding di benua sendiri bisa memberikan motivasi berlebih bagi para pebalap.
"Kalau balap di Asia, Malaysia, kita suka ada kerabat-kerabat datang. Jadi, fighting spirit kita nambah, bikin lebih confident. Tiap tanding di Malaysia kayak home race, jadi semangatnya lebih naik. Kalau di Eropa, kadang kita sudah maksimal tapi gagal dapat catatan waktu dan setting-an yang baik kadang kita bingung apa yang harus dilakukan. Kita kadang malah jadi stres. Kita bingung, sudah all out tetapi kadang hasilnya belum bagus, maka stres dan kurang improve akibat kurang support," tutur Doni.
"Sirkuit di Asia itu asing buat pebalap-pebalap Eropa. Jadi, sama-sama dari nol, mereka masih meraba-raba. Kalau balapan di Eropa, kita tuh sudah kalah start sama mereka karena mereka sudah hafal treknya di luar kepala, sudah lihai, sudah punya setting-an motor sendiri untuk balapan di Eropa," tutupnya.
ADVERTISEMENT