Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Christian Hadinata, Kirab Obor, dan Asa Emas Bulu Tangkis Indonesia
16 Agustus 2018 0:28 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Rabu, 15 Agustus 2018 menjadi salah satu fragmen spesial dalam biografi Christian Hadinata. Sosok legendaris di dunia bulu tangkis itu menjadi salah satu pembawa obor di torch relay (pawai obor) Jakarta jelang Asian Games 2018.
ADVERTISEMENT
Tak berlebihan, bahkan euforia tersebut ikut diamini Koh Chris --sapaan akrab Christian Hadinata-- sendiri. Kepada para wartawan yang meliput, ia mengaku kaget melihat antusiasme masyarakat jelang menyambut Asian Games yang akan dibuka 18 Agustus.
Sebagai mantan atlet, api semangat kembali terbakar jauh dalam relung hatinya. Selain dukungan publik yang meningkat, infrastruktur yang ada saat ini pun begitu menunjang fasilitas olahraga, termasuk bulu tangkis.
"Kesiapan Jakarta sebagai tuan rumah sangat siap. Tiap hari saya lewat Senayan. Sebelum ada Asian Games kurang sinarnya. Padahal itu kompleks olahraga yang legendaris," ujar Koh Chris.
"Sekarang luar biasa, perubahan signifikan dan membuat saya mau bermain (tanding) lagi. Untuk masyarakat pun terlihat luar biasa. Dari awal titik 0 km, pawai obor di Jakarta ini bagus sekali. Lebih dari suasana ketika menang di Piala Thomas," katanya menambahkan.
ADVERTISEMENT
Sebagai mantan atlet, Koh Chris sendiri telah banyak membukukan rapor emas, termasuk mempersembahkan trofi Piala Thomas 1973, 1976, 1979, dan 1984.
Saat dimintai komentar soal kans bulu tangkis di Asian Games 2018, pria asal Kebumen, Jawa Tengah, itu mengatakan tumpuan memang masih ditujukan kepada ganda putra terbaik dunia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, juga ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
"Soal badminton, yang diunggulkan ganda putra dan ganda campuran. Harapannya, paling tidak dua emas. Peluang di dua nomor itu di atas 50%. Saingan terberat langganan, ada China, Jepang, dan Korea Selatan."
"Kalau nomor beregu, putra peluang 50:50. Beregu putri (yang jadi) andalan (adalah) Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta," ujar Christian.
ADVERTISEMENT
Asian Games 2018 sendiri menjadi kali kedua multievent se-Asia itu dihelat di Tanah Air setelah 1962. Cabor bulu tangkis nomor beregu lebih dulu dihelat di Istora GBK pada 19 Agustus. Sementara, nomor perorangan digelar mulai 23 Agustus 2018.