Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Dunia tenis sudah menanti duel ini: Cori Gauff vs Naomi Osaka . Duel rising star, kata mereka. Gauff berusia 15 tahun, Osaka berumur 22 tahun. Jumat (24/1/2020), Gauff menyingkirkan Osaka pada babak ketiga Australian Open 2020.
ADVERTISEMENT
Osaka adalah juara bertahan turnamen. Tahun lalu, ia tampil sebagai kampiun setelah mengalahkan Petra Kvitova. Tahun ini, Osaka melaju cukup kencang. Sebelum kandas di tangan Gauff, ia belum pernah kehilangan satu set pun.
Namun, Osaka kandas dua set langsung di tangan Gauff, yang menang meyakinkan dengan skor 6-3 dan 6-4.
Sebelum pertandingan, Gauff mengatakan bahwa ia harus tampil lebih agresif ketika menghadapi Osaka. Tahun lalu, ketika bertemu pada babak ketiga AS Terbuka, Gauff kalah 3-6 dan 0-6 hanya dalam waktu 65 menit saja. Kali ini, ceritanya berbeda.
Dalam 67 menit, Gauff menunjukkan bahwa kunci kemenangan tak hanya terletak pada agresivitas saja. Siapa yang paling sedikit melibatkan kesalahan bakal keluar sebagai pemenang pada duel ketat ini.
ADVERTISEMENT
Ayah Gauff, Corey Gauff, yang pernah menyemangati sang putri untuk menjajal berbagai macam olahraga --sebelum akhirnya menekuni tenis -- sampai berdiri dari kursi penonton. Entah tegang, entah antusias.
Yang jelas, Gauff betul-betul bisa menjaga ritme dan ketenangan. Padahal lawan yang ia hadapi adalah kolektor dua gelar grand slam dan bintang muda yang sedang harum-harumnya: Naomi Osaka.
Di tangan Gauff, Osaka keteteran. Petenis yang mewakili Jepang di dunia tenis itu membuat 30 unforced error. Sementara, Gauff tampil tenang; persentase kesuksesan servis pertamanya mencapai 75%.
Dominasi Osaka pada awal pertandingan pun berujung nihil. Ia berulang kali gagal mematahkan servis Gauff dan, sebaliknya, justru sering melakukan kesalahan sendiri.
Gauff akhirnya membuat kejutan dengan mengandaskan sang juara bertahan dan melaju ke babak keempat.
ADVERTISEMENT
"Sejujurnya... Apa-apaan, sih, ini!? Ya, ampun. Dua tahun lalu, aku kalah di babak pertama level junior. Sekarang, aku berada di sini. Ini gila!" ujar Gauff seusai laga.
Ia sama terkejutnya dengan kejutan yang ia buat sendiri.