David Terakhir di Piala FA

19 Februari 2017 6:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Para pemain Lincoln City yang berbahagia. (Foto: Jason Cairnduff/Reuters)
Beberapa pertandingan babak kelima Piala FA telah rampung diselenggarakan. Kendati ada sebagian tim yang masih harus bertanding, rasanya sah-sah saja untuk menyebutkan bahwa pada edisi kali ini Lincoln City FC adalah protagonis utama. Penyebutan Lincoln City sebagai protagonis memang pantas. Dari 16 tim yang lolos ke babak kelima, hanya ada mereka dan Sutton United yang berasal dari kompetisi level bawah. Belum lagi jika harus berbicara soal prestasi Lincoln yang mengalahkan jagoan Premier League, Burnley, 0-1 di Turf Moor, Sabtu (19/2/2017) malam WIB. Kemenangan atas Burnley di Turf Moor tak hanya membuat mereka lolos ke babak keenam, tetapi juga membuat mereka dibanjiri pujian. Liverpool dan Chelsea—yang kelasnya di atas Burnley—saja tidak berhasil mengalahkan mereka di Turf Moor musim ini.
ADVERTISEMENT
Terpukulnya pemain Burnley, Andre Gray. (Foto: Jason Cairnduff/Reuters)
Latar belakang Lincoln City sebagai klub penghuni non-liga membuat prestasi mereka kali ini terbilang fantastis. Ya, siapa menduga klub penghuni non-liga mampu lolos ke babak yang sepantasnya menjadi ajang bunuh-membunuh klub Premier League ini? Meski kini bermain di non-liga, Lincoln City sebetulnya memiliki sejarah yang cukup panjang dalam persepakbolaan Inggris. Klub ini didirikan oleh orang-orang Kota Lincoln sebagai pemuas kebutuhan orang untuk bermain sepak bola pada 1884. Keberadaan klub yang semakin besar membuat mereka meminjam sarana olahraga untuk dapat memfasilitasi keinginan orang banyak. Pada era yang sama, klub ini pun meminjam lapangan milik pengusaha bir lokal, John O'Gaunts. Memindahkan kandang ke lapangan milik O’Gaunts rupanya membuat klub ini semakin besar. Delapan tahun kemudian, klub ini menjadi salah satu pendiri Divisi Dua Liga Inggris. Tak ada prestasi fenomenal yang pernah diciptakan oleh Lincoln City selama 133 tahun mereka berdiri. Dalam 133 tahun itu, prestasi terbaik mereka hanya terjadi ketika mereka mengakhiri musim 1975/76 dengan status juara League Two. Selebihnya, tidak ada yang patut dibanggakan dari klub ini.
ADVERTISEMENT
Pemain Lincoln City membawa bendera dari fans. (Foto: Jason Cairnduff/Reuters)
Manajer Lincoln City, Danny Cowley, usai pertandingan melawan Burnley berkata, “Mungkin apa yang kami lakukan saat ini mengembalikan sejarah magisnya kompetisi ini. Ini adalah kompetisi yang luar biasa dan siapa pun yang berkata bahwa kompetisi ini telah berakhir pasti tidak tinggal di Lincoln dalam enam hingga delapan pekan terakhir. Piala FA telah membangkitkan klub ini.” “Klub ini memiliki beberapa momen berat dan apa yang kami capai saat ini mengembalikan klub ini di kepala dan hati orang. Kemenangan ini membangkitkan semangat kami dan kami mencintai setiap menitnya,” tambah Cowley. “Pertandingan ini benar-benar mengubah kami, baik soal finansial maupun untuk menaikkan profil pemain kami. Mereka pun berhak mendapatkannya. Ketika kamu adalah seorang pemain non-liga dan memainkannya secara paruh waktu, kamu harus benar-benar berjuang," tegas manajer 38 tahun itu. Atas kemenangan melawan Burnley, Lincoln City pun menjadi klub non-liga pertama yang mencapai perempat final dalam 103 tahun terakhir. Terakhir kali, prestasi semacam ini diraih oleh Wigan Athletic. Selayaknya kisah David dan Goliath, Lincoln City selaku David, bakal menghadapi klub Premier League yang ibarat Goliath. Semoga saja perjuangan mereka tak berhenti sampai di sini.
ADVERTISEMENT