Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
“Ada atau tidak ada race, endurance harus tetap dibangun.”
Prinsip itu dipegang erat-erat oleh Sulastri ‘Valast’ Ahmad. Tidak bisa ditawar lagi.
Sosok yang dikenal sebagai Coach Skolari Indonesia itu bahkan menjelaskan bahwa endurance atau daya tahan sangat penting untuk dimiliki setiap orang di tengah pandemi COVID-19 seperti sekarang.
Mewabahnya virus corona mengubah fokus dunia, termasuk Indonesia. Ajang-ajang olahraga maupun seni digeser menjadi prioritas kesekian. Prioritas utama sekarang adalah bebas dan pulih dari virus corona.
Social plus physical distancing dinilai ampuh memutus rantai penyebaran virus corona. Berangkat dari sini, sejumlah ajang lari terdampak. Ada yang ditunda, ada pula yang dibatalkan.
Yang namanya pelari, pasti punya rencana latihan (training plan) untuk menghadapi lomba. Biasanya, menu latihan akan disesuaikan untuk kebutuhan di ajang tersebut. Seorang pelari berlatih untuk mewujudkan target yang sudah ia tetapkan di ajang tersebut.
Pertanyaannya: Apa yang harus dilakukan seorang pelari yang telanjur melakoni latihan untuk satu perlombaan, tetapi perlombaan tersebut malah ditunda atau bahkan dibatalkan?
Pertama, buang jauh-jauh pemikiran bahwa latihanmu selama ini jadi sia-sia. Ada atau tidak ada perlombaan, idealnya, setiap orang harus berolahraga. Ada atau tidak ada agenda terdekat, setiap pelari harus berlatih.
Karena kondisinya berubah, tentu harus ada penyesuaian. Jika kasusnya agenda disetop akibat pandemi, mempertahankan endurance menjadi tujuan latihan. Singkat kata, tetaplah berlatih.
“Ada atau tidak ada race, endurance harus dibangun. Selama PSBB, kita harus olahraga mandiri. Kalau mau di luar rumah, ingat aturan untuk olahraga di luar rumah seperti apa: Ambil jarak yang cukup,” tutur Coach Valast kepada RunStyle.
“Kalau memang lagi memungkinkan olahraga di luar, saya ambil jarak sekitar dua meter dari orang lain. Itu pun waktu masih benar-benar sepi. Saya biasanya ambil waktu setelah salat subuh, sekitar jam 5,” lanjut Coach Valast.
Latihan yang dijajal Coach Valast juga sederhana: Joging selama satu jam. Dalam kurun segitu, ia bisa melahap 10 km. Namun, di akhir pekan, biasanya ia berlari jarak jauh sebagai variasi latihan. Catatannya sama, aturan PSBB tetap harus dipatuhi.
Tentu joging di luar rumah tidak menjadi satu-satunya cara bagi para pelari untuk menjaga daya tahan. Kalau di rumah punya treadmill, bisa dimanfaatkan, lho.
Kalau tidak punya juga? Bisa berlari di halaman, balkon, atau malah ruangan di rumah. Toh, ada sejumlah pelari yang bahkan menuntaskan full marathon dengan berlari mengelilingi rumah dan halaman mereka.
“Yang penting stay safe. Latihannya tidak membahayakan kalian. Kalau kalian tinggal di wilayah yang tidak memunginkan buat latihan di luar, ya, latihan di dalam rumah,” jelas Coach Valast.
“Murid saya ada yang punya treadmill. Dia pakai itu untuk menyelesaikan half marathon (21 km). Ada juga yang tidak punya treadmill dan tidak bisa latihan di luar. Mereka tetap berlatih di dalam rumah, lari-lari saja putar ruangan atau halaman,” tutur Coach Valast.
Selain lari--entah di dalam atau luar rumah--Coach Valast juga menganjurkan berlatih core dan strength. Nah, buat dua latihan ini, ada sejumlah kelas daring yang dapat diikuti via Youtube.
Selama menerapkan physical distancing, Coach Valast juga rutin memberikan menu latihan core dan strength untuk anak-anak didiknya. Variasi latihannya bermacam-macam. Bagi mereka yang sudah di level advance, akan diberikan latihan berdurasi 60 menit. Bagi yang pemula, diberi latihan berdurasi tak lebih dari 40 menit.
Meski demikian, seluruh latihan yang diberikan bertujuan untuk membangun dan merawat daya tahan. Berangkat dari situ, latihan dalam situasi seperti ini juga tidak boleh terlampau berat.
“Saya sarankan latihan di situasi sekarang jangan hardcore. Kalau dalam situasi normal, cedera, ya, bisa langsung ke dokter. Kalau sekarang, kondisinya berbeda. Jadi latihannya jangan malah yang berisiko tinggi. Naik-turun tangga itu juga bagus buat strength,” kata Coach Valast.
“Sebagai cross training, bisa gunakan sepeda statis untuk olahraga di rumah. Bahkan biasanya kalau lagi cedera, olahraga yang disarankan itu berenang atau bersepeda,” jelas Coach Valast.
Cross training dapat diartikan sebagai program latihan lain yang berguna untuk melengkapi olahraga utama, dalam hal ini lari. Pada dasarnya, lari merupakan olahraga yang bersifat pengulangan dan tinggi benturan (high impact). Terlebih, pelari rentan cedera.
Cross training dapat membantu meningkatkan fleksibilitas otot yang jarang digunakan saat berlari. Manfaat lainnya adalah membantu memperbaiki teknik berlari sehingga bisa menambah kecepatan.
Selain itu, menghilangkan kebosanan dan kelelahan karena melahap menu latihan yang itu-itu saja menjadi alasan mengapa cross training perlu diterapkan.
Silakan saja memvariasikan joging dengan bersepeda statis selama pandemi. Bersepeda juga merupakan olahraga yang ramah sendi. Dengan begitu, tujuan untuk membangun daya tahan bisa dipenuhi tanpa memberikan tekanan berlebih pada tubuh.
Yang tak kalah penting untuk dilakukan selama pandemi adalah menjaga kebahagiaan. Coach Valast percaya bahwa lari ibarat terapi para pencintanya. Olahraga dipercaya sebagai penghasil endorfin yang dapat memicu perasaan positif.
“Menjaga diri supaya tidak stres, supaya tetap happy dalam situasi sekarang sangat penting. Kita semua dari dulu sudah dikasih tahu bahwa olahraga bisa meningkatkan endorfin. Kalau kita stres, bukan tidak mungkin sistem imunitas kita juga menurun,” jelas Coach Valast.
“Ada beberapa murid saya yang kecewa karena sejumlah event dibatalkan. Mereka ‘kan virgin runner di event itu [lomba lari pertama -red]. Saya bilang ke mereka, kamu tetap lari,” lanjut Coach Valast.
“Kemarin BFI Run dibatalkan, tetapi race pack sama medalinya dikirim ke peserta. Mereka tetap lari di rumah, treadmill, atau komplek yang areanya aman. Lari aja 500 meter 10 kali, sudah 5 km. Kalau ikut yang 10 km juga begitu, disesuaikan saja. ‘Kan tetap lari."
"Bedanya, kali ini tidak ada podium, tidak ada perayaan. Mereka tetap senang, kok. Masing-masing foto sama medalinya. Yang penting bisa tetap merasa fun,” tuturnya.
Saling mendukung untuk tetap berkomitmen dengan latihan selama di rumah juga penting untuk dilakukan. Bersama para pelatih Skolari lainnya, Coach Valast rutin memberikan menu latihan dan menyemangati sesama anggota.
“Tidak bisa ketemu secara fisik bukan berarti tidak bisa saling dukung. Situasi sekarang memang luar biasa. Makanya, kita semua harus pintar-pintar menyiasati,” ujar Coach Valast.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh pelari Running Is My Therapy (RIOT) Bandung, Louis. Kepada RunStyle, Louis menjelaskan bahwa ia dan teman-temannya tetap terhubung meski tak bisa bertemu akibat pandemi.
“Pastinya komunikasi melalui messaging, sih. Ada grup WA tempat kami setiap hari masih sangat bisa berinteraksi. Mau bercanda, berbagi informasi seputar olahraga, workout, kondisi dan perkembangan saat ini, daftar ulang tahun, semua di situ,” jelas Louis.
Serupa dengan kebanyakan pelari, Louis mesti menerima kenyataan tidak dapat membubuhkan tanda centang di seluruh poin dalam wishlist larinya tahun ini. Dua di antaranya adalah Half Marathon BFI Run dan Full Marathon Pocari Sweat Run Bandung.
“Apa pun keputusan panitia, mau reschedule atau cancel, sebisa mungkin kami bersikap netral dan yakin bahwa itu memang yang terbaik."
"Pandemi ini ‘kan tidak ada yang tahu sampai kapan. Beruntungnya, di komunitas saya tidak ada yang bilang: Sia-sia, nih, latihan. Soal ini kami benar-benar saling encourage,” papar Louis.
RIOT Indonesia juga betul-betul mengimbau kepada seluruh anggotanya untuk sebisa mungkin menerapkan social-physical distancing. Pada intinya, latihan harus dilakukan seaman mungkin. Berangkat dari sini, latihan di rumah alias workout from home menjadi pilihan.
“Latihan virtual saat ini kolaborasi antara RIOT Bali dan RIOT Bandung, ada live yoga dari aplikasi Zoom. Untuk training plan, kami rutin seminggu tiga kali keluarkan menu yang dapat dikerjakan selama dua hari," jelas Louis.
"Biasanya dibagikan setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu untuk pengerjaan dua hari. Memang sampai saat ini tidak dimonitor harus dikerjakan, tetapi dari komunitas sendiri mendorong untuk tetap workout di rumah."
"Meet-up virtual masih dalam perancangan. Yang sudah kami lakukan, sih, meramaikan dari pengurus yang sedang live. Biasanya kami bercanda sama teman-teman yang join live. Bahas kangen lari,” tutur Louis.