Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Deewell Gosal: Putri sang Legenda Kobatama, Menatap Mimpi Hijrah ke Amerika
16 Juli 2023 21:50 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
Jika harus menyebut satu per satu nama legenda basket Indonesia, janganlah lupa menyebut Patrick Gosal. Pendarnya di era Kompetisi Bola Basket Utama (Kobatama) bersama Pelita Jaya dan Indonesia Muda pada 1990-an pernah begitu memukau.
ADVERTISEMENT
Patrick memang telah lama gantung sepatu sebagai pemain basket. Namun, 'klan' Gosal tetap akan memiliki penerus di atas lapangan karena putrinya, Deewell Gosal, telah mengikuti jejak sang ayah.
Ketika ada pensiunan atlet memiliki anak yang juga memutuskan jadi atlet, maka orang biasanya akan teringat peribahasa 'Buah jatuh tak jauh dari pohonnya'. Namun, dalam kasus Deewell, ia bisa bergulir lebih jauh. Tidak sebatas kompetisi nasional, melainkan Amerika.
Ya, karena Deewell adalah satu dari lima pemain Development Basketball League (DBL ) Indonesia All Star 2023 yang dilirik pemandu bakat Amerika Serikat (AS). Selain dia, ada Terrell Ayers, Vanissa Siregar, Monica Selviana, dan Erinindita Madafa.
Pebasket mana yang tak merasa terhormat dan bangga kala kesempatan berkiprah di negeri kiblat basket dunia terbuka begitu lebar. Sejauh ini, baru Deewell yang mantap untuk mengambil kesempatan itu.
"Saya merasa ini kesempatan sekali seumur hidup dan saya mikir, gimana kalau misalnya saya enggak ambil ini dan malah menyesal? Jadi saya ambil saja," kata Deewell Gosal dengan mantap saat diwawancarai kumparan beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Deewell dan 11 pemain lain dalam tim putri DBL All Star berkompetisi di Chicago Summer Jam pada 7-9 Juli 2023. Itu adalah turnamen basket yang sudah tersertifikasi National Collegiate Athletics Association (NCAA), sehingga pemandu bakat dari berbagai kampus hadir untuk menemukan bibit potensi baru. Deewell salah satu yang terjaring oleh mereka.
Jangan bayangkan lulusan SMA UPH College itu sebagai pemain dengan postur besar menjulang dan rakus mencetak poin di setiap laga. Tubuhnya hanya setinggi 165 cm dan bukanlah pemain yang paling banyak mencetak poin di setiap pertandingan Chicago Summer Jam.
Namun, Deewell adalah pebasket yang cerdik. Pergerakannya lincah, kontrol bolanya bagus, dan memiliki kualitas umpan yang baik. Ia juga pandai membuka celah pertahanan lawan dengan dribelnya. Memang, banyak hal yang harus ditingkatkan, tetapi ia telah cukup menguasai fundamental permainan basket. Semua itu jelas gemblengan Patrick Gosal.
"Jadi kejadiannya hari kedua turnamen (8 Juli), kami habis main, sudah siap-siap mau ganti baju segala, saya dan 3 teman lain disuruh stay. Tiba-tiba datang pemandu bakat dari AS, menawarkan scholarship buat kuliah di sana," jelas Deewell.
ADVERTISEMENT
"Pokoknya dia bilang tertarik ngasih scholarship, apa yang mau dia lihat [gaya bermain kami] sudah kelihatan di hari itu, makanya dia mau ngasih scholarship," tambahnya.
Menurut informasi yang diterima Deewell, kampus itu bernama Olive-Harvey College di Chicago, Illinois. Buat college-nya sendiri 2 tahun dan itu full scholarship, termasuk biaya asrama ditanggung oleh kampus. Jadi selain belajar, Deewell juga akan bermain tim basket mereka yang berlaga di Divisi 2 NCAA.
Deewell adalah anak yang memang sudah terbiasa mendapat beasiswa karena prestasinya di dunia basket. Bahkan sebenarnya, ia sudah mendapat beasiswa berkuliah di jurusan bisnis manajemen Universitas Pelita Harapan (UPH).
Namun, rezeki dilirik pemandu bakat AS jelas mengubah rencananya. Kedua orang tuanya menyambut baik hal ini.
ADVERTISEMENT
"Kalau papa senang dan support juga buat saya ambil kuliah di sana. Papa berani kasih izin karena kalau dari segi basketnya, saya punya basic yang cukup, jadi misalnya pergi ke sana juga, papa yakin saya bisa ngikutin di sana," lanjutnya.
Patrick Gosal mundur dari basket pada 2003 usai menderita cedera telapak kaki yang cukup mengganggu. Setahun berselang, ia meniti karier sebagai pelatih.
Salah satu prestasinya adalah membawa tim putri Perbanas menjadi juara Libama Nasional dan tim Mahaputri menjadi juara Kobanita. Sekarang, Patrick menjadi salah satu pelatih di Fictor Roring Basketball Academy.
Anak-anak di akademi itu paling tidak mendapat pelatihan basket 2 kali dalam sepekan. Beruntung bagi Deewell, yang mulai serius menekuni basket sejak SMP, ia bisa digembleng setiap hari oleh sang ayah. Di sisi lain, menjadi anak Patrick Gosal boleh jadi adalah beban.
ADVERTISEMENT
"Saya jadikan pressure sebagai motivasi, saya lebih ke bersyukur saja ke Tuhan karena sudah dikasih papa yang bisa mengajari saya, sudah dikasih talenta juga sama Tuhan, jadi sudah sejalan. Omongan orang dijadikan motivasi saja buat saya biar ke depannya bisa lebih baik lagi," tegasnya.
Selain itu, Deewell juga tipe orang yang tak mudah menyerah. Sebab, Patrick menanamkan sebuah motivasi ke dalam diri putri satu-satunya tersebut.
"Jadi, kalau mau sukses, kita harus merasakan jatuh dulu bagaimana, nanti kita akhirnya bisa lompat yang tinggi," tambahnya.
Beberapa jam usai tim putri DBL All Star menjadi juara di kategori 11th Grade 2024 Chicago Summer Jam 2023, pada 9 Juli lalu, Deewell dan rekan-rekannya menonton laga Chicago Sky vs Atlanta Dream di Wintrust Arena. Mereka menyaksikan pertandingan basket wanita yang berkelas.
ADVERTISEMENT
Mustahil bagi Deewell untuk tidak membayangkan dirinya berada di sana suatu hari nanti. Itu telah masuk dalam daftar mimpi besarnya di dunia basket.
"Jujur, ngebayangin kalau main di situ, saya kayaknya keren juga. Ngebayangin pasti. Ya, mungkin, salah satu dream saya bisa main WNBA," sebutnya.
Sebagai pebasket RI, Deewell Gosal juga bermimpi membela Timnas Indonesia. Sejauh ini, ia baru pernah memperkuat Timnas Basket U-16 dalam ajang bernama FIBA U16 Women's Asian Championship di Yordania pada 2022. Kala itu, tim Indonesia finis ketujuh di klasemen.
"Pasti, kalau misalnya bisa bela timnas, saya pengin banget bisa bela timnas. Terus juga nanti pas nanti di AS, kalau saya bisa sampai main pro, itu pengin banget sih [balik bela Timnas Indonesia]," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Kini, salah satu tantangan untuk ke AS adalah biaya. Sebab, pihak Olive-Harvey College kabarnya tak akan menanggung living cost (biaya hidup) Deewell di sana.
Namun, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo mengaku pihaknya siap untuk membantu para pemain DBL jika memang mau mengambil tawaran ke AS.
"Terkait beasiswa nanti mungkin bisa kami hubungkan juga dengan pemerintah. Ini seperti terjadi kemarin dengan atlet golf. Jadi atlet golf nasional mendapatkan beasiswa di Harvard untuk bermain golf di tim Harvard," terang Dito dalam launching DBL 2023/24 di Kantor Kemenpora, Jakarta, Jumat (14/7).
"Tetapi ada kendala, yaitu Harvard memberikan beasiswa hanya pendidikan saja, tapi tidak allowance untuk kehidupan di sana dan ini bisa dikawinkan dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan [LPDP]."
ADVERTISEMENT
"Kebetulan saya baru tahu ini dapat beasiswa, nah kalau memang itu [kasusnya] juga sama seperti yang di golf, itu bisa diterapkan juga untuk lima atlet yang tadi mendapatkan beasiswa di Chicago," tambahnya.
ADVERTISEMENT