Demi Emas Olimpiade, Sindhu Mesti Prima di Denmark dan Prancis Terbuka

10 Oktober 2019 17:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain tunggal putri asal India, Pusarla Sindhu. Foto: REUTERS/Vincent Kessler
zoom-in-whitePerbesar
Pemain tunggal putri asal India, Pusarla Sindhu. Foto: REUTERS/Vincent Kessler
ADVERTISEMENT
Rentetan smes kencang dan variasi lob ke sudut-sudut lapangan membawa Pusarla Venkata Sindhu memenangi Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2019. Namun, performanya menurun di turnamen-turnamen berikutnya.
ADVERTISEMENT
Sindhu hanya mencapai babak 16 besar China Terbuka karena kalah dari Pornpawee Chocuwong [Thailand] dengan skor 12-21, 21-13, 19-21. Di Korea Terbuka, Sindhu langsung tersingkir di babak pertama. Ia kalah dari Beiwen Zhang [Amerika Serikat] dengan skor 21-7, 22-24, 15-21.
Dua kekalahan mengejutkan itu mencoreng capaian Sindhu. Itulah kenapa pebulu tangkis tunggal putri nomor enam dunia ini berharap bisa tampil lebih prima di kejuaraan terdekat, yakni Denmark Terbuka dan Prancis Terbuka 2019.
Pusarla V. Sindhu saat pertandingan Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Minggu (21/7/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Alasan lain, Sindhu juga mengejar target emas di Olimpiade 2020 Tokyo. Denmark Terbuka dan Prancis Terbuka akan menjadi ajang paling pas bagi Sindhu untuk kembali belajar sekaligus memperbaiki diri.
"Tujuan utama saya adalah emas Olimpiade meski tidak bakal gampang. Saya harus bekerja lebih keras. Denmark Terbuka dan Perancis Terbuka digelar sebelum Olimpiade. Jadi ini seperti babak kualifikasi," tegas Sindhu, melansir dari Times of India.
ADVERTISEMENT
Sindhu kini menempati urutan keenam dalam race to Tokyo. Perolehan nilainya mencapai 47.114 dalam tujuh turnamen. Ia bakal menjadi salah satu unggulan pada Olimpiade nanti.
Namun, status tersebut agaknya tak akan berpengaruh begitu kentara. Jadi, jelas bukan perkara gampang, apalagi persaingan di sektor tunggal putri semakin ketat.
Pusarla Sindhu menjadi pebulu tangkis pertama India yang meriah medali emas di Kejuraraan Dunia Bulu Tangkis. Foto: REUTERS/Vincent Kessler
Status unggulan terkadang bisa saja menjadi bumerang. Sindhu mesti memutar kembali ingatan dan belajar banyak ketika ia tersingkir dini di Korea Terbuka dan China Terbuka.
"Menang dan kalah adalah bagian kehidupan. Suatu hari kamu menang. Hari lain kamu kalah. Namun, saya belajar banyak dari sebelumnya dan saya harap itu akan bekerja lebih baik di Denmark Terbuka nanti," ujar juara dunia 2019 ini.
ADVERTISEMENT