Desain Mewah Batik Parang di Obor Asian Para Games 2018

4 September 2018 23:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Test Event Asian Para Games 2018 (Foto: ANTARAFOTO/ Wahyu Putro A)
zoom-in-whitePerbesar
Test Event Asian Para Games 2018 (Foto: ANTARAFOTO/ Wahyu Putro A)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tiga puluh satu hari jelang Asian Para Games 2018 dibuka, Sabtu (6/10/2018), torch relay (kirab obor) lebih dulu mengawali rangkaian multievent terbesar se-Asia bagi para atlet penyandang disabilitas itu.
ADVERTISEMENT
Sama seperti Asian Games, torch relay juga tepat menandakan satu bulan jelang turnamen dihelat. Untuk Asian Para Games, lentera berisi Api Abadi Mrapen dari Grobogan akan diarak di Solo, Rabu (5/9). Berikutnya, barulah obor dihidupkan dengan api tersebut dalam acara di Ternate, Maluku Utara, Minggu (9/9).
Nantinya, api tersebut akan dibawa berkeliling Indonesia dalam obor berwarna emas yang menasbihkan kesan mewah. Dalam acara Media Gathering di Solo, Selasa (4/9), Direktur Ceremony Indonesia Asian Para Games 2018 Organizing Committee (INAPGOC), Ageng Nugroho, menjelaskan filosofi di balik desain obor tersebut.
"Untuk obor, ada filosofinya. Motif batik parang dipilih karena menunjukkan identitas budaya kita, Indonesia, sebagai tuan rumah. Di tengah depan, ada logo Asian Para Games sendiri, di belakang ada kunci obor," ucap Ageng.
ADVERTISEMENT
"Obor ini tak hanya statis, bisa dikecilin dan dibesarin (apinya). Kemudian ada tiga filosofi cincin: Citius, Altius, Fortius, yang artinya lebih cepat, lebih kuat, dan lebih tinggi. Tak kalah penting, ada huruf braille, untuk teman-teman tunanetra," katanya menambahkan.
Obor Asian Para Games yang baru diperkenalkan itu memiliki berat 1,9 kilogram dan sudah diuji serta dipastikan aman dari hujan dan angin.
Ketua INAPGOC, Raja Sapta Oktohari (kanan), memperkenalkan obor yang akan digunakan selama torch relay Asian Para Games 2018, pada acara Media Gathering di Solo, Selasa (4/9). (Foto:  Karina Nur Shabrina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua INAPGOC, Raja Sapta Oktohari (kanan), memperkenalkan obor yang akan digunakan selama torch relay Asian Para Games 2018, pada acara Media Gathering di Solo, Selasa (4/9). (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
Di Solo sebagai pusat dari National Paralympic Committee (NPC) Indonesia sendiri, akan ada serah terima di Kantor NPC Jalan Ir. Sutami, Rabu (5/9), oleh Ketua INAPGOC, Raja Sapta Oktohari, dan Ketua NPC Indonesia, Senny Marbun. Selanjutnya, ada arak-arakan menggunakan empat kereta kuda yang terdiri dari tiga cabriolet (kereta kuda terbuka) dan satu kereta kencana.
ADVERTISEMENT
Setelah menempuh perjalanan dari Jalan Ir. Sutami sejauh 5,4 kilometer sampai di Jalan Juanda, barulah arak-arakan tiba di pos pertama dengan total mengajak 10 torch bearer, termasuk Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, dan Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo.
Dari Solo, obor bernuansa batik parang itu pun bakal berkelana mulai dari Ternate, Makassar, Denpasar, Pontianak, Medan, hingga Pangkal Pinang dan tiba di Ibu Kota Jakarta pada 30 September untuk dipersiapkan jelang Opening Ceremony (Upacara Pembukaan) Asian Para Games pada 6 Oktober 2018.