Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Di Australia Terbuka 2018, Federer Rebut Gelar Grand Slam ke-20
28 Januari 2018 20:31 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Lewat pertandingan lima set melawan Marin Cilic, Roger Federer berhasil merebut gelar Grand Slam ke-20. Laga yang berlangsung selama tiga jam tiga menit ini berakhir dengan skor akhir 6-2, 6-7 (tie break 5-7), 6-3, 3-6, 6-1.
ADVERTISEMENT
Minggu (28/1/2018), di Rod Laver Arena, Australia Terbuka 2018 sampai ke pertandingan akhir. Berbeda dengan final tunggal wanita, final tunggal pria kali ini diputuskan untuk dilakukan di area indoor. Pertandingan tetap berlangsung di Rod Laver Arena. Hanya, operator pertandingan memutuskan untuk memasang atap pada arena untuk mencegah dehidrasi pada dua finalis.
Keputusan ini dipicu oleh kasus dehidrasi yang dialami oleh Simona Halep yang kemarin melakoni laga final melawan Caroline Wozniacki. Saat larut malam, Halep dikabarkan dilarikan ke rumah sakit dan mendapatkan penanganan untuk kasus dehidrasi.
Kemenangan ini menutup dengan manis perjuangan petenis asal Swiss ini untuk lepas dari bayang-bayang cedera. Walau tahun lalu ia berhasil meraih dua gelar Grand Slam, Federer tidak memasuki Australia Terbuka tahun ini dengan ekspektasi tinggi. Cedera lutut yang didapatinya dua tahun lalu membikin petenis peringkat dua ini harus melakukan banyak penyesuaian terkait aktivitas fisiknya.
ADVERTISEMENT
Di set pertama, Federer tidak memberikan kesempatan kepada petenis asal Kroasia yang jadi lawannya ini untuk berbuat banyak. Pukulan-pukulan menyilang Federer tidak terjangkau oleh Cilic. Gertakan Federer di awal pertandingan memancing Cilic menjadi lengah dan melangkah maju melakukan pukulan menyilang lapangan yang memicu kesalahan fatal baginya.
Reli-reli panjang tidak didapati di set pertama ini. Federer tidak membutuhkan waktu lama untuk meladeni perlawanan Cilic dengan permainan defensifnya.
Sampai di pengujung set pertama, Cilic tidak berhasil sekali pun memenangi reli. Dua poin yang diraihnya berasal dari ace. Dalam waktu 24 menit, Federer berhasil membukukan kemenangan 6-2 di set pertama.
Hanya karena Federer menang mudah di set pertama, tidak demikian dengan set kedua. Federer dan Cilic saling mengejar di set kedua. Kedudukan 1-0 untuk keunggulan Cilic, Federer menyamakan menjadi 1-1, dan begitu seterusnya.
ADVERTISEMENT
Saling mengejar angka, perlawanan Cilic memaksa pertandingan berlangsung sampai babak tie-break. Serupa dengan permainan Cilic di gim-gim sebelumnya di set kedua ini, ia kerap merepotkan Federer dengan pukulan-pukulan diagonal. Kemenangan Cilic di set kedua memastikan pertandingan tidak akan berakhir di set ketiga.
Di set ketiga, Federer kembali kepada permainannya di set pertama. Ia menjawab perlawanan Cilic dengan 7 ace dan 8 winner. Bermain cepat di set ketiga, Federer terus memimpin. Ia hanya membiarkan Cilic memenangi tiga gim di set ini.
Federer moment yang legendaris itu bahkan muncul di set ketiga. Saat kedudukan 2-5 untuk keunggulannya, Federer mundur sampai ke 3/4 lapangannya. Lewat forehand-nya ia melesakkan half-volley. Pukulan ini mengejutkan Cilic. Alih-alih mengembalikan bola, pukulan forehand Cilic justru membentur net. Walau Cilic memenangi satu gim lagi, Federer melaju sampai kedudukan 6-3 menjadi penanda berakhirnya set ketiga.
ADVERTISEMENT
Seharusnya pertandingan bisa berakhir di set keempat dengan kemenangan Federer. Namun, Cilic kembali ke permainan yang ditunjukkannya di set kedua.
Sampai kedudukan 3-3, keduanya saling mengejar angka. Namun, dominasi Cilic mulai diperlihatkan saat ia berhasil unggul 4-3 atas Federer. Permainan defensif dari pukulan-pukulan backhand Federer dibalas dengan pukulan forehand Cilic.
Permainan Federer kacau dalam seketika. Berkali-kali pula ia menciptakan error. Backhand yang tadinya berfungsi sebagai pertahanan justru membuat bola melebar keluar lapangan. Alih-alih bertahan, Federer justru menyumbang angka untuk Cilic. Kedudukan 6-3 bagi keunggulan Cilic menjadi akhir dari set keempat. Apa boleh buat, pertandingan harus berlanjut sampai set kelima.
Set terakhir adalah pertaruhan. Bila Cilic menang, ia akan merengkuh gelar Grand Slam keduanya. Bila ia kalah, maka Federer-lah yang akan mengangkat trofi Grand Slam ke-20-nya.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan set keempat, Cilic justru tampil frustasi di set ini. Berkali-kali Federer memenangi gim karena bola yang dikirim Cilic membentur net. Di set ini, Federer memenangi 100% break points. Catatan servisnya juga mengesankan. Saat Cilic hanya sanggup memenangi 50% servis pertama, Federer mencatatkan 71% kemenangan.
Cilic justru tak berkutik di set kelima. Ia hanya sanggup memenangi satu gim. Saat kedudukan 1-5 untuk keunggulan Federer, Cilic kembali melakukan kesalahan fatal. Bola yang dikirimnya lewat forehand kencang kembali membentur net. Skor 1-6 di set kelima menjadi penanda gelar Grand Slam ke-20 milik Federer.
“Saya sangat bahagia. Kemenangan ini benar-benar luar biasa. Dongeng terus berlanjut bagi kami (tim Federer). Tahun lalu memang menyenangkan, tapi tahun ini luar biasa. Ini turnamen yang besar untuk Marin (Cilic). Perjalanannya panjang, tapi berharga,” ungkap Federer dari atas podium dalam seremoni kemenangannya. Alih-alih berpidato panjang, Federer justru menangis. Mirip dengan yang dilakukannya saat kalah dari Rafael Nadal di final Australia Terbuka 2009.
ADVERTISEMENT
Raihan ini merupakan gelar juara keenam yang diraih Roger Federer di Melbourne Park dan yang ke-20 di turnamen Grand Slam. Kemenangan ini juga membuat Federer menjadi petenis keempat yang meraih gelar Grand Slam untuk nomor tunggal sebanyak 20 kali atau lebih. Sebelumnya sudah ada Margaret Court (24), Serena Williams (23), dan Steffi Graf (22).