Di Lini Tengah PSG, Julian Draxler Terlahir Kembali

22 November 2017 15:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Draxler kala memperkuat PSG. (Foto: Reuters/Jean-Paul Pelissier)
zoom-in-whitePerbesar
Draxler kala memperkuat PSG. (Foto: Reuters/Jean-Paul Pelissier)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cederanya Thiago Motta pada pertengahan Oktober lalu membuat Unai Emery limbung. Di lini tengah Paris Saint-Germain (PSG) dia tinggal memiliki Adrien Rabiot dan Marco Verratti. Javier Pastore, rentan cedera dan tidak konsisten, sementara Christophe Nkunku belum matang jika ingin dipromosikan sebagai pemain inti.
ADVERTISEMENT
Emery kemudian memutar otak untuk menentukan siapa yang layak menempati satu tempat inti di lini tengah PSG. Sampai dia akhirnya menemukan satu kesimpulan: memindahkan Julian Draxler lebih ke belakang, untuk mengisi satu pos di lini tengah.
Keputusan Emery itu bukan tanpa dasar. Dia menilai kalau Draxler punya kemampuan menjadi pembagi bola seperti Motta. Lebih lagi, dengan teknik individu dan fleksibiltasnya, pemain asal Jerman itu akan menjadi pengganti yang amat sepadan untuk Motta.
Laga demi laga pun dijalani Draxler sebagai gelandang tengah. Hasilnya, sejauh ini, begitu memuaskan. Draxler benar-benar berhasil menggantikan peran Motta. Anda perlu melihat statistik yang dicapainya jika tidak percaya.
Draxler dari empat laga terakhir bersama PSG di seluruh kompetisi, berhasil mencetak satu gol dan dua assist. Dan ya, itu semua dijalani Draxler sebagai gelandang tengah. Tak hanya itu, saat ini pemain berusia 24 tahun itu pun muncul sebagai gelandang PSG dengan presentase umpan sukses terbaik, yakni mencapai angka 94.5%.
Draxler saat berlaga bersama PSG. (Foto: REUTERS/Benoit Tessier)
zoom-in-whitePerbesar
Draxler saat berlaga bersama PSG. (Foto: REUTERS/Benoit Tessier)
Draxler yang sebelumnya kerap diisukan hengkang karena gagal menembus tempat utama di skuat PSG, seperti terlahir kembali di posisi barunya itu. Kini, dia tak perlu bersaing dengan Neymar, Kylian Mbappe, atau Angel Di Maria untuk berebut posisi sayap karena tak ada yang bisa menggesernya di lini tengah.
ADVERTISEMENT
Emery pun tak menyesali keputusannya ini. Bahkan dia malah melontarkan puji-pujian untuk sang pemain. Menurutnya, Draxler akan tumbuh jauh lebih baik lagi jika terus bisa mempertahankan apa yang sudah dilakukannya sejauh ini.
"Saya telah berbicara banyak dengan Draxler. Dia menjalani debut bersama Schalke di usia 17 dan saya ingat itu--saat berada di Valencia. Saat ini, dia telah mengembangkan permainannya dengan sangat baik dan semua orang menilai dia sebagai pemain hebat, tapi dia harus lebih konsisten," ujar Emery dilansir situs resmi UEFA.
"Dia masih muda dan dia terus membaik, tapi dia harus terus maju. Dia bermain sebagai gelandang baru-baru ini dan dia sangat penting bagi tim. Jika dia terus seperti itu dan memperbaiki diri, dia akan bisa jadi pemain hebat. Kami sangat senang dengan apa yang dia lakukan dan begitu juga dia sendiri," tambah pelatih asal Spanyol itu.
ADVERTISEMENT
Draxler pun diyakini bakal kembali mengisi lini tengah PSG saat mereka melakoni laga lanjutan Liga Champions menghadapi Celtic pada Kamis (23/11) 02:45 WIB nanti. Kebetulan PSG butuh kemenangan untuk mengamankan posisi puncak dan Emery, pasti menurunkan pemain-pemain terbaiknya.
Bagi Draxler sendiri, keputusan Emery jelas menguntungkannya. Karena bagaimanapun, pemain muda penuh potensi sepertinya memang amat disayangkan kalau hanya menjadi penghangat bangku cadangan. Selain itu, Piala Dunia 2018 juga hanya tinggal menghitung bulan dan kalau tidak bermain inti, kesempatan Draxler untuk terbang ke Rusia bisa menipis.