Dokter Gizi Pelatnas PBSI Buka Suara Usai Fisik Rehan Naufal Dinilai Tak Ideal

14 September 2023 10:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atlet bulu tangkis Indonesia, Rehan Naufal Foto: Dok. PBSI
zoom-in-whitePerbesar
Atlet bulu tangkis Indonesia, Rehan Naufal Foto: Dok. PBSI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia, Rehan Naufal, dikritik netizen lantaran bentuk tubuhnya dinilai tidak ideal. Paulina Toding selaku Dokter Gizi Pelatnas PP PBSI buka suara untuk memberikan penjelasan.
ADVERTISEMENT
Rehan ramai-ramai dikritik karena perutnya sempat terekspos usai bertanding di China Open 2023 pada pekan lalu. Dari situ, mitra Lisa Ayu di sektor ganda campuran tersebut dinilai harus memperbaiki fisiknya agar bisa terus berprestasi.
Paulina mengaku selama ini selalu ada pengecekan rutin bagi atlet yang akan bertanding di turnamen, saat berangkat dan kembali, seperti melakukan timbang badan hingga mengukur indeks massa otot dan massa lemak. Ia menjelaskan bahwa jika angkanya tidak ideal, atlet akan diberi perlakuan khusus.
"Kalau ada lemak berlebih nantinya ada program khusus untuk si atlet bersangkutan. Standar indeks massa lemak di dalam tubuh untuk atlet putra 10-18 dan putri 18-26. Kalau kurang dari angka itu, biasanya akan ada perlakuan khusus, seperti menu tambahan dengan minum susu bagi atlet," katanya dalam keterangan resmi.
Dokter Gizi Pelatnas PP PBSI; dr. Paulina Toding, Sp.GK. Foto: PBSI
"Semua gizi atlet di pelatnas hari-harinya dikontrol. Sudah pasti dengan berdasarkan hasil timbangan yang mencakup komposisi tubuh, kami tahu asupan apa yang harus ditambah atau dikurangi untuk atlet tersebut. Misalnya asupan dengan penambahan susu dengan tinggi kalori atau dengan defisit kalori," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Untuk kasus Rehan Naufal, Paulina menerangkan bahwa indeks massa lemaknya masih masuk kategori normal. Namun memang, angkanya lebih mendekati ambang batas.
"Saat Rehan mau berangkat ke China Open, indeks massa lemak di tubuhnya saat kami ukur hasilnya memang normal, walaupun mepet ke batas atas," jelas Paulina.
"Untuk Rehan, pada saat kembali ke pelatnas, tentu dia akan kembali kami cek berapa berat badannya, termasuk massa lemak dan otot tubuhnya, lalu akan mendapat menu khusus serta kami pantau perkembangannya agar berat badan dan massa lemaknya kembali berada di kisaran normal," lanjutnya.
Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia Rehan Naufal Kusharjanto (kiri) dan Lisa Ayu Kusumawati (kanan) mengembalikan kok ke arah pebulu tangkis Malaysia Roy King Yap dan Cheng Su Yin pada final bulu tangkis SEA Games 2023 di Badminton Hall. Foto: M Agung Rajasa/Antara Foto
Pauline mengeklaim bahwa secara umum indeks massa otot dan lemak atlet-atlet di pelatnas PBSI adalah baik. Namun, pihaknya tetap berdiskusi dengan atlet terkait apakah mereka sudah cukup nyaman dengan komposisi tubuhnya karena berpengaruh pada kelincahan, endurance, dan power.
ADVERTISEMENT
"Menu harian atlet di pelatnas memang kami atur dengan ketat. Dari bagian dapur, jauh-jauh hari sudah berbagi informasi tentang beberapa menu yang akan disajikan. Kami cek dulu. Komposisinya harus lengkap mulai dari karbohidrat 40-60%, protein 15%, dan lemak 25%. Kami juga selalu memperhatikan agar menu yang tersedia rendah lemak," terangnya.
"Atlet juga perlu diberi pengetahuan pentingnya cairan dan elektrolit ketika latihan atau bertanding. Setiap atlet yang akan bertanding, selalu kami bekali dengan suplemen yang cukup," lanjutnya.
Dokter Gizi Pelatnas PP PBSI; dr. Paulina Toding, Sp.GK. Foto: PBSI
Memang, tantangan asupan gizi bagi pebulu tangkis pelatnas PBSI adalah ketika berada di luar negeri. Paulina terus mengedukasi dan meminta kesadaran atlet untuk menjaga asupannya.
"Kendala atlet saat bertanding di luar negeri adalah soal asupan makan banyak, namun tidak diimbangi dengan latihan yang berat seperti yang mereka dapatkan sehari-hari di pelatnas, sehingga seringkali sepulang dari pertandingan di luar negeri, berat badan atlet cenderung naik," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Harus diakui, tipe badan seseorang itu berbeda-beda. Ada yang bawaannya sudah kurus dan atletis, namun ada pula yang berisi, sehingga perlu effort lebih untuk membentuk tubuh yang sesuai untuk seorang atlet," tandas Paulina.