Dua Atlet Para Atletik Indonesia Lolos ke Paralimpiade Tokyo 2020

15 November 2019 19:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelari Indonesia, Karisma Tiarani berlomba pada nomor final lari 100 meter putri T63 pada Kejuaraan Dunia Para Atletik 2019 di Dubai, Rabu (13/11/2019). Foto: REUTERS/Christopher Pike
zoom-in-whitePerbesar
Pelari Indonesia, Karisma Tiarani berlomba pada nomor final lari 100 meter putri T63 pada Kejuaraan Dunia Para Atletik 2019 di Dubai, Rabu (13/11/2019). Foto: REUTERS/Christopher Pike
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Karisma Evi Tiarani meraih medali emas pada Kejuaraan Dunia Para Atletik 2019 di Dubai, Uni Emirat Arab, pada Rabu (13/11/2019). Atlet kelahiran Boyolali itu menjadi yang tercepat mencapai garis finis di final dengan catatan waktu 14,72 detik.
ADVERTISEMENT
Ia menaklukkan delapan sprinter lain di nomor 100 meter putri T63 (keterbatasan fisik pada kaki). Di peringkat kedua ada Monica Graziana Contrafatto (Italia) yang mencatatkan waktu 15,56 detik. Sementara medali perunggu diraih Gitte Haenen (Belgia) dengan waktu 15,60 detik.
Dua prestasi diraih Evi saat bertanding di Dubai Club for People with Determination. Selain medali emas, atlet 18 tahun itu juga mengusangkan rekor dunia atas nama dirinya sendiri.
Sebelumnya, Evi mencatatkan rekor di Prancis pada nomor 100 meter putri kelas T42 dengan catatan waktu 14,90 detik.
“Karisma (Evi) itu top. Ini menjadi hadiah buat kami (Komite Paralimpiade Nasional Indonesia/NPC). Ya, jelas langsung (lolos ke Paralimpiade 2020 Tokyo), dong. Dia dapat emas plus pecah rekor. Mudah-mudahan di Paralimpiade Tokyo dia dapat emas juga,” kata Ketua NPC Indonesia, Senny Marbun, saat dihubungi kumparanSPORT, Jumat (15/11/2019).
ADVERTISEMENT
Ya, merujuk regulasi kualifikasi Tokyo 2020 Paralympic Games, empat peringkat teratas di Kejuaraan Dunia Para Atletik 2019 Dubai akan mendapatkan slot di Paralimpiade. Otomatis, Evi mendapat satu tempat.
Pencapaian Evi ini sesuai yang ditargetkan NPC. Bahkan, Senny menyebut Evi sudah melebihi ekspektasi.
“Jelas, hasil ini sangat sesuai ekspektasi. Soalnya dari Asian Games 2018, Karisma langsung digenjot latihan. Sebelum di Dubai bahkan dia pecahkan rekor juga (di Prancis). Dia sekarang jauh lebih hebat. Pastinya atlet kami luar biasa. Ada satu target emas yang kami sangat yakin bisa dapat (di Paralimpiade Tokyo 2020),” ujar Senny.
Tak cuma Evi yang gemilang di Kejuaraan Dunia Para Atletik 2019. Saptoyoga Purnomo berhasil mempersembahkan medali perunggu nomor 100 meter putra kelas T37.
Pelari Indonesia, Karisma Tiarani berlomba pada nomor final lari 100 meter putri T63 pada Kejuaraan Dunia Para Atletik 2019 di Dubai, Rabu (13/11/2019). Foto: REUTERS/Christopher Pike
Sapto mencatatkan waktu 11,41 detik. Ia berada di bawah Andrei Vdovin yang meraih emas (11,18 detik) dan Chermen Kobesov (11,32 detik).
ADVERTISEMENT
Dengan catatannya ini, Sapto berhasil memecahkan rekor Asia. Sapto juga layak semringah lantaran mendapat tiket langsung ke Paralimpiade Tokyo 2020.
Dua raihan apik itu tak luput dari sorotan Menpora Zainudin Amali. Senny menyebut kedatangan atlet para atletik dari Kejuaraan Dunia bakal disambut langsung Menpora.
“Mereka pulang ke Indonesia sekitar tanggal 18 november. Menpora rencana akan menyambut kedatangannya. NPC dan Menpora ada pembicaraan ke arah sana. Mungkin juga Menpora akan kasih reward juga,” tutur Senny.
Menggenggam tiket Paralimpiade 2020 membuat atlet para atletik Indonesia serius mempersiapkan diri. Pelatih nasional para atletik Indonesia, Selamet Widodo, menyebut beberapa program training camp (TC) dirancang untuk menjaga performa anak asuhnya.
Karisma Evi Tiarani (tengah) berhasil menyabet medali emas di nomor lari 100 meter kategori T42/63 di Asian Para Games 2018, Jakarta, Rabu (10/10). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
"Ya, kalau TC Paralimpiade akan kami lihat dulu. Kemenpora rencananya akan memfasilitasi. Kami juga bakal mengagendakan uji coba, termasuk mengikuti Kejuaraan Dunia lagi. Kami akan lihat sesuaikan kalendernya lagi karena untuk tahun depan agenda dari Asian Paralympic Committee (APC) belum keluar. Kemungkinan ada (kejuaraan) di Beijing dan Paris," kata Selamet.
ADVERTISEMENT
Selamet lebih lanjut menuturkan bahwa program pelatnas jangka panjang para atletik dimulai pada Januari 2020 hingga September. Ia juga menegaskan sejauh ini atletnya sangat siap bertarung di Paralimpiade 2020.
Ia tak sembarang berujar. Selain Sapto dan Evi, Indonesia masih punya Elvin Elhudia Sesa, Putri Aulia, Nur Ferry Pradana, dan Bagus Saktiyono yang berpeluang besar ke Paralimpiade 2020.
“Mereka ditarget lolos (ke Paralimpiade), tapi saat ini kami belum bisa memastikan rangking mereka (di Kejuaraan Dunia). Baru Evi dan Sapto yang pasti lolos,” tutur Slamet.
Paralimpiade 2020 bakal digelar pada 25 Agustus-6 September di Tokyo, Jepang.