Dua Emas Bridge yang Terancam saat Anggaran Cabor Dipangkas

3 Januari 2018 14:55 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pertandingan test event bridge (Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pertandingan test event bridge (Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
ADVERTISEMENT
Tujuh bulan jelang Asian Games 2018, fokus Indonesia sebagai tuan rumah kini bukan lagi soal venue, melainkan bagaimana menggenjot prestasi agar bisa mengharumkan nama bangsa. Caranya, pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyediakan anggaran untuk persiapan atlet.
ADVERTISEMENT
Dari Rp 735 miliar dana yang ada, memang tidak semua dikerahkan untuk Asian Games. Sebanyak Rp 135 miliar akan dibagi untuk persiapan Asian Para Games yang juga digelar di tahun yang sama.
Inilah yang menjadi tugas tim verifikasi bentukan Kemenpora untuk membagi Rp 600 miliar untuk cabang olahraga (cabor) Asian Games. Sebanyak 40 induk cabor pun telah mengirimkan proposal program Pelatnas Asian Games akhir Desember 2017, termasuk bridge.
Namun, muncul delik tersendiri saat anggaran yang diminta cabor tidak seluruhnya disetujui Kemenpora melalui tim verifikasi. Bagi bridge, pemangkasan anggaran dari Rp 23 miliar menjadi Rp 9 miliar berdampak pada target mereka di Asian Games 2018. Anggaran dipotong, asa untuk menyumbang dua emas pun kini ikut terancam.
ADVERTISEMENT
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (PB GABSI), Ekawahyu Kasih. Kepada kumparan (kumparan.com), Rabu (3/1/2018), Ekawahyu menegaskan pihaknya tidak bisa memegang komitmen emas jika Kemenpora memang hanya bersedia memberikan Rp 9 miliar.
"GABSI sudah buat proposal sesuai dengan aturan Kemenpora, dan muncul Rp 23 miliar dengan 32 atlet Pelatnas. Ternyata, saat kami menghadap, dipangkas hanya 12 atlet dengan nilai Rp 9 miliar. Memenuhi target dua emas dari enam nomor dengan 12 atlet dan anggaran Rp 9 miliar itu tidak mungkin," ujar Ekawahyu.
"Saya katakan, kami bisa target dua emas apabila proposal kami yang sudah akurat dan sangat minim itu dipenuhi. Namun jika Kemenpora menegaskan tidak bisa memenuhi, tidak apa-apa, kami tetap akan menjalankannya, tetapi komitmen GABSI (sumbang) dua emas itu kami cabut," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Ekawahyu berujar nominal yang diusulkan oleh GABSI dalam proposalnya sudah sesuai jika melihat try-out dan training camp yang ada dalam daftar agenda GABSI. Rencananya, lanjut Ekawahyu, GABSI akan melakukan try-out di Eropa dan Amerika Serikat, sekaligus melakukan training camp bersama pelatih kenamaan di Negeri Paman Sam itu.
"Dengan Rp 9 miliar, kami tidak akan bisa training camp dan memanggil pelatih terbaik dunia. Paling hanya try-out sekali. Kami tidak mengeluh, hanya berusaha untuk menyumbang emas dan membawa hasil terbaik bagi bangsa. Kalau bridge gagal, itu pun akan menjadi kegagalan dan kekecewaan Indonesia," kata Ekawahyu.
Ekawahyu dan Bambang Hartono  (Foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Ekawahyu dan Bambang Hartono (Foto: istimewa)
Dengan prestasi bridge Tanah Air di level Asia, termasuk menjadi juara umum test event pada November-Desember 2017, Ekawahyu menegaskan total anggaran yang diminta GABSI sejatinya tidak perlu diragukan. Test event di Depok lalu, bridge menyabet empat emas, satu perak, dan satu perunggu mengalahkan China, Taiwan, Hong Kong, Singapura, Thailand, Malaysia, Filipina, Yordania, Korea, India, Bangladesh, dan Jepang.
ADVERTISEMENT
"GABSI dari enam nomor, sebetulnya semua memiliki peluang emas. Hanya, target kami dua emas. Kami buktikan itu di test event, target (saat itu) juga dua emas, yang tercapai empat, lebih baik seperti itu. Jadi menurut saya tepat dengan dua emas (untuk Asian Games) dengan dana yang minim (Rp 23 miliar)," katanya.
"Akan tetapi sekarang dipangkas jadi 12 atlet dengan Rp 9 miliar, bagaimana bisa dapat emas. Tidak mungkinlah, bukan masalah uangnya, tapi yang kami incar adalah emas. Ini kan tujuan Indonesia sebagai tuan rumah di Asian Games," ucap Ekawahyu.
"Jadi sekarang, jika kami setuju Rp 9 miliar, mau tidak mau emas dari bridge terancam, bahkan bisa lepas. Kami mengubah target, tidak ada tanggung jawab untuk medali emas, tapi akan tetap berjuang. Semoga Kemenpora terus mengkaji di sisa waktu ini," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Pada Asian Games yang dihelat 18 Agustus hingga 2 September dengan 45 negara peserta, cabor bridge sendiri akan mempertandingkan enam nomor yakni men team, men pairs, ladies team, mixed team, supermixed team, dan mixed pairs.
Dengan anggaran yang ada, olahraga asah otak lewat kartu ini pun berusaha memaksimalkan persiapan pemain andalan Merah-Putih agar bisa mengharumkan nama Tanah Air di pesta olahraga bangsa Asia ke-18 nanti.