Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Dua Wajah Berbeda Atlet Panahan Indonesia
15 Februari 2018 18:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Ada dua wajah berbeda yang tampak seusai ajang Invitation Tournament 2018 cabang olahraga panahan di Lapangan Panahan Komplek Stadion Utama Gelora Bung Karno, Kamis (15/2/2018). Satu wajah menunjukkan raut bahagia, satu wajah lagi menunjukkan raut wajah merana. Tapi pada dasarnya, tujuan mereka sama: berjaya di Asian Games 2018 .
ADVERTISEMENT
Memang ada dua peristiwa yang terjadi dalam cabang olahraga panahan tersebut. Di satu sisi, tim compound beregu putri Indonesia, yakni Triya Reski Adriyani, Siska Rona, serta Yurike Nina Bonita sukses menyumbangkan emas pertama bagi Indonesia di cabang olahraga panahan. Kebahagiaan menyeruak di antara kontingen Indonesia.
Namun di sisi lain, Riau Ega Agatha, yang turun di nomor recurve tunggal putra, gagal menghadirkan emas bagi Indonesia setelah dikalahkan oleh Muhammad Akmal Nor Hasrin di partai final. Khusus untuk Ega, ini adalah ketiga kalinya dia gagal meraih emas di ajang Invitation Tournament 2018. Di nomor recurve beregu campuran dan recurve beregu putra, dia juga gagal mendulang emas.
Sontak hal ini menjadi kekecewaan bagi Ega. Seusai partai final, Ega menyebut, ia memang cukup gregetan karena gagal meraih emas di tiga nomor berbeda. Namun, atlet yang juga tampil di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 ini menegaskan, akan ada perbedaan yang ia lakukan di Asian Games 2018 nanti. Ia juga siap untuk tampil di nomor mana pun dalam pesta olahraga Asia ini.
ADVERTISEMENT
"Nanti Asian Games tidak akan jauh dari hasil kali ini, tapi bakal lebih tinggi lagi skornya. Ada poin-poin saya harus lebih tajam di setiap anak panah. Beberapa ada yang terarah, ada yang keluar. Evaluasinya, saya harus maksimalin tiga anak panah itu," ujar Ega.
"Saya selalu siap, kami dituntut untuk menjadi yang terbaik. Jadi, ya, memang lawannya lebih bagus dari kita, karena masih awal. Dengan hasil ini, saya bersyukur untuk ke Asian Games 2018. Saya masih banyak kurang. Saya harus menambah porsi latihan nanti," tambahnya.
Sementara itu, diwakili oleh Siska Rona, tim compound beregu putri menyebut bahwa kemenangan ini diraih karena kecermatan mereka dalam membidik sasaran. Soal hujan, dia menyebut bahwa itu adalah faktor alam yang tak terhindarkan dan bisa terjadi kapan saja.
ADVERTISEMENT
"Enggak juga (beruntung). Kita olahraga outdoor 'kan di alam. Hujan enggak hujan, tetap juga ada angin. Kita harus fight. Ada hujan kita tetap latihan," ujar Rona.
Meski menyembulkan dua wajah yang berbeda, Ega dan tim compound beregu putri Indonesia menyebut bahwa target mereka sama, yakni menjadi yang terbaik di Asian Games. Kekuatan negara yang merata membuat mereka sadar bahwa masih banyak latihan yang harus mereka lakukan.
"Targetnya emas, lawan terberat diri kita sendiri, enggak ada yang berat kalau kita mau berusaha. Kalau mau dapat emas kita harus kalahkan Korea," ujar Ega.
"Kita mau latihan lagi, karena kita kan belum ketemu yang jagonya. Baru sembilan negara, belum semua. Korea bagus, sudah merata semuanya, tinggal nanti ketemu saja. Yang diwaspadai Korea, India, dan Taipei," pungkas Rona.
ADVERTISEMENT