Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Emas pertama direngkuh Edgar di nomor changquan putra pada Senin (21/10). Ia sukses menjadi juara dunia dengan mengantongi angka tertinggi 9.663 poin. Edgar mampu menjadi yang teratas di antara 87 peserta.
Medali perak nomor changquan direbut pesaing asal Malaysia, Weng Son Wong, dengan 9.656 poin. Terakhir, medali perunggu didapat Lee Hasung (Korea Selatan) yang meraih 9.643 poin.
Atlet Indonesia lain yang juga turun di nomor changquan, Seraf Naro Siregar, cuma berada di tangga keempat dengan 9.623 poin.
"Edgar tampil begitu memukau dan sukses mengibarkan bendera Merah Putih di Kejuaraan Dunia Wushu 2019. Ini merupakan kebanggaan bagi masyarakat Indonesia mengingat persaingan yang dihadapi cukup ketat," kata Sekjen Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI), Ngatino.
ADVERTISEMENT
"Kami berharap kesuksesan Edgar ini mampu memicu rekan-rekannya untuk meraih prestasi sama," lanjutnya.
Sehari berselang, Edgar kembali mengibarkan nama Indonesia. Ia mendapat medali emas dari nomor gunshu putra.
Edgar tercatat mengoleksi 9.656 poin. Medali perak direbut Cho Seungjae (Korea Selatan) dengan 9.636 poin. Lalu, medali perunggu direngkuh Si Wei Jowen L. (Singapura) dengan 9.626 poin. Sementara, Seraf harus puas menempati peringkat kelima dengan 9.613 poin.
Catatan apik yang dibuat Edgar mengingatkan kesuksesan Indonesia empat tahun lalu. Terakhir kali Indonesia menjadi juara dunia putra ialah lewat penampilan Charles Sutanto di nomor qianshu dan jianshu pada Kejuaraan Dunia Wushu 2015 di Jakarta.
Tiga medali emas lain disumbangkan Juwita Niza Wazni nomor nangun dan nandao putri, serta Yusuf Widiyanto di nomor sanda.
ADVERTISEMENT
Lindswell Kwok juga turut berkontribusi merebut gelar juara dunia nomor taijijian dan taijiquan. Lindswell sebelumnya juga pernah menjadi juara dunia nomor taijiquan di Kanada 2009, Malaysia 2013, dan Rusia 2017.
Kembali ke Edgar, kesuksesan ini sebenarnya di luar perkiraan. Pasalnya, ia hanya berstatus sebagai kuda hitam di Kejuaraan Dunia Wushu kali ini. Edgar sendiri menilai pencapaian tersebut tak lepas dari kerja kerasnya dalam pemusatan latihan tim wushu Indonesia di China.
"Saya meraih kesuksesan ini berkat kerja keras dan latihan dengan sepenuh hati. Tentunya tidak terlepas dari dukungan keluarga, pelatih, dan PBWI, serta masih banyak yang berperan penting tapi tidak bisa disebutkan," ujar Edgar .
"Menjalani pemusatan latihan bersama tim wushu China merupakan kesempatan luar biasa. Kami bisa mempelajari kemampuan mereka sekaligus mendapat bimbingan,” tambahnya.
Indonesia tak cuma meraih dua emas. Medali perunggu berhasil diperoleh Harris Horatius di nomor nangun dengan 9.643 poin.
ADVERTISEMENT
Pemusatan latihan bersama tim wushu China memang berdampak positif. Selain Edgar, Seraf juga mengalami peningkatan prestasi signifikan. Training camp itu merupakan sarana tim wushu Indonesia melakukan try out untuk persiapan SEA Games 2019.
“Banyak kemajuan yang dialami tim wushu Indonesia yang menjalani persiapan SEA Games 2019. Faktanya, Edgar mampu mengukir tinta emas di Kejuaraan Dunia Wushu," ucap Ngatino.