Eks Juara MotoGP Bikin Kontroversi: Ngaku Sengaja Cicipi COVID-19

16 Januari 2022 11:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Marco Melandri. Foto: Karim Jaafar/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Marco Melandri. Foto: Karim Jaafar/AFP
ADVERTISEMENT
Juara kelas 250 cc Kejuaraan Dunia MotoGP 2002, Marco Melandri, membuat pernyataan kontroversial. Pria Italia itu mengaku bahwa dirinya 'mencicipi' terjangkit COVID-19 dengan sengaja.
ADVERTISEMENT
"Saya terkena virus karena saya mencoba untuk menangkapnya dan, tidak seperti banyak orang yang divaksinasi, saya berusaha keras untuk terinfeksi," jelas Melandri dalam wawancara dengan Men On Wheels.
"Saya melakukannya dengan sengaja untuk dapat mematuhi setidaknya selama beberapa bulan dan itu bahkan tidak mudah. Keharusan, harus bekerja, dan tidak menganggap vaksin sebagai alternatif yang valid," lanjut pebalap yang juga pernah menjajal Superbike itu.
Melandri lantas menceritakan apa yang dirasakannya. Pada awalnya, sosok yang kini berusia 39 tahun itu menyatakan tak merasakan gejala apa-apa. Ia juga menyinggung bahwa green passes (izin hijau/sertifikat sudah vaksinasi atau sudah pulih dari COVID-19) sebagai pemerasan.
Marco Melandri. Foto: Kamarul Akhir/AFP
"Dari awal saya benar-benar tidak menunjukkan gejala. Saya sudah negatif selama beberapa waktu, tetapi mereka yang tidak memiliki izin hijau harus tetap berada dalam karantina selama 10 hari. Jika seorang pria tidak menelepon saya dan memberi tahu saya bahwa dia positif setelah melakukan kontak dengan saya, saya bahkan tidak akan menyadarinya," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Saya tahu banyak orang dengan dua dosis [vaksin] yang mencoba terinfeksi untuk menghindari yang ketiga. Pokoknya, bagi saya, izin hijau itu tetap pemerasan. Saya akan menggunakannya hanya untuk bekerja dan jika saya harus menemani putri saya. Saya bersedia menggunakannya hanya untuk hal-hal yang benar-benar diperlukan," tambahnya.
Marco Melandri sendiri kerap dituduh sebagai kaum antivaksin. Menjawab tudingan itu, ia tak membantah dan juga tak mengamini. Namun, ia mengaku akan tetap menghormati kedua pendapat tentang vaksin.
"Orang bisa memiliki berbagai alasan untuk tidak ingin divaksinasi, juga karena sampai terbukti sebaliknya ini masih merupakan vaksin eksperimental dan dengan mekanisme yang berbeda dari semua vaksin masa lalu," ujar Melandri.
Ilustrasi Vaksin COVID-19 Astrazeneca. Foto: Shutter Stock
"Saya tidak menentang yang divaksinasi, karena jelas saya tidak menentang yang tidak divaksinasi. Saya menentang pelanggaran kebebasan."
ADVERTISEMENT
"Konstitusi memberi tahu kita bahwa kita bebas untuk memilih dan memilih apa yang akan kita ingin lakukan, sementara Pemerintah ini secara definitif telah mengacaukan kita. Dan saya sangat khawatir tentang kelanjutannya," pungkasnya.
Komentar Marco Melandri ini mendapat kecaman dari berbagai pihak. Ia lantas membuat video klarifikasi bahwa itu cuma bercanda. Ia malah balik mengatakan bahwa ia tak mungkin sengaja bikin dirinya terjangkit COVID-19.
"Saya menemukan diri saya dalam badai besar untuk ungkapan ironis. Ketika saya menemukan diri saya berhubungan dengan orang negatif yang memberi tahu saya bahwa dia telah melakukan kontak dengan orang positif, saya membuat lelucon yang mengatakan bahwa 'Saya mengambil COVID-19 jadi saya akan memiliki izin hijau, saya mengambilnya karena kebutuhan'," kata Melandri.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak akan pernah pergi ke suatu tempat bersama pengidap COVID-19 untuk membuat saya sakit. Saya tidak akan pernah melakukannya, juga tidak akan merekomendasikannya kepada musuh terburuk saya. Saya akan membayar konsekuensinya dan saya minta maaf jika kata-kata saya disalahartikan," imbuhnya.