Eks Rival Bela Imane Khelif yang Dituding sebagai Transgender di Olimpiade Paris

3 Agustus 2024 12:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Imane Khelif dari Aljazair saat melawan Angela Carini dari Italia di babak 16 besar cabor tinju putri kelas 66 kg Olimpiade Paris 2024 di North Paris Arena, Villepinte, Prancis, pada 1 Agustus 2024. Foto: REUTERS/Isabel Infantes
zoom-in-whitePerbesar
Imane Khelif dari Aljazair saat melawan Angela Carini dari Italia di babak 16 besar cabor tinju putri kelas 66 kg Olimpiade Paris 2024 di North Paris Arena, Villepinte, Prancis, pada 1 Agustus 2024. Foto: REUTERS/Isabel Infantes
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Imane Khelif viral dituduh sebagai transgender setelah menang 46 detik atas Angela Carini asal Italia saat 16 besar cabor tinju putri kelas 66 kg Olimpiade Paris 2024 di North Paris Arena, Villepinte, Prancis, pada Kamis (1/8). Mantan rivalnya memberi pembelaan.
ADVERTISEMENT
Petinju Irlandia, Amy Broadhurst, pernah mengalahkan Khelif dalam final kelas welter di Kejuaraan Dunia 2022. Ia kini bersuara membela mantan rivalnya itu.
"Banyak orang mengirimi saya pesan singkat tentang Imane Khelif. Secara pribadi saya tidak berpikir dia telah melakukan sesuatu yang 'menipu'," tulis Broadhurst di X.
"Saya pikir itu karena kondisinya saat lahir dan itu di luar kendalinya. Fakta bahwa dia telah bertinju dengan 9 wanita sebelumnya sudah menjelaskan semuanya," tambahnya.
Imane Khelif dari Aljazair merayakan setelah menang melawan Mariem Homrani Ep Zayan dari Tunisia setelah pertandingan tinju babak penyisihan 16 besar kelas ringan putri (57-60kg) pada Olimpiade Tokyo 2020 di Kokugikan Arena di Tokyo pada 30 Juli 2021 Foto: Luis ROBAYO / POOL / AFP
Imane Khelif pernah bertarung di Olimpiade Tokyo 2020 dan tidak ada kontroversi terkait dirinya. Polemik baru muncul sejak 2023.
Imane Khelif pernah didiskualifikasi di Kejuaraan Dunia 2023 setelah gagal memenuhi aturan kelayakan Asosiasi Tinju Internasional atau International Boxing Association (IBA) yang melarang atlet dengan kromosom XY pria berkompetisi di nomor putri. Namun, Komite Olimpiade Internasional atau International Olympic Committee (IOC) tidak sejalan dengan IBA dan menyebut prosedur IBA tidak tepat.
ADVERTISEMENT
"Agresi saat ini terhadap kedua atlet ini sepenuhnya didasarkan pada keputusan sewenang-wenang ini, yang diambil tanpa prosedur yang tepat, terutama mengingat bahwa para atlet ini telah berkompetisi dalam kompetisi tingkat atas selama bertahun-tahun. IOC berduka atas pelecehan yang dialami kedua atlet tersebut. Setiap orang berhak untuk berolahraga tanpa diskriminasi," jelas IOC pada Jumat (2/8).
"PBU (Paris Boxing Unit) menggunakan peraturan tinju Tokyo 2020 sebagai dasar mengembangkan peraturan untuk Paris 2024. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan dampak persiapan atlet dan menjamin konsistensi antar-Olimpiade. Peraturan Tokyo 2020 ini didasarkan pada peraturan pasca-Rio 2016, yang berlaku sebelum penangguhan Federasi Tinju Internasional oleh IOC pada 2019 dan penarikan pengakuannya pada 2023," tandas IOC.
Sebelumnya, pada Kamis (1/8), IBA juga sudah buka suara menanggapi kehadiran Imane Khelif maupun Lin Yu-ting asal Taiwan di Olimpiade Paris 2024. Mereka menuding bahwa IOC tidak konsisten.
ADVERTISEMENT
"IBA tetap berkomitmen dalam memastikan keadilan kompetitif di semua event kami, kami benar-benar mengutuk ketidakkonsistenan dalam kelayakan untuk berkompetisi dalam cabor tinju Olimpiade Paris 2024. Untuk menegaskan kembali, baik Imane Khelif dan Lin Yu-ting setelah pengujian, tidak memenuhi kriteria kelayakan yang disyaratkan untuk berkompetisi dalam kategori putri di event kami," tulis IBA di situs web resmi mereka.
Sampai saat ini, tidak ada catatan medis atau dokumen lain yang bisa membuktikan bahwa Khelif pernah melakukan pergantian kelamin dengan cara operasi alias transgender. Beberapa sumber bahkan menguak masa kecil atlet 25 tahun itu dan ternyata ia menjalaninya layaknya bocah perempuan pada umumnya.