Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Elise Mertens, Dia yang Tiba-tiba Sampai di Cakrawala Melbourne Park
23 Januari 2018 13:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Sebelum Selasa (23/1) ini, Elise Mertens bukanlah siapa-siapa. Di dunia tenis, dia tak pernah dianggap. Setahun lalu, dia berada di peringkat 127 dunia dan hanya bermain di turnamen-turnamen kecil yang sama sekali tak diperhitungkan.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Mertens tak bisa mengikuti ajang Australia Open 2017, bahkan untuk babak kualifikasi sekalipun. Namun perlahan, peringkatnya naik, seiring pula dengan kemenangan yang dia raih di salah satu turnamen WTA, Hobart International 2017.
Mertens kemudian bisa mengikuti tiga Grand Slam sisa: Prancis Terbuka, Wimbledon, dan Amerika Serikat Terbuka. Namun perjalananannya di turnamen-turnamen itu hanya seumur jagung. Di Prancis Terbuka dia cuma sampai babak ketiga dan di dua turnamen berikutnya, langkahnya berakhir di babak pertama.
Mertens mengakhiri tahun 2017 di peringkat 35 dunia dan meski turun satu peringkat di Januari ini, dia tetap berhak berkompetisi di Australia Terbuka 2018. Namun Mertens bukanlah siapa-siapa dan karenanya, dia tak pernah diperhitungkan di Melbourne.
ADVERTISEMENT
Mertens hanya sekali dipanggil untuk mengikuti konferensi pers utama Australia Terbuka 2018 dan itu didapatkannya karena dia berhasil menumbangkan salah satu petenis jagoan tuan rumah, Daria Gavrilova, dalam dua set saja. Setelahnya dia tak pernah mendapat sorotan.
Petenis 22 tahun itu, terbang di bawah radar. Namun orang tak tahu --dan tentu tak bakal percaya-- bahwa dia bakal terbang begitu tinggi. Kini Mertens sudah di cakrawala dan semua mata baru tertuju kepadanya.
Petenis bertinggi 179 sentimeter itu sudah berhasil menembus babak semifinal Australia Terbuka 2018. Sudah jelas bahwa inilah perjalanan terjauhnya dalam turnamen Grand Slam. Perjalanan yang tidak disangka-sangka, tapi (calon) bintang baru memang telah lahir.
Label itu tak berlebihan untuk disematkan kepada Mertens karena dia menjejak babak semifinal usai menaklukkan lawan berat, Elina Svitolina, yang merupakan unggulan keempat turnamen. Setelah Gavrilova, Svitolina adalah petenis unggulan kedua yang ditaklukkan Mertens di Melbourne Park.
ADVERTISEMENT
Hebatnya, Mertens menumbangkan Svitolina dalam dua set langsung dan di set kedua, dia tak kehilangan satu gim pun. Ya, Mertens berhasil menang 6-2, 6-0 pada laga tersebut. Kemenangan yang cuma membutuhkan waktu 73 menit di Rod Laver Arena.
Mertens, tampil begitu tenang dalam laga itu. Pandit-pandit Australia Terbuka menggambarkan permaiannnya dengan begitu sederhana: 'Dia cuma melihat bola dan kemudian memukulnya'. Begitu saja, efektif dan membuahkan kemenangan. Dia melakukan 26 winners dan memang membuat 16 unforced errors, tapi dia bisa menang.
"Saya tidak bisa berkata-kata. Saya punya begitu banyak emosi yang campur aduk. Saya memberikan semua yang saya punya hari ini, saya berjuang. Saya mendapat sedikit tekanan di akhir, jadi saya terus mencoba bermain dan permainan saya berjalan lancar," ujar Mertens seusai laga tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada babak semifinal nanti, lawan Mertens adalah pemenang dari duel Carla Suarez Navarro versus Caroline Wozniacki (unggulan ke-2 turnamen). Siapa pun yang memenangi laga itu, dia akan jadi lawan yang sulit bagi Mertens. Namun bukan berarti, kejutan bisa meredup begitu saja.
Jelena Ostapenko, petenis yang sama tidak terkenal dan tidak berpengalaman seperti Mertens, pernah membuat kejutan ketika secara tiba-tiba menjadi kampiun Prancis Terbuka 2017. Di dunia tenis, dongeng-dongeng seperti itu memang bisa kapan saja terjadi dan mungkin saja, tahun ini giliran itu datang kepada Mertens.