Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Emas dan Sejarah yang Diukir Shaun White di Olimpiade Musim Dingin
14 Februari 2018 15:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Jika ada kesempatan bagi Shaun White dan kontingen Amerika Serikat untuk mecatatkan sejarah, maka perhelatan Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan, adalah waktu yang sangat tepat untuk melakukan itu.
ADVERTISEMENT
Di ajang pesta olahraga musim dingin empat tahun sekali yang sudah memasuki edisi ke-18 itu, Shaun White, yang mengikuti cabang snowboarding (papan seluncur salju), berhasil mencatatkan prestasi indivdu sekaligus memberikan hadiah tersendiri bagi negaranya, Amerika Serikat.
Berlaga di babak final nomor halfpipe pria, Rabu (14/2) pagi waktu Korea Selatan. White memiliki dua saingan berat, yaitu Scotty James dari Australia dan Ayumu Hirano dari Jepang. Hirano adalah atlet paling diunggulkan meski masih berusia cukup muda, yakni 19 tahun.
Sedangkan White termasuk salah satu atlet paling senior di nomor ini karena sudah berusia 31 tahun dan mungkin bisa menjadi keikutsertaan terakhirnya. Namun, tak ada gentar dalam dirinya untuk menunjukkan kemampuan terbaik, meskipun di dua putaran awal ia berada di bawah tekanan karena hanya mecetak 94,25 poin. Ia tertinggal dari Hirano sebagai pemimpin dengan perolehan 95,25 poin.
ADVERTISEMENT
White kemudian mendapat kesempatan terakhirnya di putaran ketiga untuk menyalip Hirano. Dengan segala pertaruhan, White memutuskan melakukan dua kali gaya flip 1440 (atau memutar 360 derajat sebanyak empat kali), untuk menyamai gerakan yang dilakukan Hirano.
Raut wajah yang menunjukkan rasa puas kemudian terpancar ketika White sukses mendarat dengan lancar dan membuka kacamata pelindungnya untuk melihat ke arah papan skor, yang menunjukkan angka 97,75 poin. Sontak White melemparkan papan selancarnya dan berlutut.
Ada haru yang berbuah jadi tangis sesaat skor akhir itu muncul, ada emosi yang meluap-luap buah dari rasa lega dan rasa puas yang tak terkira.
Selebrasi dan pekik kepuasan White memang memiliki alasan kuat. Karena skor akhir itu membuatnya keluar sebagai peseluncur terbaik dan berhak atas medali emas yang menjadi torehan ketiganya dalam ajang Olimpiade Musim Dingin ini.
ADVERTISEMENT
Dengan raihan itu, White tercatat sebagai atlet pertama yang mampu meraih tiga medali emas di ajang Olimpiade pada cabang snowboarding. Sebelumnya, White sudah mendapatkan medali emas pada Olimpiade Musim Dingin 2006 di Turin, Italia, dan 2008 di Vancouver, Kanada.
Di sisi lain, kemenangan ini sekaligus membayar kegagalannya meraih satu pun medali di tahun 2014 lalu, setelah hanya finis di posisi keempat pada Olimpiade Musim Dingin di Sochi, Rusia.
Namun, kebangaan akan medali emas ini tak hanya menjadi milik White seorang. Karena bagi kontingen AS, medali emas yang diraih White menjadi raihan emas keempat AS di Pyeongchang sejauh ini, dan emas ke-100 AS selama mengikuti ajang Olimpiade Musim Dingin pada 1924 silam.
ADVERTISEMENT
Kini, AS pun hanya berjarak 21 medali dari Norwegia sebagai pemegang emas terbanyak di ajang Olimpiade Musim Dingin dengan 121 medali.
Kemenangan bersejarah ini jelas membuat White bangga. Ia pun bercerita soal keputusannya melakukan gerakan flip 1440 yang tak pernah ia latih dalam sebulan terakhir ini, hingga bagaimana rasanya menjadi juara di salah satu perlombaan paling ketat yang pernah ia jalani.
"Saya paham, saya melakukan lomba dengan baik dan saya bangga akan itu sehingga saya bisa berjalan dengan kepala tegak. Namun, ketika mereka mengumumkan saya akan menang, itu merobohkan saya (membuatnya berlutut, red)," ujarnya kepada The Guardian.
"Jujur saja ini adalah salah satu perlombaan yang paling menantang yang pernah saya lakukan. Saya juga tidak menyangka akan melakukan gerakan flip 1440 dua kali berturut-turut, sampai akhirnya saya tiba di sini, hari ini, pagi ini. Jadi, saya sangat senang dengan penampilan saya dan saya bangga dengan para peserta lain yang telah mendorong saya sepanjang perlombaan."
ADVERTISEMENT