Faktor-faktor yang Menggagalkan Zohri di Kejuaraan Dunia Atletik

2 Oktober 2019 15:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lalu Zohri gagal berbicara banyak di Kejuaraan Dunia Atletik. Foto: AFP/Jewel Samad
zoom-in-whitePerbesar
Lalu Zohri gagal berbicara banyak di Kejuaraan Dunia Atletik. Foto: AFP/Jewel Samad
ADVERTISEMENT
Lalu Muhammad Zohri gagal berbicara banyak pada Kejuaraan Dunia Atletik 2019 di Doha, Qatar. Sprinter berusia 19 tahun itu langsung terhenti di babak penyisihan dan gagal melaju ke semifinal.
ADVERTISEMENT
Turun pada heat 6 nomor lari 100 meter putra di Khalifa International Stadium, Jumat (27/9/2019) malam WIB, Zohri mencatatkan waktu 10,36 detik. Hasil itu cuma mengantarkan Zohri finis di posisi enam dari delapan pelari.
Di heat 6 tersebut, pelari asal Amerika Serikat, Chris Coleman, keluar sebagai yang tercepat dengan 9,98 detik. Secara keseluruhan, Zohri menduduki peringkat 35 dari total 48 atlet yang mentas di babak pertama. Mereka yang lolos ke semifinal adalah urutan 1 hingga 24.
Menanggapi hasil yang ditorehkan Zohri, Eni Nuraini selaku pelatih lari Indonesia menyebut ada beberapa faktor yang bikin anak didiknya gagal memenuhi target lolos ke babak final. Paling mendasar menurut Eni adalah keterlambatan transportasi.
Pelari Indonesia, Lalu Muhammad Zohri. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
"Sebetulnya nomor satu faktor cuaca dan transportasi yang kurang memuaskan. Dari hotel mau ke tempat lomba tidak tepat waktu, sampai terlambat 45 menit. Padahal kami sudah membuat jadwal agar sampai di tempat dua jam sebelum lomba," kata Eni saat dihubungi kumparanSPORT, Rabu (2/10/2019).
"Jadinya kami terlambat. Itu memengaruhi pemanasan, jadinya terburu-buru. Atlet dari negara lain juga banyak yang mengalami hal begitu. Bahkan ada yang sampai didiskualifikasi karena terlambat," tuturnya menambahkan.
Perubahan cuaca ekstrem di Doha juga disebut sebagai faktor lain yang mengganggu persiapan Zohri berlomba. Diakui Eni, Zohri kudu berlari dengan suhu arena sekitar 16-18 derajat celcius, sementara ketika melakukan pemanasan suhu yang dirasakan Zohri lebih panas.
"Cuaca juga sangat panas waktu kita melakukan pemanasan di sore hari sekitar pukul 5. Itu masih sangat panas sekali. Tapi waktu masuk ke stadion suhunya dingin sekali, sekitar 16-18 derajat celcius," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lalu Muhammad Zohri di Kejuaraan Dunia Atletik U-20. Foto: Reuters/Darren Whiteside
"Zohri bilang waktu pemanasan berjalan sekian menit, kok, dadanya sudah terasa pengap. Jadi, kelembabannya tinggi sekali dan mungkin dia belum pernah mengalami kondisi seperti itu," beber Eni.
Selain masalah non-teknis, Eni pun mengakui teknik Zohri saat berlari memang tak sempurna. Ia menggarisbawahi reaksi Zohri saat start tidak sebagus di perlombaan sebelumnya. Itu membuatnya langsung tertinggal jauh dari pelari-pelari lain.
"Dari start saja sudah terlambat. Reaksi start lebih jelek dari sebelum-sebelumnya. Dia ketinggalan dari lawannya dan jadi agak grogi, kemudian jadi tidak fokus. Karena tidak fokus itu tekniknya jadi tidak benar. Dari awalnya sudah tidak sempurna," papar Eni.
Tak salah Eni menyebut hasil Zohri tidak memuaskan. Catatan 10,36 detik di Kejuaraan Dunia Atletik ini lebih lambat jika dibandingkan dengan hasil saat di Seiko Golden Grand Prix Osaka 2019 dengan 10,03 detik. Hasil di Jepang saat itu sekaligus meloloskan Zohri ke Olimpiade 2020 di Tokyo.
ADVERTISEMENT