Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Jonatan Christie menjadi wakil Indonesia keempat sekaligus terakhir yang menjejak ke perempat final Fuzhou China Open 2019 .
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Praveen Jordan/Melati Daeva, dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan sukses mengamankan slot.
Kepastian ini didapat usai mengalahkan tunggal putra Hong Kong, Lee Cheuk Yiu. Jonatan menutup gim pertama yang digelar pada Kamis (7/11/2019) itu dengan meyakinkan, kemenangan 21-8.
Situasi berubah 180 derajat di gim kedua. Jonatan tak cuma tertinggal, tetapi juga kalah 12-21.
Kabar baik masih datang dari Court 3 Haixia Olympic Sports Center untuk pencinta bulu tangkis Indonesia. Jonatan menyelesaikan gim pemungkas dengan kemenangan 21-14.
Gim pertama tadinya diawali dengan duel ketat. Kondisi itu tergambar dari kedudukan 1-1 hingga 3-3. Namun, situasi itu sempalan belaka.
Yiu mati kutu dan tak sanggup meladeni permainan Jonatan. Dengan leluasa Jonatan menggiring skor pada keunggulan 8-3 yang berlanjut hingga 4-11.
ADVERTISEMENT
Usai interval, laga masih berjalan searah. Yiu memang beberapa kali sanggup meladeni perlawanan Jonatan.
Ternyata upaya itu tak cukup untuk mengantarnya keluar dari tekanan. Jonatan menyelesaikan gim pertama dengan semringah, dengan menyimpan kemenangan 21-8.
Kemenangan telak Jonatan di gim pertama membuat sebagian orang tak akan berpikir naif bahwa Yiu bakal menggebrak di gim kedua.
Akan tetapi, lapangan olahraga menyediakan ruang yang luas bagi para underdog untuk mengalahkan kampiun. Kalaupun tidak menang, setidaknya memberi terapi kejut. Mengingatkan para unggulan bahwa apa pun bisa terjadi.
Itu yang dilakukan Yiu di gim kedua. Keunggulan telak Jonatan di gim pertama dibalasnya di sini. Tak tanggung-tanggung, Yiu memimpin, mulai dari 5-1 hingga 8-2.
ADVERTISEMENT
Dari sini semua tahu ada yang tidak beres dengan Jonatan.
Tertinggal 4-11 di interval, Jonatan langsung membawa laga dalam reli panjang dan cepat. Kendali serangan sebisa mungkin dipertahankan.
Persoalannya begini. Pertahanan Yiu tidak layak diremehkan begitu saja. Yiu berani menghadapi rentetan smash Jonatan meski akhirnya tersungkur kala dihantam serangan beruntun. Manuver ini membuat Jonatan memangkas jarak menjadi 5-11.
Torehan poin Jonatan berlanjut hingga 7-11. Pengembaliannya yang membuat shuttlecock jatuh ke luar lapangan memastikan Yiu unggul 12-7.
Gabungan antara efektivitas permainan lawan dan kesalahan sendiri membuat Jonatan tertinggal jauh, dari 8-12 hingga 9-16.
Jonatan masih belum bisa membereskan permainannya dari eror. Memang, sih, tidak ada performa yang kalis 100% dari kesalahan individu.
ADVERTISEMENT
Namun, setidaknya eror itu dapat diminimalisasi, terutama saat ia sedang menekan lawan. Ambil contoh dari proses Yiu meraih keunggulan 16-9.
Dalam kedudukan 15-9, beberapa kali Yiu terlihat pontang-panting mengembalikan serangan. Jonatan malah kena getahnya. Pengembalian defensifnya membuat shuttlecock menabrak net.
Jonatan masih bisa menambah dua angka lagi. Akan tetapi, laju Yiu belum terhenti. Ia menyelesaikan gim kedua dengan kemenangan 21-12 atas Jonatan.
Kalau sudah begini, kemenangan gim ketiga jadi harga mati. Meski tetap tak mulus, Jonatan merespons kekalahan di gim kedua dengan tepat.
Ia langsung menggebrak, tetapi bermain lebih ringkas, di gim ketiga. Hasilnya lumayan memberi harapan. Jonatan unggul 4-2.
Yiu bukan pebulu tangkis yang bisa dipandang sebelah mata. Ia meladeni kebangkitan Jonatan dengan agresivitas dan memimpin balik 5-4.
ADVERTISEMENT
Bisa juga memperhatikan saat ia memotong ketertinggalan 5-8 jadi 6-8. Yiu membuka serangan dengan rangkaian pukulan jauh.
Jonatan awalnya bisa meredam. Akan tetapi, pengembalian tanggung Jonatan disambarnya dengan smash mengarah tubuh yang mematikan langkah.
Jonatan mulai menemukan celah sejak kedudukan imbang 8-8. Kecenderungannya, Jonatan akan menguras energi Yiu dulu dengan pukulan-pukulan tanggung dan panjang.
Persoalan stamina bisa mengubah segalanya. Ini terlihat dari keberhasilan Jonatan mengamankan keunggulan 13-8 dan 14-8. Yang pertama, Yiu seperti mati langkah sehingga gagal menaikkan shuttlecock di depan net usai reli panjang.
Begitu pula saat Jonatan melangkah ke keunggulan 14-8. Bedanya tipis dengan skenario pertama. Yiu kehilangan keseimbangan sehingga gagal mencapai shuttlecock usai beradu kuat di reli sengit.
ADVERTISEMENT
Cara lain digunakan Jonatan saat mengubah kedudukan 16-9 jadi 17-9. Reli di kedudukan ini tidak kepalang panjang, hanya lima atau enam pukulan.
Ketika sudah sama-sama di depan net, Jonatan langsung mendorong shuttlecock ke belakang posisi Yiu. Tentu saja lawan tidak berhasil menerima shuttlecock.
Langkah Jonatan berlanjut. Keunggulan 17-9 dibawanya hingga match point 20-13.
Yiu masih bisa merengkuh satu poin. Akan tetapi, poin ke-14 itu benar-benar menjadi torehan terakhir Yiu. Jonatan menyelesaikan laga dengan kemenangan 21-14 di gim ketiga.
Hasil ini mengantar Jonatan pada laga perempat final melawan Anders Antonsen, Jumat (8/11/2019).
Antonsen belakangan dikenal sebagai pemain tangguh yang sanggup bertahan dalam laga-laga panjang. Memulihkan kondisi fisik lantas jadi persoalan utama bagi Jonatan sebelum turun arena.
ADVERTISEMENT
“Kami sudah sama-sama capai karena sudah ikut turnamen beruntun. Hari ini pun dia [Antonsen] tandingnya ramai. Saya juga main tiga gim. Sebisa mungkin saya harus mengembalikan kondisi, ototnya harus dijaga," kata Jonatan dikutip dari laman resmi PBSI.
"Bolanya di sini lambat dan ada kalah-menang angin. Jadi, besok harus pintar-pintar terapkan pola main dan lebih bisa gunakan stroke-nya,” jelas Jonatan.