Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Minggu, 28 Juli 2019, akan menjadi hari yang paling diingat oleh Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Laga puncak Jepang Terbuka 2019 menjadi bagian mereka hari ini, meski kemenangan atas Wang Yi Lyu/Huang Dong Ping tak berhasil disegel.
ADVERTISEMENT
Ya, begitulah. Bertanding di Court 1 Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Praveen/Melati kalah 17-21, 16-21.
Terlepas dari hasilnya, apa yang terjadi di laga ini membuktikan seperti apa seharusnya duel ganda campuran itu: Sengit dan cepat.
Untungnya, Praveen/Melati tak gamang dengan situasi macam itu. Meski sempat tertinggal 5-7, mereka berhasil menyamakan kedudukan menjadi 7-7. Bahkan Praveen/Melati meraih poin ketujuh itu dengan cara yang elegan.
Melati memancing Ping lewat pengembalian depan net. Menyadari ruang yang kosong, Praveen langsung mengganjar lawan dengan smash yang tak bisa diantisipasi.
Lyu/Ping memang bukan lawan sembarang. Keseimbangan menjadi kualitas utama yang membikin mereka dapat memenangi poin demi poin. Tidak ada pemain yang berat sebelah. Bahkan Ping yang banyak bersiaga di depan net membuktikan bahwa di posisi ini pun ia bisa menjadi playmaker ulung yang mematikan langkah awal.
ADVERTISEMENT
Tertinggal 8-11 di interval, Praveen/Melati juga membuktikan hal lain. Mereka belum selesai, mereka masih bisa memberi kejutan dan memancing aplaus penonton. Reli panjang dan cepat muncul saat mereka tertinggal 8-11.
Di momen ini, Praveen dan Melati tidak ragu untuk bermain ofensif, baik depan net maupun area tengah. Lantas, smash kencang Praveen yang dilepaskannya dari area tengah menutup reli dengan poin kesembilan untuknya dan Melati.
Persoalan besarnya adalah terus menerus mematikan permainan Lyu/Ping. Laju mereka kencang betul, bahkan sampai pada keunggulan 17-12.
Praveen/Melati memang masih bisa memberi perlawanan. Salah duanya via dua manuver berbeda Melati yang menggiring skor pada kedudukan 14-17. Angka pertama didapat berkat sergapan briliannya dari depan net. Sementara, angka kedua dikantongi akibat pengembalian servis Melati terlambat direspons Lyu/Ping. Tapi, ya, itu tadi. Torehan poin Lyu/Ping masih berlanjut.
ADVERTISEMENT
Ngomong-ngomong soal poin, reli dalam kedudukan 19-17 menjadi fragmen terseru di gim pertama. Reli yang terdiri dari 44 pukulan ini didominasi oleh manuver ofensif. Bahkan, pukulan defensif via backhand sambil melompat dan memutar badan ditunjukkan Ping di duel ini.
Praveen dan Melati juga tak mau kalah. Mereka merepotkan lawan dengan rangkaian smash menyilang. Sayangnya, duel seru macam ini tetap menjadi jalan bagi lawan untuk meraih angka akibat eror Praveen/Melati.
Dominasi Lyu/Ping makin menjadi-jadi di gim kedua. Mereka mendulang keunggulan hingga 12-6. Dalam situasi genting macam ini, Praveen/Melati masih sering melakukan eror. Contohnya, eror Melati saat mengembalikan pukulan dalam adu drive di kedudukan 7-12.
Di sisi lain, Praveen membuktikan bahwa smashnya adalah musuh yang menakutkan bagi lawan. Tertinggal 9-13, Praveen merobohkan pertahanan lawan via jumping smash.
ADVERTISEMENT
Upaya itu berbuah manis. Lawan cuma bisa mengembalikan via pukulan tanggung yang langsung disambar Melati. Pukulan Melati memang bisa disambut lawan, tapi pengembaliannya tak berhasil karena shuttlecock membentur net.
Begitu pula dalam kedudukan 11-16. Dua poin beruntun berpihak pada kubu Indonesia lewat smash jauh Praveen. Sayangnya, dua keberhasilan itu berlanjut dengan dua unforced error Praveen sehingga skor berubah menjadi 13-18.
Pada akhirnya, pengembalian yang membentur net kembali menjadi cara bagi lawan menyegel poin. Tapi, ini bukan sembarang poin. Ini poin ke-21 alias kunci kemenangan. Ya, Lyu/Ping menuntaskan tak cuma menuntaskan gim kedua dengan kemenangan 21-16, tapi juga gelar juara.