Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.3
Geliat Arsa Wening: Juara Panahan Berkuda, Ingin Kalahkan Atlet Terbaik Eropa
18 Maret 2025 15:30 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Arsa Wening melihat aktivitas panahan berkuda bukan sekadar olahraga. Lebih dari itu, atlet kelahiran Kota Depok tersebut menganggap cabor ini merupakan jalannya mengukir banyak prestasi membanggakan di dunia. Dan mimpi terbesarnya adalah mengalahkan atlet terbaik asal Eropa.
ADVERTISEMENT
Arsa kecil awalnya mulai berkenalan dengan olahraga memanah tradisional sejak 2016. Barulah sejak 2019, remaja kelahiran 8 Agustus 2006 ini menekuni panahan berkuda.
Perbedaan memanah tradisional dengan memanah sambil berkuda salah satunya terletak pada busur yang digunakan. Menurut pengakuannya, busur panahan berkuda yang terbuat dari karbon jauh lebih ringan. Hal ini memudahkannya membidik sambil menunggangi kuda.
Arsa telah mengikuti kompetisi internasional panahan berkuda sejak 2017. Ia telah unjuk gigi di Asia hingga Eropa, seperti di Turki, Korea Selatan, Malaysia, Qatar, Polandia, Kazakhstan, China, Rusia, dan Prancis.
Arsa pernah meraih beberapa kali juara umum hingga meraih medali emas, perak, dan perunggu pada berbagai ajang kompetisi bergengsi sejak 2019 hingga 2024. Bicara soal idola sekaligus rival yang ingin dikalahkan, ia menyebut nama seorang atlet Prancis.
ADVERTISEMENT
"[Saingan terberat dari] Prancis. Karena masih mereka yang megang rekor dunia saat ini. Namanya Raphael Malet. Seumuran sama saya," kata Arsa saat ditemui kumparan di fasilitas latihan Wening Academy yang terletak di Kampung Maghfirah, Bogor, Jawa Barat.
Masih duduk di kelas 3 SMA, Arsa Wening mengakui bahwa salah satu hal yang mampu menghalanginya membuat performa bagus dalam pertandingan ada di dalam dirinya sendiri. Kadang, ia masih harus bertarung dengan dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum memulai sebuah kejuaraan.
"Kalau saya lebih di mood problem-nya. Mood naik-turun. Kalau lagi amburadul, masalah. Kalau lagi bagus, ya, bagus," terang Arsa yang tahun ini akan berusia 19 tahun.
Untuk saat ini, Arsa Wening masih memegang dua peran, yakni sebagai atlet panahan berkuda dan juga seorang santri. Ketika sedang tidak ada kejuaraan, ia akan berlaku sebagaimana santri pada umumnya.
ADVERTISEMENT
"Kesehariannya pagi dibangunin jam 03:15, ke masjid, tahajud. Habis tahajud, biasanya Senin dan Kamis puasa, ada sahur, lalu salat Subuh. Habis Subuh ada ngaji, halaqah, habis itu beres-beres. Kalau bukan hari puasa, kita lari pagi. Habis lari pagi, kita persiapan masuk kelas," tutur Arsa menceritakan kesibukannya.
"Apel, masuk kelas, jam 07:45 sampai 14:00, lalu ishoma. Karena saya kelas 12, kalau ada kebutuhan khusus untuk cari data soal kampus segala macam bisa ke labkom, kalau enggak ada, saya istirahat sampai 15:15. Dibangunin, lalu persiapan salat Ashar. Habis salat Ashar, berolahraga, terus salat Maghrib, makan, salat Isya, lanjut belajar malam. Jam 21:00 balik kamar semua," tambahnya.
Sebentar lagi, Arsa akan menyudahi fase kehidupan tingkat SMA di MilBos International. Setelah lulus, ia mengaku akan semakin fokus menekuni panahan berkuda. Tidak hanya mengasah kemampuannya uutuk meraih juara demi juara lain sebagai atlet, tetapi juga mulai belajar menjadi pelatih.
ADVERTISEMENT
Christoph Nemethy, seorang juara 3 kali panahan berkuda di Kejuaraan Eropa, pernah mengatakan bahwa Arsa memiliki bakat menjadi pelatih. Maka dari itu, ia juga akan mengurus lisensi menjadi pelatih sambil menjalani kuliah daring nantinya.
"Buat sekarang, saya mungkin akan melatih di Indonesia dulu tapi kemarin Christoph Nemethy bilang, bisa jadi saya yang megang Asia. Jadi kalau ada mau yang latihan dari Malaysia, Singapura, Thailand, itu dilariin ke sini [Wening Academy]," beber Arsa.
Adapun keunggulan Arsa dibanding atlet lain adalah kemampuan berbagi ilmu. Sebab pada dasarnya, ia bukan orang yang pelit ilmu.
"Jarang ada orang yang pintar panahan berkuda tapi bisa menyalurkan apa yang dia punya semua. Kadang ada orang yang merahasiakan tekniknya. Saya enggak, ini yang saya punya, all in kasih semua, silakan ambil," ucap Arsa yang tak takut tersaingi.
ADVERTISEMENT
Contoh Prestasi Arsa Wening di Panahan Berkuda
Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS). Hal ini dipicu oleh penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5,02% ke 6.146.