Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Pelatih ganda putri PBSI, Eng Hian, membeberkan kunci sukses Greysia Polii/Apriyani Rahayu menyabet gelar juara Indonesia Masters 2020 . Salah satu di antaranya adalah ultimatum yang diberikan pada 2019.
ADVERTISEMENT
Penampilan Greysia/Apriyani memang inkonsisten tahun lalu. Setelah menjuarai India Open 2019, grafik performa mereka turun drastis dengan lebih sering pulang di babak-babak awal turnamen.
Harapan sempat muncul ketika pasangan lintas usia ini menyabet medali perunggu Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2019, tetapi lagi-lagi performa menurun. Situasi itu sempat membuat Eng Hian geram dan mengambil sikap tegas.
"Tahun lalu memang berat buat mereka. Ada kendala dari mulai Greysia cedera, sampai kendala non-teknis yang sifatnya internal. Sampai suatu saat saya bilang sama mereka: Take it or leave it. Kalau mau lanjut, take it, berubah. Kalau tidak, lupakan saja Olimpiade," kata Eng Hian dari keterangan resmi yang diterima kumparanSPORT.
Teguran itu nampak membuahkan hasil manis dengan keberhasilan Greysia/Ariyani meraih emas SEA Games 2019 Filipina, Desember lalu. Dalam beberapa bulan setelahnya, Eng Hian menilai Greysia/Apriyani mulai bisa konsisten.
ADVERTISEMENT
Meski di BWF World Tour Finals 2019 dan Malaysia Masters 2020 hasil yang didapatkan tak maksimal, Eng Hian menyebut anak didiknya itu mulai menunjukkan kemauan. Puncaknya adalah gelar di Indonesia Masters 2020 .
"Ternyata mereka mau berubah, sejak SEA Games Filipina 2019 saya lihat pertama kalinya mereka mencoba untuk berubah," jelas sosok yang karib disapa Koh Didi itu.
"Di Guangzhou (BWF World Tour Finals 2019) sudah mulai kelihatan, mereka mencoba, komunikasi mereka bagus banget, terbawa sampai pulang, latihan, persiapan ke Malaysia Masters, dan kebawa terus sampai sekarang," tuturnya.
Gelar Indonesia Masters 2020 punya arti lebih dari sekadar pembuktian. Ini menjadi pertama kalinya Greysia/Apriyani menapaki podium juara pada turnamen di negeri sendiri.
ADVERTISEMENT
"Ini salah satu momen yang bagus. Dalam keadaan tertekan, mereka bisa melewati itu, enggak gampang. Ini yang bikin saya bangga, yang paling penting adalah, dalam kondisi non-teknis begitu, mereka bisa mengatasi," ujar Eng Hian soal tekanan yang dirasakan Greysia/Apriyani di final.
"Apriyani sampai menangis 'kan, dia sangat merasakan pressure, enggak bisa lepas sampai gim terakhir. Sampai ada di poin berapa itu yang pukulan dia keluar jauh sekali, itu saking tegangnya. Namun, itu tadi. Saya harap ini sudah bagus, jangan sampai turun lagi," pungkasnya.