Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Di hadapan daging sambal gaya Malaysia dan satai ayam, Nick Kyrgios akan bertekuk lutut. Namun, jika diberi uang 10 dolar terakhir dalam hidup, ia akan bergegas ke Chipotle, restoran cepat saji yang menyajikan makanan Meksiko.
ADVERTISEMENT
Di depan Rafael Nadal, Kyrgios tidak ada tukads-tukadsnya, bertingkah kurang ajar pun ia tak ragu. Tenis ala Roger Federer membuatnya terkagum-kagum, tetapi hanya Andy Murray yang bisa mengajaknya bicara empat mata sebagai orang dewasa.
Orang-orang mungkin awalnya berpikir Kyrgios cuma pecundang biasa. Namun, ternyata ia pernah mengalahkan Novak Djokovic dan Rafael Nadal. Ia mengambil langkah cepat untuk membantu upaya melawan bushfire dan pandemi COVID-19 di Australia.
Kyrgios ternyata bukan pecundang, tetapi ia juga bukan pahlawan. Barangkali ia adalah anti-hero atau paradoks jagat tenis.
Senin, 27 April 2020, si paradoks dan anti-hero ini berusia 25 tahun. Meski telat sehari, kami ingin merayakannya dengan mengingat kembali momen-momen khas Kyrgios.
Mengenali jurnalis karena mengunjungi pub yang sama
ADVERTISEMENT
Di sesi jumpa pers usai laga babak kedua Wimbledon 2019, Kyrgios memasang wajah sengak seperti biasa. Ia terhenti di babak kedua tunggal putra akibat kalah 3-6 6-3 6-7 6-7 dari Rafael Nadal.
Semua orang yang ada di ruangan tersebut tahu seperti apa Kyrgios. Di lapangan ia bisa saja bertingkah menyebalkan, tetapi ia mahir betul mencairkan suasana.
Jadi ceritanya begini. Saat sesi-tanya jawab, seorang jurnalis mulai bicara kepada Kyrgios soal performanya.
Awalnya Kyrgios cuek-cuek saja. Namun, tiba-tiba dia semringah karena menyadari bahwa jurnalis tersebut ditemuinya saat di pub.
“Hei, kamu yang tadi malam di pub ‘kan?
Tentu saja suasana renyah. Ruang pers dipenuhi dengan tawa segar. Si jurnalis juga tidak bisa membantah. “Eh, iya. Sekarang saya jadi awkward [rikuh], deh.”
ADVERTISEMENT
Kyrgios tak sekadar berpapasan dengan jurnalis tersebut, tetapi ikut membaur. Setidaknya, itulah yang terlihat di sejumlah unggahan sosial media.
Pun demikian dengan jurnalis lain terlihat di pub bernama Dog & Fox tersebut. Menurut jurnalis yang bernama Miguel Seabra ini, Kyrgios terlihat begitu santai, seperti bukan dia yang bakal bertanding melawan Nadal di Wimbledon besok.
“Saya baru saja bertemu dengan Kyrgios di Dog & Fox. Ia benar-benar relaks, bercanda bersama teman-temannya, mengobrol dengan sejumlah perempuan, minum-minum," tulis Seabra.
"Kami berbincang sebentar. Dia sangat menyenangkan. Cara yang tidak ortodoks untuk menyambut duel akbar besok, huh?”
Laga jenaka ala Kyrgios di Wimbledon
Penampilan Nick Kyrgios di babak pertama Wimbledon 2019 melawan Jordan Thompson menunjukkan wajah tenis yang lain: Semarak dan jenaka.
ADVERTISEMENT
Ulah Kyrgios di laga tersebut macam-macam: Mulai dari mengomel karena menganggap seorang penonton wanita ribut, menyangkutkan badannya sendiri di net lapangan, hingga berbaring di lapangan sekitar 10 detik setelah melepas pukulan voli.
Kalian pikir sudah selesai? Oh, belum. Ia berlari mengelilingi bidang permainan saat memenangi satu set [Please, Mas, baru satu set], hingga aksi tweener dan pukulan loop atraktif yang membuat orang-orang berpikir, ‘Ini anak maunya apa, sih?’
Salah satu fragmen lucu yang membuat laga itu menjadi favorit adalah ketika Kyrgios diledek oleh seorang penonton. Awalnya Kyrgios melakukan eror dalam first serve. Ia kesal lantas mengomel ‘Can't buy the first serve!’ dengan suara keras. Penonton tertawa mendengarnya.
Tentu ia mendapat kesempatan second serve. Apes, Kyrgios gagal lagi. Begitu umpire menganulir pukulannya, seorang penonton dengan lantang berseru, ‘Can't buy the second serve!’ dari tribune.
ADVERTISEMENT
Entah penonton yang mana yang berteriak seperti itu. Yang jelas, ledekan tersebut justru membuat Kyrgios tertawa geli. Kalau dia sudah tertawa, berarti penonton pun diizinkan untuk tertawa.
Pada akhirnya, duel tersebut tuntas dengan kemenangan Kyrgios. Tiket babak kedua baru diamankannya usai menyelesaikan set kelima dengan kemenangan.
Memecahkan rekor denda
Jika cerita Kyrgios difilmkan oleh LucasFilm dalam salah satu episode 'Star Wars', kisahnya barangkali akan dibuka dengan narasi demikian.
Ya, begitulah. Ada masanya Kyrgios lebih cepat mencak-mencak daripada mengayun raket.
Kyrgios memang mahir betul membuat orang geleng-geleng kepala. Ia bahkan memecahkan rekor denda ATP di Cincinnati Masters 2019.
Ia dihukum denda 113.000 dolar Australia karena marah-marah kepada umpire, Fergus Murphy. Setelahnya, tiba-tiba Kyrgios meninggalkan lapangan karena ingin ke toilet.
ADVERTISEMENT
Kyrgios ternyata tidak benar-benar ke toilet, tetapi membanting-banting raketnya di koridor stadion karena kesal bukan kepalang.
Amarahnya belum selesai. Di akhir laga ia menolak untuk menyalami ofisial, lalu mengatai Murphy a fucking tool, menunjukkan gestur vulgar, dan meludahinya. Komplet.
Tentu saja Kyrgios tidak menuai denda di turnamen itu saja. Kalau boleh jujur, daftar dendanya jauh lebih panjang daripada daftar gelar juara.
Bagaimana tidak didenda kalau ia memutuskan menyerah di tengah laga Wimbledon 2015 karena bermain buruk?
Siapa berani menyalahkan Drake? Tentu saja Kyrgios
Lagi-lagi panggungnya adalah Wimbledon. Kali ini Kyrgios meninggalkan cerita di Wimbledon 2014, tepatnya di babak ketiga melawan Jiri Vesely.
Kyrgios tidak kalah, kok. Ia menang 3-6 6-3 7-5 6-2. Meski demikian, ada saja yang dikeluhkannya.
Drake. Musiknya Drake. Menurut Kyrgios, inilah penyebab mengapa ia kalah di set pertama.
ADVERTISEMENT
Sebelum berlaga, Kyrgios mendengar salah satu lagu Drake untuk membangkitkan semangat. Alih-alih langsung panas, Kyrgios malah keteteran di set pertama.
"Saya memulai laga dengan datar. Saya harap saya tidak akan lagi mendengar lagu Drake tadi. Lagunya ternyata tidak pas buat saya," kata Kyrgios saat itu.
Drake tak terima. Yang bertanding siapa, yang dikambinghitamkan siapa. Drake menyerang balik dalam wawancara via telepon di sebuah acara malam penganugerahan yang digelar ESPN pada 2014.
"Saya juga ingin bertemu dengan orang yang berkata bahwa ia kalah karena mendengar musik saya. Saya betul-betul ingin bertemu dengannya. Orang ini siapa, sih?" ujar Drake.
"Saya betul-betul ingin menghajar dan mencincangnya. Karena tak sanggup memenangi laga [Kyrgios menang, lho! -red], Nick whatever-his-name-is itu akan selamanya diingat sebagai Nick whatever-his-name-is," tegas Drake.
ADVERTISEMENT
Macam-macam memang si Kyrgios ini. Untungnya, persoalan sudah selesai.
Lewat akun Twitternya, Kyrgios memberikan klarifikasi bahwa pada dasarnya ia menyukai musik Drake. Masalahnya, ia bermain lambat di awal pertandingan. Itu saja.
"Saya menyukai musik Drake. Saya hanya memulai laga itu dengan lambat meski pada akhirnya menang juga. Saya tidak menyalahkan siapa-siapa atas performa itu," tulis Kyrgios.
Tribute untuk Kobe Bryant di Australian Open 2020
Babak keempat Australian Open 2020 adalah pertarungan sulit buat Kyrgios. Kesulitan ini tidak cuma berbicara tentang Nadal yang menjadi lawannya. Kyrgios memasuki lapangan sambil membawa cerita tentang kematian Kobe Bryant.
Ia datang ke lapangan dengan mengenakan jersi Bryant. Itu tidak menjadi pertama kalinya Kyrgios menangisi sang legenda yang meninggal dalam kecelakaan helikopter pada 27 Januari 2020 WIB. Emosinya juga tumpah saat menjalani sesi latihan pagi.
ADVERTISEMENT
Kyrgios menyukai basket, itu bukan rahasia lagi. Dalam beberapa kesempatan, petenis asal Australia ini bahkan menyebut bahwa renjana terbesarnya adalah basket.
Kematian adalah lawan terbesar dalam hidup Kyrgios. Kematian sang nenek disebutnya sebagai alasan mengapa ia sempat menggeluti tenis dengan setengah-setengah.
Sang nenek adalah sebenar-benarnya rumah bagi Kyrgios, terlebih sejak ibunya yang merupakan anggota keluarga Kesultanan Selangor itu bekerja penuh waktu di bidang teknologi.
Di titik itu Kyrgios merasa bahwa tenis bukan hal yang sangat penting dalam hidupnya. Tenis tak lebih dari sekadar permainan yang menuntunya untuk memukul bola melewati net.
Pada akhirnya, tenis memang bukan hal terpenting dalam hidup Kyrgios. Akan tetapi, bukan berarti ia boleh menganggap tenis sebagai perkara main-main.
ADVERTISEMENT
Kemenangan tetap harus dikejar, diri sendiri menjadi lawan yang harus dikalahkan setiap saat.
"Saya tidak mau mendengarmu. Saya tidak mau mendengarmu," kata-kata itu berulang kali diucapkan Kyrgios untuk mengembalikan fokusnya yang mulai hilang di laga melawan Nadal.
Pada akhirnya Kyrgios tetap gagal mempersembahkan kemenangan untuk Bryant. Namun, segala sesuatu yang dibuat Kyrgios sampai di babak keempat Australian Open 2020 membuktikan bahwa ia layak bertarung di level teratas jagat tenis.
Kelaparan selama lockdown COVID-19? Kyrgios siap mengantar makanan
Kyrgios tak selamanya tentang kontorversi dan tingkah laku nyeleneh.
Lewat akun media sosialnya, Kyrgios menawarkan bantuan untuk mengirim makanan selama lockdown Australia. Selama orang tersebut masih ada di jangkauannya, sebisa mungkin ia akan mengantar langsung.
ADVERTISEMENT
"Siapa pun yang kehilangan pekerjaan, tidak mendapat penghasilan, kehabisan makanan, atau sedang ada dalam kesulitan, saya mohon agar Anda tidak tidur dengan perut kosong," tulis Kyrgios dalam akun Instagramnya.
"Jangan takut atau malu untuk memberi tahu saya. Dengan senang hati saya akan membagikan apa pun yang saya miliki, mungkin cuma sekotak mie instan, roti, atau susu. Saya akan mengantarkannya ke depan pintu Anda," lanjutnya.
Ini bukan pertama kalinya Kyrgios mengulurkan tangan. Yang dilakukannya untuk melawan bushfire Australia pada Januari 2020 merupakan contoh lain.
Lewat akun Twitter-nya ia menyampaikan akan menyumbang sejumlah ace yang ia buat di seluruh turnamen yang ia mainkan di sisa musim panas 2020. Kala itu, donasi dimulainya di Australia Terbuka.
ADVERTISEMENT
Setiap ace akan dihargainya senilai 200 dolar Australia. Langkah serupa Kyrgios diikuti oleh sejumlah petenis, mulai dari Alex De Minaur, John Millman, John Peers, hingga Sam Stosur.
Nomor ponsel pribadi Kyrgios beredar luas? Salahkan Tsitsipas!
Stefanos Tsitsipas punya cara sendiri untuk merayakan ulang tahun Kyrgios. Petenis Yunani ini mengunggah fotonya saat berpura-pura menjadi dude with sign yang mengangkat selembar karton bertuliskan nomor ponsel.
Caption-nya cukup menggugah: Lift others up. Kalimat singkat itu seolah-olah menjadi sinyal, 'Ayolah, kita saling bantu. Kalau kalian punya kesulitan selama pandemi ini, silakan hubungi nomor telepon ini.'
Namun, tunggu dulu. Jangan buru-buru terharu. Jika kita menyusuri kolom komentar, kita akan melihat Kyirgios yang berkata: 'Kamu ini benar-benar goblok! Semuanya, tolong berhenti menelepon saya!'
ADVERTISEMENT
Sepertinya nomor itu bukan nomor telepon darurat, Nona dan Bung. Nomor itu adalah nomor Kyrgios. Caption yang tertera di unggahan tersebut adalah status WhatsApp Kyrgios.
Beberapa saat kemudian, ATP mengunggah foto mirip. Bedanya, tulisan yang tertera di karton tersebut bukannya nomor telepon, tetapi tulisan 'Stop Calling Nick' dengan caption 'An apology from Stefanos Tsitsipas.'
Apakah Tsitsipas sudah menghapus unggahan tersebut? Tentu saja belum.
Kyrgios? Ah, dia malah menikmatinya, bahkan mengunggah ucapan selamat dari orang-orang di seluruh dunia untuknya.
====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona . Yuk, bantu donasi atasi dampak corona!