Hendrawan Ungkap Alasan Belum Latih Indonesia Lagi & Janji Akan Kembali

11 November 2022 6:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan atlet bulu tangkis Indonesia, Hendrawan, di Tennis Indoor Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Foto: Jodi Hermawan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mantan atlet bulu tangkis Indonesia, Hendrawan, di Tennis Indoor Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Foto: Jodi Hermawan/kumparan
ADVERTISEMENT
Hendrawan adalah mantan pemain bulu tangkis tunggal putra Indonesia. Saat ini, ia bergabung dengan Federasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) dan menangani sektor tunggal putra.
ADVERTISEMENT
Hendrawan bergabung dengan BAM pada 2009. Ia sempat melatih Lee Chong Wei selama lima tahun hingga sang pemain gantung raket pada 2019, serta pernah menangani Lee Zii Jia.
Lantas, mengapa Hendrawan belum bergabung kembali dengan Pelatnas PP PBSI? Ia mengatakan selalu ada keinginan untuk kembali pulang, namun katanya belum jodoh.
Tunggal putra Indonesia, Hendrawan, saat bertanding di Asian Games ke-14 di Busan, Korea Selatan, pada 13 Oktober 2002. Foto: YOSHIKAZU TSUNO / AFP
"Ya memang keinginan itu memang ada dan tentu pembicaraan itu selalu ada, tapi memutuskan sesuatu tidak semudah itu dalam arti, ya, ini bukan bersikap tidak nasionalis atau apa," tutur Hendrawan kepada awak media di Jakarta, Kamis (10/11).
Lebih lanjut, Hendrawan mengaku sering melakukan pembicaraan dengan PP PBSI. Akan tetapi, ada banyak pertimbangan yang dipikirkan sehingga tak kunjung bergabung.
"Kami sering diskusi, ngobrol, termasuk juga kami bertukar pikiran dengan PP PBSI, apa yang kira-kira bisa saya bantu," kata peraih medali perak Olimpiade Sydney 2000 itu.
Hendrawan, saat melatih tunggal putra Malaysia Lee Chong Wei. Foto: Instagram/@hendrawanbadminton
"Banyak faktor [belum bergabung], ya, ilustrasinya seperti ini menikah bukan saja suka atau tidak suka, tetapi banyak faktor. Ilustrasinya seperti itu.
ADVERTISEMENT
Hendrawan sejatinya pernah bergabung dengan PP PBSI pada 2004 lalu. Kala itu. ia menangani sektor tunggal putri dan kinerjanya pun cukup ciamik.
Ia sukses membawa Maria Kristin Yulianti meraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008. Terakhir kali tunggal putri meraih medali di Olimpiade, yakni 1996 melalui Mia Audina (perak) dan Susy Susanti (perunggu)