IADO Bentuk PRESI, Ciptakan Edukator Anti-Doping di Indonesia

31 Agustus 2024 8:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketum IADO, Gatot S. Dewa Broto, saat jumpa pers IADO dalam pengumuman
pemilihan PRESI (Presenter Edukasi) Anti-Doping, di Jakarta, Jumat (30/8). Foto: Soni Insan Bagus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketum IADO, Gatot S. Dewa Broto, saat jumpa pers IADO dalam pengumuman pemilihan PRESI (Presenter Edukasi) Anti-Doping, di Jakarta, Jumat (30/8). Foto: Soni Insan Bagus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia Anti-Doping Organization (IADO) terus berupaya untuk menjaga atlet-atlet Indonesia dari kasus doping. Kini, mereka membentuk Presenter Edukasi (PRESI) anti-doping.
ADVERTISEMENT
PRESI adalah salah satu program IADO yang bertujuan untuk menciptakan edukator anti-doping berkualitas untuk membantu IADO. Mereka diharapkan bisa membantu IADO melaksanakan program edukasi di tingkat nasional dan internasional.
Setelah dilakukan seleksi, kini ada 16 peserta yang dinyatakan lolos. Ketua Umum IADO, Gatot S. Dewa Broto, berharap PRESI bisa membawa dampak baik bagi olahraga Indonesia.
''Mereka akan membantu IADO pada saat melakukan edukasi ke berbagai tempat. Ini efek dari temuan audit. Pada April 2023, kami ada audit yang dilakukan WADA. Yang diaudit itu semuanya,'' kata Gatot ketika ditemui di Jakarta, Jumat (30/8).
Ketum IADO, Gatot S. Dewa Broto, saat jumpa pers IADO dalam pengumuman pemilihan PRESI (Presenter Edukasi) Anti-Doping, di Jakarta, Jumat (30/8). Foto: Soni Insan Bagus/kumparan
''Mengapa diaudit? Karena Indonesia it sudah dua kali kena sanksi dan waktunya hampir berdekatan, yakni pada 2016 dan 2021. Dan, bahkan hampir juga kena sanksi pada Mei 2022. Akhirnya WADA punya pertimbangan audit dan itu audit total, mulai dari mekanisme, tata kelola, regulasi dan sebagainya,'' lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Gatot S. Dewa Broto juga menjelaskan bahwa faktor geografis Indonesia yang luas membuat perlunya edukator terkait doping di industri olahraga Indonesia.
''Pada saat masalah edukasi, ada temuan bahwa Indonesia itu begitu luas, begitu beragam dan banyak atlet. Akhirnya direkomendasikan harus banyak edukator seperti ini,'' jelas Gatot.
''Memang negara-negara lain belum ada karena tidak seluas Indonesia di Asia Tenggara. Harapannya nanti enggak ada cerita lagi suatu saat ada audit WADA [dan bermasalah].''