Imelda Wigoeno: Ketua Umum Merangkap Ibu para Pemain Jaya Raya

23 Desember 2018 7:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ganda putri Jaya Raya Jakarta, Apriyani Rahayu/Greysia Polii, bersama Ketua Umum, Imelda Wigoeno (tengah), di Kejurnas 2018. (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ganda putri Jaya Raya Jakarta, Apriyani Rahayu/Greysia Polii, bersama Ketua Umum, Imelda Wigoeno (tengah), di Kejurnas 2018. (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bersamaan momen Hari Ibu yang jatuh setiap 22 Desember, ada sosok 'ibu' di Britama Arena, Mahaka Square, Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang sibuk mengayomi puluhan 'anak'--bukan anak kandung, tapi anak didik alias atlet. Dialah Imelda Wigoeno, pebulu tangkis putri kenamaan Indonesia di era 80-an.
ADVERTISEMENT
Menjabat Ketua Umum Jaya Raya Jakarta sekaligus manajer tim, Imelda hadir untuk mengawal 17 atlet Jaya Raya di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) 2018, di antaranya Greysia Polii, Apriyani Rahayu, Della Destiara Haris, Hendra Setiawan, Muhammad Rian Ardianto, Hafiz Faizal, hingga Krishna Adi Nugraha.
Di final yang berlangsung pada Sabtu (22/12/2018), atas arahan Imelda jugalah Jaya Raya membuktikan kekompakan tim dengan mendatangkan atlet-atlet remaja binaan klub yang dibiayai untuk mendukung Rian/Angga Pratama, Sri Fatmawati, Krishna, Greysia/Apriyani, dan Alfian Eko Prasetya/Della Destiara Haris.
Sorakan dan nyanyian klub Jaya Raya pun kerap terdengar dari tribune yang diduduki puluhan suporter dadakan tim itu. Paling heboh, tentu saja di partai pertama kala Angga/Rian bermain. Pada akhirnya, anggota klub itu tak perlu menyaksikan Alfian/Della bermain karena Jaya Raya menyegel kemenangan dengan skor 3-1.
ADVERTISEMENT
Imelda Wigoeno, Ketua Umum PB Jaya Raya Jakarta, di Kejurnas PBSI 2018. (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Imelda Wigoeno, Ketua Umum PB Jaya Raya Jakarta, di Kejurnas PBSI 2018. (Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan)
Klub Ibu Kota ini pun merengkuh gelar beregu keenamnya setelah terakhir kali juara di musim 2014, didahului gelar pada 2012, 2006, 2000, dan 1996. Jelang Upacara Penghormatan Pemenang (UPP), puluhan atlet binaan klub pun diajak turun dari tribune untuk bergabung bersama skuat Jaya Raya di Kejurnas 2018.
Kala masuk ke area pemain yang berada di belakang lapangan, Imelda berjalan paling depan, dengan bangga mengarahkan remaja-remaja itu masuk. Raut bibit-bibit unggul Jaya Raya tersebut begitu semringah, berlanjut jadi sesi swafoto bersama seniornya. Yang paling laris, tentu saja Muhammad Rian Ardianto, peraih perak nomor perorangan ganda putra Asian Games 2018.
Kali ini, Imelda yang kami hampiri. Setiap kata demi kata dari mulut sang 'pemimpin barisan' itu terlontar dengan riang. Siapa yang tak bahagia menjadi juara? Kisahnya pun diawali dengan kepercayaannya kepada kerja keras tim.
ADVERTISEMENT
"Jaya Raya hebat kalau main beregu, artinya kami saling mendukung satu sama lain dan sungguh-sungguh. Artinya meski ada yang sudah di level dunia, masih mau berjuang untuk klub. Itu bagus," ucap Imelda yang akrab disapa Cik Im ini.
Saat ditanya kelebihannya sebagai sosok pemimpin wanita, Cik Im mengaku punya keuntungan untuk lebih memahami karakter pemain putri yang notabene lebih kompleks. "Sebetulnya yang saya lihat, kalau pimpinan, atau pelatihnya itu wanita. Apalagi, menangani atlet putri jadi lebih enak karena masalah putri itu banyak sekali,".
"Ada menstruasi setiap bulan, saat itu mood sangat tidak bagus. Sering emosi, saat berbicara mudah tersinggung. Jadi, setiap kali, saya berpesan ke mereka (atlet putri) untuk hati-hati, apalagi sebelum pertandingan. Memang perlu unsur wanita di klub," tegas Cik Im.
ADVERTISEMENT
Menjadi sosok ibu pengganti kala para atlet berjuang meraih mimpi di klub, dia pun getol memberikan nasihat baik soal teknik permainan maupun nasihat soal bagaimana menjalani kehidupan. Tapi yang paling sering ia soroti adalah masalah kedisiplinan.
"Saya paling rewel soal disiplin. Baik itu disiplin latihan, makan, dan istirahat. Kami beri contohnya saja, harusnya yang baik itu seperti apa. Ke depan juga bakal ada program inspirasi dari orang-orang top yang berhasil. Bentuknya film-film. Nanti juga undang motivator ke klub, jangan yang itu-itu saja tapi," katanya.
Usai Jaya Raya menjadi juara nomor beregu campuran dewasa Kejurnas PBSI 2018, Imelda dipastikan makin semringah. Klub yang telah bersamanya sejak masih aktif sebagai atlet itu setidaknya bisa meningkatkan popularitasnya di kalangan ibu-ibu lain yang berminat memasukkan buah hatinya ke klub cabor tepak bulu angsa.
ADVERTISEMENT
"Beberapa tahun ke belakang, persaingan antarklub memang tentang perekrutan (pemain). Jaya Raya, jujur, tidak sekuat dulu karena kalah perekrutan. Dengan kemenangan anak-anak ini (di Kejurnas 2018), orang tua dan atlet di luar lihat bahwa Jaya Raya masih oke. Di daerah juga akan lihat Jaya Raya secara positif," ujar Cik Im.
Untuk mewakili komentar terkait sosok Imelda Wigoeno, ada Greysia Polii, ujung tombak skuat putri Jaya Raya, yang bicara. Menurut pemain ganda putri kawakan ini, Cik Im adalah sosok yang dikenal para atlet sejak kecil.
"Beliau tahu dan membina sejak kami bukan siapa-siapa. Jaya Raya yang melihat talenta kami. Meski ada talenta, jika tidak ada pembinaan yang benar, tidak akan jadi siapa-siapa (pemain hebat)," kata Greysia kepada kumparanSPORT.
ADVERTISEMENT
"Memang sudah garisnya, Imelda juga dulu pemain di Jaya Raya. Kami dulu juga waktu kecil masih melihat dia bermain. Dia kasih tahu cara main, sekarang dia kasih masukan. Jadi motivasi berkelanjutan dan selalu beri apresiasi, terutama dari Cik Im dan Pak Ci (Ciputra, -red)," ujar juara Thailand Terbuka 2018 ini.
Selain melahirkan sosok legendaris Imelda Wigoeno yang kini membina klub, Jaya Raya sendiri telah melahirkan deretan pebulutangkis andal Tanah Air-- di antaranya Rudi Hartono, Susy Susanti, Markis Kido, dan Hendra Setiawan. Nama terakhir juga masih aktif menyandang status kapten skuat putra Jaya Raya.