Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
Ganda putra Indonesia, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf Santoso, mesti mengakui keunggulan pasangan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, di babak pertama Indonesia Masters 2020 , Rabu (15/1/2020).
ADVERTISEMENT
Wahyu/Ade kalah dalam dua gim langsung dengan skor 17-21 dan 20-22. Ya, skornya memang tak berbeda jauh. Namun, Wahyu/Ade paham bahwa kekalahan adalah kekalahan. Tak ada dalih yang bisa digunakan untuk menampiknya.
“Ya, salah sendirilah kami tadi. Gim pertama, gim kedua juga terburu-buru di poin-poin kritis,” ucap Wahyu.
Di satu sisi, tak bisa dimungkiri bahwa Wahyu/Ade bisa membenahi permainan mereka. Wahyu/Ade bahkan berhasil menyamakan kedudukan setelah sempat tertinggal 15-19 di gim kedua.
Chia/Yik lantas berhasil mendapatkan poin ke-20, Wahyu/Ade memaksa deuce. Sayangnya, dua kesalahan berturut-turut dibuat oleh pasangan Indonesia itu sehingga Chia/Yik berhasil mengunci kemenangan.
“Gim kedua, kami kejar satu-satu biar bisa sama. Akan tetapi, ya, bola mati sendirilah tadi," jelas Wahyu.
Kekalahan ini memperpanjang rekor buruk Wahyu/Ade di laga melawan Chia/Yik. Keduanya telah bertemu tiga kali dan tak satu pun yang dimenangi Wahyu/Ade. Sebelum Indonesia Masters 2020 , Wahyu/Ade kalah dari Chia/Yik di semifinal SEA Games 2019 dalam tiga gim.
ADVERTISEMENT
Wahyu/Ade pun mengakui bahwa Chia/Yik adalah lawan yang sulit. Keunggulan peraih medali emas SEA Games 2019 itu, menurut Wahyu/Ade , adalah keuletan mereka sebagai pasangan.
“Ya, mereka perubahan, sih, enggak ada. Namun, mereka memang ulet mainnya. Mereka juga suka beradu pukulan. Dari situ mereka dapat banyak poin,” pungkas Wahyu.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara diresmikan Senin (24/2). Danantara dibentuk sebagai superholding BUMN dengan tujuan mengoptimalkan kekayaan negara melalui investasi strategis. Aset yang dikelola Rp 14.659 triliun.