Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Kamis, 18 Juli 2019, akan menjadi salah satu hari paling penting dalam bagi Nadya Melati dan Tiara Rosalia Nuraidah. Babak kedua Indonesia Open 2019 mempertemukan mereka dengan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara di Court 3 Istora GBK.
ADVERTISEMENT
Lawan yang mereka hadapi berstatus sebagai ganda putri terbaik dunia. Tapi, jika lawan yang perkasa itu bisa disambut dengan kegembiraan, buat apa bertanding dengan takut-takut? Dan agaknya, Nadya/Tiara setuju dengan pemikiran itu meski laga tuntas dengan kemenangan 21-12 21-17 untuk Matsumoto/Nagahara.
Tertinggal 5-9, Nadya/Tiara mengejar. Dua kesalahan beruntun lawan ditambah satu smash yang tidak mampu digapai Matsumoto/Nagahara memangkas jarak.
Matsumoto/Nagahara cenderung membangun serangan dalam tiga atau empat pukulan sebelum menutupnya dengan smash jauh yang mengarah ke sudut sulit. Salah satunya ketika hendak mengubah kedudukan menjadi 13-9.
Nagahara membidik tepat di ujung garis tepi area kiri bidang permainan Nadya/Tiara. Barangkali yang ada di pikirannya, pembacaan penempatan shuttlecock Nadya/Tiara belum matang benar. Begitu pula ketika mereka hendak mengamankan keunggulan 15-10.
ADVERTISEMENT
Gim pertama tuntas dengan kemenangan 21-12 untuk Matsumoto/Nagahara. Sementara, awal gim kedua masih diwarnai dengan keunggulan Matsumoto/Nagahara.
Momen komikal muncul di awal gim kedua. Ketika itu, Nadya/Tiara terlibat duel reli depan net. Nah, Matsumoto mengirimkan shuttlecock yang seharusnya bisa diangkat Nadya.
Sayangnya, terjadi miskomunikasi di depan net. Nadya sepertinya mengira Tiara yang akan menyambut shuttlecock tersebut karena mengambil ancang-ancang ke depan net.
Padahal, bisa jadi Tiara hendak mengover Nadya, jaga-jaga kalau lawan memberi pukulan menyilang dari jarak dekat. "Ambil!" seperti itu ucapan Tiara kepada Nadya. Sayangnya, respons Nadya terlambat sehingga shuttlecock tidak berhasil diangkat.
Tertinggal 2-6, Nadya/Tiara meladeni permainan reli pukulan jauh lawan. Dalam momen ini, Tiara mengambil alih serangan dengan melesakkan rentetan jumping smash yang menyasar Matsumoto. Keputusannya jitu. Pertahanan lawan lama kelamaan roboh sehingga berbuah poin yang mengubah skor menjadi 3-6.
ADVERTISEMENT
Status ganda putri campuran terbaik dunia tidak membuat Matsumoto/Nagahara kalis dari kesalahan. Ketika memimpin 9-6, mereka membenturkan shuttlecock ke net dalam pengembalian servis yang berbuah angka bagi Nadya/Tiara.
Menyenangkan betul menyaksikan Nadya/Tiara bertanding. Secara kualitas dan pengalaman mungkin mereka masih di bawah Matsumoto/Nagahara. Tapi, segala hal yang mereka kerjakan di atas Court 3 seperti mempersetankan predikat harum semerbak yang dipanggul Matsumoto/Nagahara.
Misalnya, ketika Nadya/Tiara tertinggal 8-9. Reli panjang akhirnya muncul lagi. Tiara dan Nadya bertukar peran. Nadya menyisir area belakang, sementara Tiara bersiaga di depan net.
Matsumoto/Nagahara seperti berusaha menguras tenaga lawan dengan bermain reli pukulan jauh. Tantangan ini diterima Nadya/Tiara. Dengan cekatan, Nadya mengembalikan pukulan-pukulan tersebut. Bukan pukulan cepat, tapi variasi pukulan tanggung.
ADVERTISEMENT
Daya jelajah Nadya dan Tiara juga patut diacungi jempol. Mereka tidak grusa-grusu, tapi berhasil menutup area belakang hingga depan dengan sempurna. Klimaksnya adalah saat Nadya merangsek ke depan net dan memberikan pukulan pendek kepada lawan.
Nagahara berusaha mengacaukan ritme Nadya/Tiara dengan memberikan pukulan depan net ke arah kanan lapangan lawan. Manuver itu menyerang balik karena shuttlecock malah jatuh ke luar lapangan setelah membentur ujung net.
Yang terlihat setelahnya adalah perayaan girang Nadya yang berlari mengelilingi lapangannya sendiri. Gelagat yang mengingatkan sebagian kita akan perayaan kocak Nick Kyrgios ketika menang dalam satu set di laga babak pertama Wimbledon 2019.
Seisi Istora GBK tambah semarak karena Nadya/Tiara berhasil unggul 13-11 atas Matsumoto/Nagahara. Eror-eror kecil ibarat rayap yang merusak permainan ganda putri Jepang itu.
ADVERTISEMENT
Tapi, status peringkat satu dunia itu juga tidak didapat dengan ongkang-ongkang kaki. Di dalamnya ada kegigihan untuk berkali-kali bangkit usai dihajar kekalahan. Upaya itu muncul di laga ini. Dengan bersegera, Matsumoto/Nagahara merapikan permainannya dan melepaskan serangan-serangan yang membuat mereka berbalik unggul 15-14.
Ketika tertinggal 14-17, pukulan tanggung Nadya kembali 'berulah'. Kali ini, sasarannya adalah Nagahara. Nadya tidak bermain dalam mode ofensif. Ia melepaskan pukulan defensif ke area kanan yang dijaga Nagahara.
Bila dilihat-lihat, shuttlecock itu masih ada dalam jangkauan Nagahara. Namun, responsnya yang telat membuat Nadya/Tiara diganjar satu poin tambahan.
Hasil akhirnya memang tertebak. Matsumoto/Nagahara melaju ke perempat final berbekal kemenangan 21-12 21-17. Tapi lewat laga ini, rasanya orang-orang dipaksa untuk merumuskan kembali apa artinya bertanding melawan Goliat.
ADVERTISEMENT