Indonesia Raih 2 Perak & 1 Perunggu di Kejuaraan Dunia Junior BWF

kumparanSPORT

31 Oktober 2022 5:58 WIB

waktu baca 2 menit

Ester Nurumi Tri Wardoyo di Kejuaraan Duna Junior BWF 2022. Foto: PBSI

Kejuaraan Dunia Junior BWF 2022 telah usai dihelat pada Senin (31/10) dini hari WIB. Wakil-wakil Indonesia membawa pulang dua perak dan satu perunggu.

Perunggu datang dari sektor tunggal putri. Ester Nurumi Tri Wardoyo gugur di semifinal usai kalah tiga gim dari wakil China, An Qi Yuan, dengan skor 21-17, 15-21, dan 11-21.

Sementara itu sektor ganda putra dan ganda putri berhasil menembus partai final. Ganda putra diwakili oleh Putra Erwiansyah/Patra Harapan, sedangkan ganda putri ada Rachel Rose/Meilsya Trias.

Rachel Rose/Meilsya Trias di Kejuaraan Dunia Junior BWF 2022. Foto: PBSI

Kedua pasangan tersebut kalah di final. Rachel/Trias takluk dua gim langsung dari ganda putri China, Liu Sheng Shu/Wang Ting Ge, dengan skor 14-21 dan 16-21.

Meski menelan kekalahan, Trias enggan larut dalam kesedihan. Ia ingin menjadikan hasil tersebut sebagai motivasi untuk terus maju di masa depan.

"Kami kecewa belum bisa menyumbangkan medali emas, tapi tidak ada alasan untuk sedih yang berlarut-larut karena ini baru a wal," tutur Trias dalam keterangan resmi.

"Setelah ini kami akan naik ke senior, tantangan pasti semakin sulit, jadi kami jadikan ini pengalaman berharga untuk karier kami," sambungnya.

Putra Erwiansyah/Patra Harapan di Kejuaraan Dunia Junior BWF 2022. Foto: PBSI

Sementara itu, Putra/Patra kalah dramatis. Keduanya harus mengakui keunggulan ganda putra China, Hua Yu Xu/Yi Jun Zhu, lewat duel tiga gim dengan skor 18-21, 21-14, dan 20-22.

Patra mengungkapkan faktor kekalahan dirinya dan Putra adalah pengambilan keputusan yang terburu-buru. Alhasil, permainan keduanya pun tak konsisten.

"Di gim pertama kami kecolongan. Ada momen di akhir-akhir ketika kami salah membuang shuttlecock lalu mereka mendapat poin, dari situ percaya diri mereka naik, sementara kami tertekan," ujar Patra.

"Di gim ketiga kami kurang sabar dan tenang, mainnya terburu-buru dan banyak kesalahan sendiri padahal poin sudah memimpin. Ketika dikejar dan jadi ketat, kami jadi gugup dan tegang," sambungnya.