Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Ini Dua Hukuman Maha Berat untuk Lifter China Jika Positif Doping
28 Juli 2021 9:57 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pada laga nomor 49 kg putri yang berlangsung Sabtu (24/7) lalu, Zhihui meraih emas setelah mencatatkan total angkatan 201 kg dari snatch (94 kg) dan clean and jerk (116 kg), dengan total angkatan 210 kg. Tak hanya itu, ia juga memecahkan dua rekor Olimpiade sekaligus untuk angkatan snatch dan clean and jerk tersebut.
Sementara, Saikhom Mirabai Chanu asal India mendapatkan perak dengan total angkatan 202 kg. Sementara, wakil Indonesia, Windy Cantika Aisah, berhak atas perunggu usai menorehkan total angkatan 194 kg.
Sejumlah media India seperti New Indian Express, India Today, dan Sportskeeda melaporkan Zhihui menjadi salah satu dari 5.000 atlet di Olimpiade 2020 yang diuji doping oleh Badan Pengujian Internasional (ITA).
"Dia (Zhihui) telah diminta untuk tinggal di Tokyo dan tes akan dilakukan," tulis laporan dari New Indian Express.
ADVERTISEMENT
Media-media tersebut mengeklaim Zhihui positif menggunakan doping dalam uji sampel pertama. Meski begitu, hasil uji sampel tersebut belum dipublikasikan hingga saat ini. Setelah uji sampel pertama, kemudian akan dilakukan uji sampel kedua.
Lantas, apa sanksi yang akan didapatkan Zhihui jika positif menggunakan doping?
Diwartakan Sportkeeda, setidaknya ada dua sanksi maha berat yang kini membayangi Zhihui. Pertama, medali emas Zhihui di Olimpiade 2020 akan secara resmi dicabut.
Dengan demikian, lifter India Saikhom Mirabai Chanu yang sebelumnya meraih perak, berhak mendapatkan emas. Begitu pula dengan Windy Cantika Aisah asal Indonesia yang sebelumnya mendapatkan perunggu akan diganjar dengan perak.
Kedua, masih dari sumber serupa, Zhihui akan dilarang tampil di Olimpiade 2024. Hal itu merujuk kepada pernyataan Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang melarang setiap lifter yang kedapatan positif menggunakan doping untuk bisa tampil pada Olimpiade 2024 di Paris, Prancis.
Dilaporkan, angkat besi merupakan cabor dengan tingkat doping positif tertinggi. Alhasil, Federasi Angkat Besi Internasional (IWF) telah meminimalisir atlet yang menggunakan doping.
ADVERTISEMENT
Untuk menghindari masalah doping di Olimpiade 2020, IWF sebelumnya juga telah mewajibkan semua calon atlet angkat besi agar melakukan uji doping untuk bisa berlaga.
Atlet juga diuji oleh badan doping internasional (WADA) di Olimpiade. Selain pemenang medali, WADA juga akan mengumpulkan sampel obat bius secara acak.