Isaiah Thomas: Stereotip dan Lelucon di Bulan April

2 April 2017 18:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Isaiah Thomas Guard Boston Celtic. (Foto: Derick E. Hingle-USA TODAY Sports Via Reuters)
Dalam diri seorang Isaiah Thomas, bermain di liga basket tertinggi Amerika Serikat merupakan sebuah berkah sekaligus bumerang atas celaan yang harus bisa dia kembalikan.
ADVERTISEMENT
Begitu pun bagi saya ketika hendak menuliskan kisah ini. Menulis tentang Isaiah Thomas bagaikan melempar kenangan ke masa lalu saat masih berdansa dengan bola di lapangan.
Saya percaya bahwa bermain di level tertinggi tidak melulu soal teknik dan skill yang mumpuni. Dan saya tegaskan, tak hanya mumpuni tapi juga konsisten. Ada hal lain yang bisa jadi tak terlihat oleh kasat mata, dapat menentukan kesuksesan seorang pemain.
Perkara Thomas, dia mungkin tidak memiliki apa yang kebanyakan pemain NBA lainnya miliki, yaitu keunggulan tinggi badan. Jelas saja, tinggi dia hanya 175 cm, jauh berbeda dengan pemain-pemian lain dan rasanya tak perlulah kita membandingkannya dengan para big man yang jelas-jelas tinggi menjulang.
Thomas pernah mencurahkan segala keresahannya dalam sebuah video di The Players' Tribune. Di sana dia mengatakan bahwa semua masalah yang dihadapinya selama ini adalah soal dia terlalu kecil dan tidak mendapat kepercayaan dari orang-orang.
ADVERTISEMENT
"Saya bagus, tapi tidak terlalu bagus," katanya menggulang persepsi orang-orang selama ini.
Dengan berada dalam anggapan negatif terhadap orang kecil, mungkin orang akan menyerah begitu saja. Namun, sekali lagi ia membalikkan segala persepsi itu dengan terus bermain basket. Dia percaya dirinya mampu merobohkan tembok-tembok keraguan yang selama ini membatasinya.
Thomas pun berujar dalam video tersebut, bahwa ia tak perlu menjadi stereotip untuk bisa bermain di NBA. "Kamu bisa mematahkan semua rintangan dengan percaya kepada diri sendiri dan pijakan kakimu, hadapi semua yang terjadi," ujarnya yakin.
Isaiah Thomas guard Boston Celtics. (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
Menyoal karier Thomas di NBA, perlu diketahui dirinya merupakan pilihan ke 60 pada NBA Draft tahun 2011. Urutan yang menjadikan dia sebagai pemain paling akhir yang masuk sebagai pillihan tim-tim NBA. Sacramento Kings menjadi labuhan pertama Thomas memijakkan kaki di lantai megah NBA. Sekaligus mengawali mimpi yang ia tanamkan pada hatinya yang besar.
ADVERTISEMENT
Dibuang ke Phoenix Suns dan akhirnya ditampung oleh Boston Celtics, menjadi titik dimana Thomas mampu tumbuh menjadi fenomena baru NBA saat ini.
Bermain pertama kali di markas besar Celtics di TD Garden, Boston, Amerika Serikat, tentunya sebuah kemegahan yang luar biasa. Meski mengawali cerita dari bangku cadangan, seorang Thomas telah mendapatkan tempat khusus di hati para penggemar Celtics. Tepuk tangan meriah sebagi bentuk penyemangat untuk orang kecil itu, tapi dengan hati yang lebih besar dari siapa pun.
Di musim pertamanya itu, ia rata-rata mencetak 19 poin dan 5,4 asis. Hebatnya ia bermain dari bangku cadangan dari total 21 laga pertamanya di Celtics. Apa yang diraihnya kemudian mengantarkan pemain bernomor punggung 4 ini menjadi pilihan utama di musim-musim selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Lelucon Bulan April
Terpilihnya seorang Isaiah Thomas di Draft NBA tidak melulu berbuah pujian, sebagian orang beranggapan jika itu semua hanya lelucon bodoh di bulan April (April Mop). Setidaknya itulah yang terjadi pada Thomas saat dia mengumumkan bahwa dirinya terpilih sebagai pemain di Draft NBA.
Di bulan April ini, dirinya mengunggah sebuah Instagram story yang menceritakan bagaimana respons orang-orang saat dia mengatakan akan bermain di NBA enam tahun lalu. Ia seolah ingin mengingat kembali pahit getir perjuangannya untuk membuat orang lain mengakuinya.
Kini semua lelucon yang pernah di sematkan padanya, membawa kaki seorang Isaiah Thomas berdiri kokoh di panggung NBA. Bersaing untuk mewujudkan impian ditengah gempuran fisik dan cemoohan. Satu hal yang kemudian membuat saya tersenyum diakhir video pengakuan Isaiah Thomas adalah dia mengatakan, ia akan terus percaya bahwa semuanya memungkinkan dan akan terus bangun setiap hari dengan sebuah senyuman di wajahnya.
ADVERTISEMENT