Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Vanessa Bryant hancur. Butuh waktu berhari-hari baginya untuk bisa bersuara menyoal kematian sang suami, Kobe Bryant .
ADVERTISEMENT
Bryant meninggal dunia akibat kecelakaan helikopter pada Senin (27/1/2020) dini hari WIB. Yang membuat Vanessa tambah hancur, ia tidak cuma kehilangan Bryant.
Putri keduanya dan Bryant, Gianna Maria-Onore (Gigi), juga turut menjadi korban dalam kecelakaan tersebut—bersama tujuh orang lainnya. Ironisnya, Bryant memutuskan perjalanan dengan helikopter itu untuk mengantar Gigi bertanding basket.
Tiga hari setelah Bryant dan Gigi tiada, Vanessa buka suara. Lewat Instagram pribadinya, perempuan berusia 37 tahun itu menyatakan bahwa ia dan tiga putri Bryant lainnya—Natalia, Bianka, dan Capri—begitu terpukul. Namun, Vanessa yakin bahwa Bryant dan Gigi tak akan pernah pergi dari mereka.
“Aku tak yakin bagaimana hidup kami ke depannya, dan aku tak bisa membayangkan hidup tanpa Kobe (Bryant) dan Gigi. Namun, kami akan terus hidup karena Kobe, dan putri tercinta kami, Gigi, akan menyinari langkah kami,” tulis Vanessa.
ADVERTISEMENT
“Cinta kami untuk mereka tak akan berakhir dan tak bisa dihitung. Aku hanya bisa berharap bisa memeluk mereka, mencium mereka, dan menyayangi mereka. Aku ingin mereka bersama kami selamanya,” lanjut Vanessa.
Keyakinan Vanessa adalah sesuatu yang bisa dibilang luar biasa. Namun, buat Vanessa, keyakinan adalah sesuatu yang selalu mendasari hubungannya dengan Bryant.
Bryant dan Vanessa mulai berhubungan pada 1999. Kala itu, Bryant sudah menjadi bintang muda NBA bersama Los Angeles Lakers , sedangkan Vanessa masih berada di bangku SMA. Bryant, lewat sebuah unggahan di Instagram pribadinya, menyatakan bahwa ia bertukar nomor telepon dengan Vanessa saat usianya 20 tahun, dan calon istrinya itu 17 tahun.
Nah, mereka akhirnya menikah pada April 2001. Namun, sebelum itu, rasa yakin di antara Bryant dan Vanessa sudah mekar. Buktinya, Bryant dan Vanessa tak membuat perjanjian pra-nikah. Menurut ayah angkat Vanessa, Stephen Laine, Bryant begitu mencintai Vanessa sampai-sampai ia tak butuh perjanjian seperti itu.
ADVERTISEMENT
Belum sampai di situ. Keluarga Bryant tak hadir pada pernikahan mereka. Usut punya usut, orang tua Bryant tak suka anak mereka menikah terlalu muda. Namun, ayah Bryant, Joe Bryant—yang juga seorang pemain basket —menyatakan bahwa ia menghargai keputusan anaknya.
Pernikahan mereka benar-benar diuji ketika Bryant tersandung skandal pemerkosaan pada 2003 silam. Kala itu, Bryant dituduh memperkosa seorang pegawai hotel yang masih berusia 13 tahun.
Bryant mengakui bahwa ia melakukan hubungan seksual dengan sang pegawai, tetapi dengan adanya kesepakatan. Kasus ini tak berlanjut setelah sang pegawai memutuskan untuk tak menuntut Bryant.
Terlepas dari itu, Vanessa jelas sakit hati. Namun, ia menyatakan bahwa keyakinannya terhadap Bryant tak luntur. Sementara, Bryant mengakui kesalahannya sembari memegang tangan Vanessa erat-erat.
ADVERTISEMENT
“Aku duduk di depan kalian semua dengan perasaan marah terhadap diri sendiri, malu karena sudah melakukan hal tercela itu. Namun, aku mencintai istriku dengan sepenuh hati. Ia adalah tulang punggungku,” ucap Bryant saat itu.
Masih banyak aral yang melintang di depan Bryant dan Vanessa. Mereka pernah digosipkan bercerai. Selain itu, Vanessa juga sempat keguguran tak berapa lama setelah skandal pemerkosaan itu berlangsung.
Namun, keyakinan dan kepercayaan itu tetap ada. Di balik kesuksesan Kobe Bryant sebagai pebasket, pebisnis, ayah, dan manusia, ada Vanessa di sampingnya. Akhirnya, hanya waktu yang memisahkan mereka.