Italia Gagal ke Piala Dunia, Presiden FIGC Mundur

20 November 2017 23:23 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Presiden FIGC, Carlo Tavecchio. (Foto: AFP/Alberto Pizzoli)
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Presiden FIGC, Carlo Tavecchio. (Foto: AFP/Alberto Pizzoli)
ADVERTISEMENT
Tak sampai sepekan setelah memecat Gian Piero Ventura dari kursi pelatih Tim Nasional Italia, kini Carlo Tavecchio, Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), menyatakan mundur dari jabatannya.
ADVERTISEMENT
Keputusan ini disampaikan Tavecchio sendiri dalam sebuah konferensi pers yang digelar di Roma, Senin (20/11/2017) waktu setempat, usai pertemuan luar biasa dengan segenap pejabat FIGC.
Sebelumnya, Tavecchio sudah menolak untuk mundur dari jabatannya. Akan tetapi, tekanan yang dia terima terus menguat setiap harinya. Salah satu pihak yang paling keras memberi tekanan adalah Presiden Lega Pro, Gabriele Gravina.
"Bahkan jika dia bukan orang yang paling bertanggung jawab, sepak bola Italia tetap memerlukan perubahan," tutur Gravina seperti dilansir Football-Italia.
Selain tekanan hebat dari Gravina, Tavecchio sebelumnya juga telah kehilangan dukungan dari Lega Serie C dan Asosiasi Pemain yang dipimpin Dammiano Tommasi. Tak cuma itu, pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, juga mengancam bakal keluar dari Asosiasi Pelatih apabila Tavecchio tidak mundur.
ADVERTISEMENT
Dalam konferensi pers itu, Tavecchio mengatakan bahwa dirinya memutuskan untuk mundur pada pukul 11.45 atau 15 menit sebelum pertemuan luar biasa dengan para pejabat FIGC itu dilangsungkan. Ini dilakukannya karena dia merasa jadi kambing hitam atas kegagalan Italia.
"Saya sudah menyampaikan surat pengunduran diri saya, dan hal itu hanyalah langkah politis semata. Saya sudah meminta dewan penasihat untuk melakukan hal yang sama, tetapi mereka menolak. Jadi, di sini saya sendiri," buka Tavecchio.
"Dalam pertemuan Rabu pekan lalu, saya merasa ada sesuatu yang telah berubah, tetapi setelah pertemuan hari ini, saya merasa tak lagi mendapat dukungan meski saya punya pengalaman selama 18 tahun. Dari situ, saya tak lagi ragu," sambungnya.
Di sini, Tavecchio kemudian membela diri. Menurutnya, apa yang sekarang dia alami itu tidak adil.
ADVERTISEMENT
Ventura pada laga melawan Swedia. (Foto: Jonathan Nackstrand/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Ventura pada laga melawan Swedia. (Foto: Jonathan Nackstrand/AFP)
"Carlo Tavecchio membayar dosa-dosa (Gian Piero) Ventura. Kami gagal di Kualifikasi Piala Dunia dan Carlo Tavecchio adalah orang yang paling nelangsa di sini. Bukan sebagai presiden, tetapi sebagai pribadi," ucapnya.
"Kalau bola dari Matteo Darmian itu masuk gawang, apakah Carlo Tavecchio bakal menjadi pahlawan? Tentu tidak. Tetapi, hal-hal politis ini harus berhenti di sini dan reformasi tidak bisa dijalankan di atas lapangan."
Tak cuma itu, Tavecchio yang dulu pernah menjabat sebagai Presiden Liga Amatir Italia itu juga mengingatkan publik bahwa dia juga punya banyak jasa untuk persepakbolaan Italia.
"Ada sebuah aturan yang mengatakan bahwa apa yang tertulis bakal abadi dan apa yang terucap bakal hilang diterpa angin," katanya. "Kami telah memperkenalkan norma-norma untuk kesinambungan persepakbolaan Italia, kami juga telah mengembangkan sepak bola perempuan, dan kami juga memiliki neraca keuangan yang bakal membuat perusahaan-perusahaan iri."
ADVERTISEMENT
"Kami kembali bisa menempatkan empat wakil di Liga Champions, kami juga telah banyak berinvestasi, dan kami juga telah melakukan restrukturisasi di Coverciano."
Centro Tecnico Coverciano. (Foto: FIGC)
zoom-in-whitePerbesar
Centro Tecnico Coverciano. (Foto: FIGC)
"Kami memperkenalkan Video Assistant Referee. Saya adalah satu-satunya orang di Eropa yang menyurati (mantan Presiden FIFA Sepp) Blatter dan meminta teknologi itu," sambung Tavecchio.
Lalu, yang agak mengejutkan, Tavecchio juga buka suara soal siapa yang sebenarnya menunjuk Gian Piero Ventura sebagai commisario tecnico.
"Kemarin, Presiden CONI (Komite Olimpiade Italia) mengatakan bahwa (Marcello) Lippi yang memilih CT. Saya sebelumnya selalu bilang bahwa Tavecchio yang memilih CT, tetapi sekarang kalian tahu kalau bukan saya yang memilihnya," papar pria kelahiran Ponte Lambro ini.
Adapun, dengan mundurnya Tavecchio, menurut statuta FIGC, pemilihan presiden baru bakal dihelat dalam 30 hari ke depan. Tavecchio sendiri telah menyatakan bahwa dirinya bakal tetap menjalankan tugas sebagai presiden. Walau begitu, Presiden CONI, Giuseppe Malago, mengatakan bahwa pihaknyalah yang akan memimpin FIGC untuk sementara.
ADVERTISEMENT
"Bagi saya, itulah solusi satu-satunya," tegas Malago.